----- Forwarded Message ----

From: harryansah khairul <[EMAIL PROTECTED]>
To: 
Sent: Monday, May 5, 2008 1:52:02 PM
Subject: [arrasuli] Momentum Kebangkitan Nasional yang Memalukan





Momentum Kebangkitan Nasional yang Memalukan!
Jumat, 2 Mei 08 07:54 WIB

 
Di berbagai media, di tengah kesulitan hidup yang kian melilit rakyat, di 
tengah kemiskinan yang kian menjadi, di tengah keputus-asaan rakyat banyak yang 
kian membuncah, di tengah himpitan kemelaratan, di tengah pesta korupsi dan 
mark-up anggaran negara (baca: uang rakyat) yang dilakukan para pejabat negara, 
memasuki bulan Mei 2008 bangsa ini dicekoki dengan ‘Momentum 1 Abad Kebangkitan 
Nasional’. Hal ini tentunya dikaitkan dengan berdirinya organisasi Boedhi 
Oetomo pada tanggal 20 Mei 1908.
Jika salah satu syair dari Taufiq Ismail berjudul “Malu Aku Jadi Orang 
Indonesia’, maka sekarang ini judul syair tersebut bertambah relevan. Betapa 
memalukannya sebuah bangsa yang katanya besar ternyata masih saja salah 
menetapkan tonggak kebangkitannya sendiri. Dan parahnya, hal ini ternyata 
didukung oleh tokoh-tokoh dan partai Islam yang seharusnya menjadi agen 
pencerahan bangsa.
Misal salah satunya, sebuah partai politik Islam besar akhir April lalu 
memasang sebuah iklan hitam putih seperempat halaman di sebuah harian ternama 
nasional. Dalam iklan tersebut, partai ini dengan tanpa malu memuat ‘Momentum 1 
Abad Kebangkitan Nasional: Harapan Itu Masih Ada”. Disadari atau tidak, iklan 
ini telah ikut meracuni pemikiran generasi muda bangsa dengan ikut-ikutan latah 
menyiarkan kedustaan dan kesalahan yang fatal. Padahal partai ini kebanyakan 
diisi oleh orang-orang muda yang katanya intelek. Namun kenyataan yang terjadi 
sungguh memalukan!
Sayyid Quthb di dalam “Tafsir Baru Atas Realitas” (1996) menyatakan orang-orang 
yang mengikuti sesuatu tanpa pengetahuan yang cukup adalah sama dengan 
orang-orang jahiliyah, walau orang itu mungkin seorang ustadz bahkan profesor. 
Jangan sampai kita “Fa Innahu Minhum” (kita menjadi golongan mereka) terhadap 
kejahiliyahan.
Situs eramuslim.com sekurangnya sudah tiga kali memuat tentang organisasi 
Boedhi Oetomo (BO) dan memaparkan bahwa organisasi ini sama sekali tidak berhak 
dijadikan tongak kebangkitan nasional karena BO sama sekali tidak pernah 
mencita-citakan kemerdekaan, pro-penjajahan yang dilakukan Belanda, dan banyak 
tokohnya anggota aktif Freemasonry yang merupakan organisasi pendahulu dari 
Zionisme. Seharusnya, tonggak kebangkitan nasional disematkan pada momentum 
berdirinya organisasi Syarikat Dagang Islam (SDI) yang kemudian berubah menjadi 
Syarikat Islam (SI) pada tahun 1905, tiga tahun sebelum BO.
Sebab itu, agar kita lagi-lagi tidak salah menganggap tahun 2008 ini sebagai 
Momentum 1 Abad Kebangkitan Nasional, maka Kami lagi-lagi menurunkan artikel 
terkait hal tersebut, agar kebenaran tetaplah kebenaran, dan sama sekali tidak 
akan goyah walau dengan alasan politis sekali pun. Sejarah adalah History, 
bukan His-Story!
Penghinaan Terhadap Perjuangan Umat Islam
Dipilihnya tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, sesungguhnya 
merupakan suatu penghinaan terhadap esensi perjuangan merebut kemerdekaan yang 
diawali oleh tokoh-tokoh Islam. Karena organisasi Syarikat Islam (SI) yang 
lahir terlebih dahulu dari Boedhi Oetomo (BO), yakni pada tahun 1905, yang 
jelas-jelas bersifat nasionalis, menentang penjajah Belanda, dan 
mencita-citakan Indonesia merdeka, tidak dijadikan tonggak kebangkitan nasional.
Mengapa BO yang terang-terangan antek penjajah Belanda, mendukung penjajahan 
Belanda atas Indonesia, a-nasionalis, tidak pernah mencita-citakan Indonesia 
merdeka, dan anti-agama malah dianggap sebagai tonggak kebangkitan bangsa? Ini 
jelas kesalahan fatal.
Akhir Februari 2003, sebuah amplop besar pagi-pagi telah tergeletak di atas 
meja kerja penulis. Pengirimnya KH. Firdaus AN, mantan Ketua Majelis Syuro 
Syarikat Islam kelahiran Maninjau tahun 1924. Di dalam amplop coklat itu, 
tersembul sebuah buku berjudul “Syarikat Islam Bukan Budi Utomo: Meluruskan 
Sejarah Pergerakan Bangsa” karya si pengirim. Di halaman pertama, KH. Firdaus 
AN menulis: “Hadiah kenang-kenangan untuk Ananda Rizki Ridyasmara dari Penulis, 
Semoga Bermanfaat!” Di bawah tanda tangan beliau tercantum tanggal 20. 2. 2003.
KH. Firdaus AN telah meninggalkan kita untuk selama-lamanya. Namun 
pertemuan-pertemuan dengan beliau, berbagai diskusi dan obrolan ringan antara 
penulis dengan beliau, masih terbayang jelas seolah baru kemarin terjadi. 
Selain topik pengkhianatan the founding-fathers bangsa ini yang berakibat 
dihilangkannya tujuh buah kata dalam Mukadimmah UUD 1945, topik diskusi lainnya 
yang sangat konsern beliau bahas adalah tentang Boedhi Oetomo.
“BO tidak memiliki andil sedikit pun untuk perjuangan kemerdekan, karena mereka 
para pegawai negeri yang digaji Belanda untuk mempertahankan penjajahan yang 
dilakukan tuannya atas Indonesia. Dan BO tidak pula turut serta mengantarkan 
bangsa ini ke pintu gerbang kemedekaan, karena telah bubar pada tahun 1935. BO 
adalah organisasi sempit, lokal dan etnis, di mana hanya orang Jawa dan Madura 
elit yang boleh menjadi anggotanya. Orang Betawi saja tidak boleh menjadi 
anggotanya, ” tegas KH. Firdaus AN.
BO didirikan di Jakarta tanggal 20 Mei 1908 atas prakarsa para mahasiswa 
kedokteran STOVIA, Soetomo dan kawan-kawan. Perkumpulan ini dipimpin oleh para 
ambtenaar, yakni para pegawai negeri yang setia terhadap pemerintah kolonial 
Belanda. BO pertama kali diketuai oleh Raden T. Tirtokusumo, Bupati Karanganyar 
kepercayaan Belanda, yang memimpin hingga tahun 1911. Kemudian dia diganti oleh 
Pangeran Aryo Notodirodjo dari Keraton Paku Alam Yogyakarta yang digaji oleh 
Belanda dan sangat setia dan patuh pada induk semangnya.
Di dalam rapat-rapat perkumpulan dan bahkan di dalam penyusunan anggaran dasar 
organisasi, BO menggunakan bahasa Belanda, bukan bahasa Indonesia. “Tidak 
pernah sekali pun rapat BO membahas tentang kesadaran berbangsa dan bernegara 
yang merdeka. Mereka ini hanya membahas bagaimana memperbaiki taraf hidup 
orang-orang Jawa dan Madura di bawah pemerintahan Ratu Belanda, memperbaiki 
nasib golongannya sendiri, dan menjelek-jelekkan Islam yang dianggapnya sebagai 
batu sandungan bagi upaya mereka, ” papar KH. Firdaus AN.
Di dalam Pasal 2 Anggaran Dasar BO tertulis “Tujuan organisasi untuk menggalang 
kerjasama guna memajukan tanah dan bangsa Jawa dan Madura secara harmonis. ” 
Inilah tujuan BO, bersifat Jawa-Madura sentris, sama sekali bukan kebangsaan.
Noto Soeroto, salah seorang tokoh BO, di dalam satu pidatonya tentang Gedachten 
van Kartini alsrichtsnoer voor de Indische Vereniging berkata: “Agama Islam 
merupakan batu karang yang sangat berbahaya... Sebab itu soal agama harus 
disingkirkan, agar perahu kita tidak karam dalam gelombang kesulitan. ”
Sebuah artikel di “Suara Umum”, sebuah media massa milik BO di bawah asuhan Dr. 
Soetomo terbitan Surabaya, dikutip oleh A. Hassan di dalam Majalah “Al-Lisan” 
terdapat tulisan yang antara lain berbunyi, “Digul lebih utama daripada 
Makkah”, “Buanglah Ka’bah dan jadikanlah Demak itu Kamu Punya Kiblat!” (M. S) 
Al-Lisan nomor 24, 1938.
Karena sifatnya yang tunduk pada pemerintahan kolonial Belanda, maka tidak ada 
satu pun anggota BO yang ditangkap dan dipenjarakan oleh Belanda. Arah 
perjuangan BO yang sama sekali tidak berasas kebangsaan, melainkan chauvinisme 
sempit sebatas memperjuangkan Jawa dan Madura saja telah mengecewakan dua tokoh 
besar BO sendiri, yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga 
keduanya hengkang dari BO.
Bukan itu saja, di belakang BO pun terdapat fakta yang mencengangkan. Ketua 
pertama BO yakni Raden Adipati Tirtokusumo, Bupati Karanganyar, ternyata adalah 
seorang anggota Freemasonry. Dia aktif di Loge Mataram sejak tahun 1895.
Sekretaris BO (1916), Boediardjo, juga seorang Mason yang mendirikan cabangnya 
sendiri yang dinamakan Mason Boediardjo. Hal ini dikemukakan dalam buku 
“Tarekat Mason Bebas dan Masyarakat di Hindia Belanda dan Indonesia 1764-1962” 
(Dr. Th. Stevens), sebuah buku yang dicetak terbatas dan hanya diperuntukan 
bagi anggota Mason Indonesia.
Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo Kecewa dengan BO
Karena BO tidak pernah membahas kebangsaan dan nasionalisme, mendukung 
penjajahan Belanda atas Indonesia, anti agama, dan bahkan sejumlah tokohnya 
ternyata anggota Freemasonry. Ini semua mengecewakan dua pendiri BO sendiri 
yakni Dr. Soetomo dan Dr. Cipto Mangunkusumo, sehingga keduanya akhirnya 
hengkang dari BO.
Tiga tahun sebelum BO dibentuk, Haji Samanhudi dan kawan-kawan mendirikan 
Syarikat Islam (SI, awalnya Syarikat Dagang Islam, SDI) di Solo pada tanggal 16 
Oktober 1905. “Ini merupakan organisasi Islam yang terpanjang dan tertua 
umurnya dari semua organisasi massa di tanah air Indonesia, ” tulis KH. Firdaus 
AN.
Berbeda dengan BO yang hanya memperjuangkan nasib orang Jawa dan Madura—juga 
hanya menerima keanggotaan orang Jawa dan Madura, sehingga para pengurusnya pun 
hanya terdiri dari orang-orang Jawa dan Madura—sifat SI lebih nasionalis. 
Keanggotaan SI terbuka bagi semua rakyat Indonesia yang mayoritas Islam. Sebab 
itu, susunan para pengurusnya pun terdiri dari berbagai macam suku seperti: 
Haji Samanhudi dan HOS. Tjokroaminoto berasal dari Jawa Tengah dan Timur, Agus 
Salim dan Abdoel Moeis dari Sumatera Barat, dan AM. Sangaji dari Maluku.
Guna mengetahui perbandingan antara kedua organisasi tersebut—SI dan BO—maka di 
bawah ini dipaparkan perbandingan antara keduanya:
Tujuan:
- SI bertujuan Islam Raya dan Indonesia Raya, 
- BO bertujuan menggalang kerjasama guna memajukan Jawa-Madura (Anggaran Dasar 
BO Pasal 2).
Sifat:
- SI bersifat nasional untuk seluruh bangsa Indonesia, 
- BO besifat kesukuan yang sempit, terbatas hanya Jawa-Madura, 
Bahasa:
- SI berbahasa Indonesia, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Indonesia, 
- BO berbahasa Belanda, anggaran dasarnya ditulis dalam bahasa Belanda
Sikap Terhadap Belanda:
- SI bersikap non-koperatif dan anti terhadap penjajahan kolonial Belanda, 
- BO bersikap menggalang kerjasama dengan penjajah Belanda karena sebagian 
besar tokoh-tokohnya terdiri dari kaum priyayi pegawai pemerintah kolonial 
Belanda, 
Sikap Terhadap Agama:
- SI membela Islam dan memperjuangkan kebenarannya, 
- BO bersikap anti Islam dan anti Arab (dibenarkna oleh sejarawan Hamid 
Algadrie dan Dr. Radjiman)
Perjuangan Kemerdekaan:
- SI memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan mengantar bangsa ini melewati 
pintu gerbang kemerdekaan, 
- BO tidak pernah memperjuangkan kemerdekaan Indonesia dan telah membubarkan 
diri tahun 1935, sebab itu tidak mengantarkan bangsa ini melewati pintu gerbang 
kemerdekaan, 
Korban Perjuangan:
- Anggota SI berdesak-desakan masuk penjara, ditembak mati oleh Belanda, dan 
banyak anggotanya yang dibuang ke Digul, Irian Barat, 
- Anggota BO tidak ada satu pun yang masuk penjara, apalagi ditembak dan 
dibuang ke Digul, 
Kerakyatan:
- SI bersifat kerakyatan dan kebangsaan, 
- BO bersifat feodal dan keningratan, 
Melawan Arus:
- SI berjuang melawan arus penjajahan, 
- BO menurutkan kemauan arus penjajahan, 
Kelahiran:
- SI (SDI) lahir 3 tahun sebelum BO yakni 16 Oktober 1905, 
- BO baru lahir pada 20 Mei 1908, 
Seharusnya 16 Oktober
Hari Kebangkitan Nasional yang sejak tahun 1948 kadung diperingati setiap 
tanggal 20 Mei sepanjang tahun, seharusnya dihapus dan digantikan dengan 
tanggal 16 Oktober, hari berdirinya Syarikat Islam. Hari Kebangkitan Nasional 
Indonesia seharusnya diperingati tiap tanggal 16 Oktober, bukan 20 Mei. Tidak 
ada alasan apa pun yang masuk akal dan logis untuk menolak hal ini.
Jika kesalahan tersebut masih saja dilakukan, bahkan dilestarikan, maka saya 
khawatir bahwa jangan-jangan kesalahan tersebut disengaja. Saya juga khawatir, 
jangan-jangan kesengajaan tersebut dilakukan oleh para pejabat bangsa ini yang 
sesungguhnya anti Islam dan a-historis.
Jika keledai saja tidak terperosok ke lubang yang sama hingga dua kali, maka 
sebagai bangsa yang besar, bangsa Indonesia seharusnya mulai hari ini juga 
menghapus tanggal 20 Mei sebagai Hari Kebangkitan Nasional, dan melingkari 
besar-besar tanggal 16 Oktober dengan spidol merah dengan catatan “Hari 
Kebangkitan Nasional”. (Rizki Ridyasmara)
________________________________
 Always-on security tools provide safer ways to connect and share anywhere. 
Find out more. Windows Live 
 
