Krisis Listrik dan Derita Rakyat Sumbar dan Indonesia Ditulis oleh Sang Administrator Maak Angeeeek.... Maaak Lah Litakkk Otong Alun Makan Lai Do.... !!!! Saba yo Nak Walaupun Bansaik modeko amak mamasak pakai magic jar tapi ndak bisa dipakai do Listrik Mati...!!! Atau Ondeh Lah Mati lo Listrik ko liak ndak bisa karajo lai do pakai genset minyak maha lo...!!!!.... Kata-kata seperti itu saat sekarang ini adalah sebuah kata-kata yang wajar didengar ditelinga masyarakat sumbar pada umumnya. Rakyat hanya bisa pasrah... hanya bisa sabar dan menerima apa adanya jika listrik tiba-tiba mati....
Krisis listrik ini sudah terjadi lebih kurang 1 bulan dan bisa dibayangkan berapa kerugian masyarakat akibat pemadaman sepihak yang dilakukan oleh PLN "Apa mau dikata. Jika mau berdemo polisi menangkap kita, kalau diterima saja kita rugi, nan PLN ini kalamak dek inya saja", ungkap salah seorang pedagang ketika ditanyakan masalah pemadaman bergilir ini. Memang sangat tidak bijaksana kalau rakyat dijadikan korban. Harusnya pelanggan mempunyai hak atas apa yang dibayarnya, tapi dalam hal satu ini (PLN dan LISTRIK) hak rakyat untuk mendapatkan pelayanan yang terbaik adalah 0 (Nol Besar). Alat-alat elektronik rusak, komputer, mesin fotocopy, trafficlight dan usaha jadi terganggu sedangkan secara otomatis income rakyat jadi menurun sedangkan uang yang dikeluarkan akibat pemadaman ini semakin tinggi. Misalnya : Membeli Minyak, Membeli Lilin, Membeli Genset (kalau ado pitih balabiah). Dalam bahasa kasarnya kerugian rakyat tidak ada yang memikirkan, pemerintah hanya memikirkan kerugian negara, kerugian instansi pemerintah. Padahal negara ini adalah rakyat dan untuk rakyatlah negara ini ada, bukan untuk satu organisasi atau pihak pihak yang notabene disebut sebagai pejabat. Alasan pemadaman listrik bergilir sekarang ini berdasarkan informasi yang beredar di masyarakat adalah karena rusaknya turbin pembangkit listrik di singkarak, ada juga yang mengatakan karena air danau surut, dan info dari salah seorang anggota PLN karena Pihak PLN tidak mau menanggung resiko kerugian atas tingginya harga produksi akibat dari naiknya harga BBM. Dalam bahasa minang boleh disebutkan seperti ini " Raso Raso Katalo, Angok Se Nan Kareh Tapi Tanago Ndak Ado". Kalau memang pihak PLN tidak mau rugi tutuik se lah lapau tu lai pak.!! sumber http://www.batam1.com/index.php?option=com_content&task=view&id=19&Itemid=30 m3n_tu4r1...( L + 31 + PBR panam ) http://www.79phonecell.com/ --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---