Panyambuang Singgalang Online, maap bagi nan alah baco. -------------------------------------------------------------------------------------- ** DR. Dra. Nurwani Idris, Pemerhati Politik Perempuan Minangkabau (Doktor Ilmu Sosial Universitas Airlangga)
Pemilu 2009 sudah diambang mata, perempuan diharapkan lebih banyak ikut duduk dalam parlemen untuk mewakili kaumnya. Pada Pemilu 2004 yang lalu, keterwakilan mereka masih jauh dari harapan, karena begitu banyak kendala dan hambatan yang harus dilalui. Sebenarnya perempuan Minangkabau mempunyai kekuatan dan peluang yang cukup besar untuk itu, namun peluang dan kekuatan itu belum dimanfaatkan secara maksimal. Kesimpulan itu diungkapkan Nurwani dalam promosi doktor Program Studi Ilmu Sosial, Fakultas Pasca Sarjana Universitas Airlangga Surabaya, 28 Juni 2007 yang lalu. Kesimpulan Nurwani tersebut ditinjau dari ilmu sosiologi politik dalam disertasinya yang berjudul; Perempuan Minangkabau dalam Politik ( Studi tentang hambatan dan usaha untuk mendapatkan kedudukan kepemimpinan politik ). Nurwani adalah seorang doktor yang mempunyai semangat yang luar biasa, yang telah menjadi nenek dari 7 orang cucu. Dalam penelitiannya ditemukan bahwa perempuan Minangkabau mempunyai kekuatan yang cukup untuk menjadi pemimpin, karena sistem matrilinial yang dianut masyarakatnya, yang menempatkan perempuan sangat sentral, egaliter dan setara dengan laki-laki. Sebagai perempuan matriarchat, sebenarnya perempuan Minangkabau mempunyai sesuatu yang lebih dari perempuan lain yakni bakat kepemimpinan yang harmonis dengan kepribadian perempuannya. Perempuan tipe ini pada umumnya mempunyai; kekuatan, kemauan yang keras dan kesadaran tinggi dalam lingkungan rumah tangga dan sekitarnya; ada kalanya ia mengangkat diri menjadi tokoh keibuan atau matriarkhat , namun pada saat ini tidak mendapat dorongan untuk beralih ke ranah publik, disebabkan oleh keadaan stagnan yang menyebabkan dia ragu-ragu dan bimbang. Sebenarnya perempuan matrilinial seperti dikatakan oleh Bachoffen mempunyai sifat antara lain: memiliki aktivitas keluar yang besar, giat dan bersemangat. Sedang aktivitas ke dalam dirinya yaitu: erotismenya cukupan besarnya, yang cenderung agak pasif, karena sifat keibuannya, maka dalam fungsi sosialnya ia patut menjadi seorang ibu yang mempunyai anak banyak; atau menduduki satu fungsi kemasyarakatan yang langsung bersangkutan dengan sifat keibuannya. Aktivitas ke dalam dirinya sendiri biasanya diekspresikan dalam bentuk religiusitas yang mendalam. Ia berminat sekali pada masalah kultural dan ideologis, sekali pun sikapnya agak konservatif dan kurang revolusioner. Sebab sang ibu tidak hanya membawahi masalah pengaturan rumah saja, akan tetapi juga mengendalikan kehidupan segenap keluarganya. Bachoffen, penemu sistem matriarkhat, menyebutkan bahwa dalam keluarga semacam ini ada " tellurische gynaecocratie "1, yakni suatu "kekuatan pemerintahan perempuan", serta kekuatan itu telah menjadi lengkap dengan tidak ada lagi peraturan yang melarang perempuan untuk menjadi pemimpin. Selanjutnya Nurwani memaparkan, bahwa kekuatan itu harus diiringi dengan minat, kemampuan dan kesadaran politik yang tinggi, perempuan Minangkabau sudah waktunya merobah sikap dan pandangan terhadap politik, seperti: " politik bukan dunia perempuan ", serta politik adalah " permainan kekuasaan belaka " yang sering dimainkan dengan kotor, kekuatan yang telah ada itu harus diiringi dengan usaha yang maksimal, terorganisir, bergerak secara bersama-sama ( social effort ) untuk menembus semua kendala yang ada dengan strategi pemanfaatan kekuatan yang ada, serta meminimalisir kelemahan-kelemahan; dalam ilmu manajemen dikenal dengan analisis S.W.O.T ( Strengths , Weaknesses , Opportunities , dan Threats ), yakni : Pada masa ini, kesempatan telah terbuka lebar, namun ada aturan main yang ditetapkan konstitusi, sehingga terdapat persaingan yang sangat ketat yang sama bagi laki-laki dan perempuan. Dalam pandangan Nurwani, bagi perempuan kesempatan itu harus diraih, dan diperjuangkan ( taken) , tidak ada lagi yang given atau diberi, seperti memasuki partai politik, aktif didalamnya meraih kedudukan puncak; membentuk jaringan sesama organisasi pemberdayaan perempuan yang ada ( intermediate organization ); bekerja sama dengan perempuan dan laki-laki yang sudah duduk dalam parlemen, organisasi Bundo Kanduang; LKAAM; pemerintah daerah, membentuk suatu gerakan yang lebih luas, terorganisir dan terarah untuk meraih kursi yang lebih banyak. Masyarakat dunia sekarang sudah menyadari bahwa perempuan harus ikut serta di dunia politik karena mereka percaya bahwa perempuan akan membawa agenda, isu dan gaya kepemimpinan tersendiri dalam politik. Prioritas dan gaya kepemimpinan laki-laki dan perempuan yang berbeda akan dapat bertemu di satu titik pada saat yang sama ketika mereka sama-sama berintegrasi dalam tugas politik yang menyangkut negara dan masyarakat, dengan kombinasi yang unik, karena perbedaan yang dipunyai mereka. Begitu juga di Minangkabau, terlihat kampanye Pemilu legislatif 2004, cukup banyak spanduk di perempatan jalan utama kota Padang dan kota-kota lainnya di Sumatera Barat bertuliskan, "Tiada Demokrasi Tanpa Padusi2", seperti yang ditulis oleh Yurnaldi dalam Kompas, 31 Mei 2004. Spanduk itu seperti berupaya menggugah siapa saja. Tidak hanya kaum perempuan yang jumlahnya di Sumatera Barat 53 persen dari populasi, tetapi juga kaum laki-laki, bahwa keberadaan perempuan tak bisa disepelekan. Seperti dalam budaya Minangkabau yang menempatkan perempuan pada posisi sentral sebagai pengontrol kekuasaaan, dalam pembuatan keputusan. Masyarakat memaknai kalimat dalam spanduk itu juga semacam penegasan bahwa partisipasi politik perempuan Minangkabau bisa diandalkan tidak hanya sebatas ranah budaya, melainkan juga perlu dilibatkan dalam kekuasaan politik negara, seperti menjadi anggota parlemen/ legislatif atau wali kota/bupati dan sebagainya. Para aktivis politik telah lama mengungkapkan hubungan antara kehadiran pemegang jabatan perempuan dan sifat agenda politik. Sebuah lengan gerakan feminis yang penting telah mengkampanyekan pemegang jabatan perempuan selama beberapa dekade seperti National Women's Political Caucus (NWPC), didirikan tahun 1971, dan Women's Campaign Fund (WCF), didirikan tahun 1974, bekerja meningkatkan jumlah perempuan pro pemilihan dalam jabatan yang dipilih dan ditunjuk tanpa memandang afiliasi partainya. Kedua kelompok ini percaya bahwa pemimpin perempuan akan meningkatkan perhatian publik dan memberikan solusi inovatif atas banyak masalah sosial yang meliputi kemiskinan, kualitas hidup, pemeliharaan anak berkualitas dan perawatan kesehatan, upah setara, perumahan terjangkau, kesejahteraan ibu dan anak. Beberapa pengamat berkesimpulan bahwa kehadiran perempuan sebenarnya sangat dibutuhkan dalam politik untuk menjamin suara, kepentingan dan prioritas perempuan tersebut agar terwakili dalam pemerintahan dan dalam undang-undang yang diberlakukan oleh pemerintah. Banyak aktivis politik dan warganegara yang terlibat dalam politik tampaknya setuju. WPC dan NWPC telah dirangkul oleh beberapa komite aksi politik lebih baru yang berkomitmen memilih lebih banyak perempuan untuk jabatan politik. --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== Website: http://www.rantaunet.org =============================================================== UNTUK SELALU DIPERHATIKAN: - Hapus footer dan bagian yang tidak perlu, jika melakukan reply. - Posting email besar dari >200KB akan di banned, sampai yang bersangkutan menyampaikan komitmen akan mematuhi Tata Tertib yang berlaku. - Email attachment, DILARANG! Tawarkan kepada yang berminat dan kirim melalui jalur pribadi. =============================================================== Berhenti (unsubscribe), kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Webmail Mailing List dan Konfigurasi keanggotaan lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe Dengan terlebih dahulu mendaftarkan email anda pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---