Bu Hesti yth, saya teruskan berita harian Kompas yang di-posting oleh seorang pegiat RantauNet di bawah ini untuk mendapat perhatian Ibu. Nurani saya sangat tersinggung membaca seorang pejabat Depnakertrans yang menempeleng seorang pramugari. Sangat tidak beradab. Mohon Ibu tugaskan staf pemantauan Komnas HAM untuk menghubungi pramugari yang menjadi korban kekerasan tersebut, dan menyampaikan protes keras kepada Menteri Nakertrans agar pejabat yang bersangkutan dipecat dari jabatannya.
Wassalam, Saafroedin Bahar (L, masuk 72 th, Jakarta) Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED] --- On Fri, 8/29/08, [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> wrote: From: [EMAIL PROTECTED] <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] [Urangawak] Ondeh Mandeh, Pramugari nan Cantik Ditampar... To: [EMAIL PROTECTED], RantauNet@googlegroups.com, [EMAIL PROTECTED], [EMAIL PROTECTED] Date: Friday, August 29, 2008, 11:17 PM Bullshit, ini soal kriminal man, kekerasan, ..negara harus menuntutnya, menampar seseorang main hakim sendiri adalah kriminal, apalagi sang pramugari berbaju dinas lagi, kemana dignity Lion Air, Indonesia kita terlalu toleran dgn Bp2 yg berkuasa,..dimana "rule of law..and enforcement: nya. Kalau disinyalir pelayanan LION Air tidak berkenan, tuntut LION Air, minta ganti rugi, dll,..kita ada Lembaga Konsumen, bisa disebarkanke mana2.Kalau KTP siap baru 20 hari, apa boleh menmpar pak Camat, ??kacau baliau lah awak ko. Antalah sanak, makin lamo awak makin set back, mari kita bombardir Dept.Tenaga kerja dgn email ini. Mari kita cari alamat emailnya. Protes kita menutut perobahan sikap yg berkuasa,/memagang kekuasaan terhadap rakyat jelata. Wass. Muzirman ========================== From: Wady Afriadi <[EMAIL PROTECTED]> To: [EMAIL PROTECTED] Sent: Thursday, August 28, 2008 9:49:01 PM Subject: [Urangawak] Ondeh Mandeh, Pramugari nan Cantik Ditampar... Diduga Stres, Pejabat Tampar Pramugari Lion Air KOMPAS, Selasa, 26 Agustus 2008 | 22:16 WIB BATAM, TRIBUN - Mungkin ini kasus pertama dalam sejarah penerbangan Indonesia. Seorang pejabat Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi tiba-tiba menampar pramugari pesawat Lion Air, sesaat setelah mendarat di Bandara Hang Nadim Batam, Selasa (26/8). Aksi itu membuat heboh di Terminal Kedatangan karena terlihat gaduh ketika puluhan orang dari rombongan Departemen Tenaga Kerja Pusat, harus beradu mulut dengan petugas kabin maskapai Lion Air. Pemicunya adalah satu orang dari rombongan telah berlaku kasar terhadap Aski (23), pramugari Lion Air yang mendarat pukul 13.30 WIB dari Jakarta. Kapolsek Bandara Hang Nadim, AKP Firdaus, membenarkan adanya perbuatan tidak menyenangkan yang diadukan pramugari Lion Air bernama Aski. Korban mengaku pipi bagian kiri ditampar seorang penumpang. Hanya saja, kasus ini tidak secara resmi dilaporkan ke Polsek, karena berselang 15 menit pramugari harus bertugas lagi untuk penerbangan berikutnya. "Pelaku tidak kita amankan, dan melalui kesepakatan dan jaminan ketua rombongan, pelaku dilepaskan karena insiden ini ditargetkan sebagai pembelajaran saja. Karena tidak ada laporan resmi, kita tidak proses secara hukum. Lain ceritanya, kalau korban secara resmi melaporkan kalau dirinya telah dipukul oleh seorang penumpang. Selain itu, diduga pelaku dari rombongan pejabat Departemen Tenaga Kerja ini agak stres," ujar AKP Firdaus, Selasa (26/8) di Bandara Hang Nadim. Dijelaskan Firdaus, kronologi kejadian diperkirakan berawal dari rasa kesal pelaku dan rombongan lain, akibat keterlambatan hampir 2 jam dari jadwal sebenarnya. Ujung-ujungnya, selama penerbangan, pelaku bersikap seperti tertekan dimana dirinya diminta supaya di periksa kesehatannya. Puncaknya, menurut Firdaus, ketika pesawat baru mendarat, lalu pelaku berdiri dan pramugari langsung menegur pelaku untuk duduk. Ketika penumpang satu-persatu turun, tiba-tiba pelaku yang hendak turun melayangkan tangannya ke Aski. "Sontak, kejadian tersebut membuat gaduh, dan Aski tidak terima. Akhirnya bersama pilot korban langsung mengadukan ke kantor kita. Sejauh ini, baru itu versi yang kita dapat. Sedangkan, pelaku yang dalam keadaan tidak terkontrol jiwanya langsung diamankan oleh rombongan lain, menuju bus penjemputan yang telah menunggu,"tutur Firdaus. Menurut Firdaus, rombongan berjumlah 40 orang pejabat dari berbagai kota ini datang ke Batam hendak melakukan kunjungan kerja dua hari. Rombongan juga akan kembali ke Jakarta menggunakan pesawat Lion pada Jumat (29/8) mendatang. "Kalau pengakuan teman-teman pelaku dinyatakan pelaku mengalami tekanan mental dan agak stres. Maka sementara kita lepas dan memegang kata-kata stresnya. Kita akan minta ke ketua rombongan, agar pelaku dibuktikan apakah stres karena dibuat-buat atau stres sebenarnya. Ini penting, karena disaat pelaku pulang nanti, dipastikan tidak boleh naik pesawat lagi. Takut, pada kejadian sama terulang lagi," kata Firdaus. Sementara itu, Herlan, Station Manager Lion Air Batam mengakui kalau awak kabin ada yang mengadu akibat aksi pemukulan seorang penumpang. "Sifatnya baru pengaduan, tidak membuat laporan secara resmi. Secara jelas kronologisnya kita belum paham betul, karena korban harus kembali bekerja karena harus terbang lagi ke Jakarta. Kita akan memastikan kondisi fisik korban dulu, dan harus dilakukan visum. Kalau memang berakibat fatal, maka korban akan melanjutkan aduan tadi menjadi pelaporan. Semua memang tergantung korban juga,"ujar Herlan. Pelayanan Buruk Dari teman-teman pelaku yang berkumpul di depan Polsek Bandara, satu yang dianggap paling tua, mengungkapkan kejadian ini lebih dari buruknya pelayanan yang diberikan oleh pramugari Lion selama penerbangan berlangsung. "Mulai dari terlambat 1,5 jam lebih hingga pelayanan di pesawat. Pramugari selama diatas pesawat mondar-mandir terus, sambil menjajalkan aneka barang. Seakan-akan dari pihak penerbangan tidak ada rasa bersalah atas kejadian sebelumnya. Untuk itu, kami minta agar manajemen Lion Air memperhatikan sikap pramugari yang kami anggap tidak layak melayani penumpang selama penerbangan, " ujar teman-teman pelaku. Sekitar pukul 14.10 WIB, rombongan pejabat dari Jakarta ini meninggalkan Bandara Hang Nadim, beserta pelaku dan meninggalkan ketua rombongan di Polsek Bandara. Ketua rombongan harus membuat surat perjanjian yang disepakati dengan pihak Lion Air dan disaksikan oleh Polsek Bandara. (Dedi Suwadha) __._,_.___ Messages in this topic (1) Reply (via web post) | Start a new topic Messages | Links | Database | Polls | Calendar Urangawak - Forum silaturrahmi anak nagari Ranah Minangkabau Change settings via the Web (Yahoo! ID required) Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to Traditional Visit Your Group | Yahoo! Groups Terms of Use | Unsubscribe Recent Activity 6 New MembersVisit Your Group New web site? Drive traffic now. Get your business on Yahoo! search. Find helpful tips for Moderators on the Yahoo! Groups team blog. Yahoo! Groups Familyographer Zone Join a group and share your pictures. .. __,_._,___ --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---