________________________________
Make the most of what you can do on your PC and the Web, just the way you want. 
Windows Live __._,_.___ 
Messages in this topic  (1)  Reply  (via web post)  | Start a new topic  
Messages | Files | Photos | Links | Database | Polls | Members | Calendar 
 
Change settings via the Web (Yahoo! ID required) 
Change settings via email: Switch delivery to Daily Digest | Switch format to 
Traditional 
Visit Your Group  | Yahoo! Groups Terms of Use  | Unsubscribe  
Visit Your Group  
Give Things.
Get Things.
It's free and it's
good for the planet.
Yahoo! Groups
Mechanic Group
What to do after
you pop the hood.
Best of Y! Groups
Check it out
and nominate your
group to be featured.
. 
__,_._,___    


      
____________________________________________________________________________________
Be a better friend, newshound, and 
know-it-all with Yahoo! Mobile.  Try it now.  
http://mobile.yahoo.com/;_ylt=Ahu06i62sR8HDtDypao8Wcj9tAcJ
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet.
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting.
- Hapus footer & bagian tidak perlu, jika melakukan reply.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur 
pribadi.
- Posting email besar dari >200KB akan dibanned, sampai yg bersangkutan minta 
maaf & menyampaikan komitmen mengikuti peraturan yang berlaku.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]

Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke