Indak di Malaysia di KSA pun indak jauh beda ...

Mungkin sanak kito di KSA bisa sumbang carito ...ba'a gak ati Sanak Ridha ..

---------------------------
dari www.eramuslim.com

/Oleh *Delina*/

Seperti tahun-tahun sebelumnya setiap aku kembali dari berlibur di 
Indonesia, badan terasa letih dan kantuk yang amat sangat karena 
perbedaan waktu antara Jakarta dan Jeddah yang cukup besar- 4 jam. 
Apalagi perjalanan kemarin itu bertambah lama karena kami sekeluarga 
harus transit di Kuala Lumpur hingga 7 jam dari yang seharusnya hanya 5 
jam. Begitu pesawat yang kami tumpangi mendarat di bandara King Abdul 
Aziz Jeddah, rasa lega mengisi dadaku. Entahlah di mana asalku kini 
Indonesia atau Saudi. Tidak terasa hampir 4 tahun sudah kami sekeluarga 
telah menetap di Jeddah, Arab Saudi.

Suasana malam itu begitu lengang. Tak biasanya jalanan hanya sedikit 
dilalui kendaraan lalu lalang, padahal baru jam 11 malam. Lampu-lampu 
tetap menyala terang benderang. Bulan Agustus memang bulan di mana 
sekolah-sekolah libur. Sehingga penduduk Saudi banyak yang mengisi 
liburan di negara lain. Angin panas berhembus menerpa wajahku. Ya memang 
bulan ini adalah bulan terpanas setiap tahunnya. Kulihat buah kurma 
sudah mulai banyak bermunculan di pohonnya. Apabila masih mentah buah 
ini berwarna kuning namun ada juga jenis yang berwarna merah, rasanya 
sepat. Apabila setengah matang rasanya jadi seperti buah sawo. Buah 
kurma memang selalu muncul menjelang bulan Ramadhan dan akan berakhir di 
sekitar hari raya Idul Fitri.

Entahlah apa yang membuat kami tetap bertahan tinggal di tempat yang 
panas ini. Meskipun terkadang perlakuan terhadap kami orang Indonesia 
sering tidak adil. Perlu diakui begitu banyak orang Indonesia yang 
tinggal di Saudi dan sebagian besar adalah TKW dan TKI. Teman suami saya 
bilang heran karena ada orang Indonesia yang cakap berbahasa Inggris. 
Dia pikir Indonesia hanya negara yang bisa mengirimkan buruh kasar saja.

“Sudah berapa lama kerja dengan orang tuanya?” kata seorang helper 
Indonesia ketika aku menunggui anakku sekolah.
“Oh saya ibunya”
“Oh maaf bu”, katanya sambil malu dan menutupi mulutnya

“Dia menikah dengan orang Arab ya pak” kata seorang TKW Indonesia kepada 
suamiku yang sedang menjaga anak-anak sambil menungguku mencoba-coba 
sepatu di salah satubutik ternama. Suamiku hanya tertawa kecil.

“Punya kompor di rumah pak, kalau punya nasi ini bisa dipanasi di 
rumah”, kata seorang penjaga toko Indonesia ketika suamiku hendak 
membeli nasi bungkus.

“Beli roti buat siapa pak?” kata seorang supir Indonesia kepada suamiku 
yang sama-sama sedang membeli roti. “Buat majikan” kata suamiku 
sekenanya. Padahal maksudnya untuk isteri dan anak-anak. Langsung supir 
itu dengan semangat menceritakan susahnya kehidupan di Saudi, di mana 
uang gajinya sering habis untuk ongkos menelepon keluarganya di kampung.

Tidak hanya orang Indonesia sendiri yang berpikiran semua orang 
Indonesia di sekitarnya adalah sesama TKW atau TKI. Orang Saudi sendiri 
sering menganggapku TKW. Ketika suatu saat aku menunggui anakku ke 
tempat ulang tahun teman satu kelasnya. Aku terpaksa harus 
memperkenalkan diri ke setiap orang bahwa aku ibu dari anakku. Meskipun 
sudah berbusana serapi mungkin tetap saja aku dilewati ketika ada salah 
seorang ibu yang baru datang dan menyalami satu persatu ibu-ibu yang 
sama-sama menunggui anaknya di ruang pesta. Padahal aku sudah berdiri 
dari dudukku dan siap menyalami si ibu tadi. Astaghfirullah. Aku hanya 
bisa berlapang dada.

/Ya Allah, sucikanlah hatiku dari nifak, amalanku dari riya, lidahku 
dari dusta, mataku dari khianat. Engkaulah yang mengetahui segala 
khianat mata (mata yang khianat) dan segala waswas atau segala yang 
disembunyikan oleh dada-dada manusia.
/
Kita masyarakat Indonesia memang harus memperbaiki kualitas diri. 
Sekarang kita ekspor TKW, tapi suatu saat kita harus bisa mengirim lebih 
banyak lagi tenaga profesional yang santun, cerdas, dan berakhlak mulia.




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
Website: http://www.rantaunet.org
===============================================================
UNTUK SELALU DIPERHATIKAN:
- Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply.
- Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan 
menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku.
- Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui 
jalur pribadi.
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke:
[EMAIL PROTECTED]

Webmail Mailing List dan Konfigurasi teima email, lihat di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di
https://www.google.com/accounts/NewAccount
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke