Ass Wr Wb

Sanak di Palanta RN

Sekedar selingan
saja, saya posting tulisan ringan tentang dunia politik

Dek minggu ko angek
awak diskusi masalah partai/politik

Pak Syaaf tantu lai
manyimak “rabuik marabuik amplop ba nomor 13”

Ditunggu komennyo…baitu
juo sanak pemerhati politik lainnyo

Khusus buek sanak
Suryadi di Balando, tantu ndak bisa manyimak

Adegan rabuik
marabuik amplop di KPU ko melalui tipi

 

Selamat baca semoga
berkenan Wass- (JP 43 +, Pku)

------------------------------------------------

 

NOMOR 13 PKB

 

Oleh : Ir. Jupardi

 

 

Apa yang pernah saya tulis tentang dunia politik  nampaknya sedikit banyak 
menjadi kenyataan,
nyanyian  “wajib” yang harus dikumandang
setiap hari adalah sebuah lagu dari Vina Panduwinata “Cinta (Politik) tak
mengenal logika”.Kita bisa saksikan kekisruhan di Partai Kebangkitan Bangsa
(PKB), fakta hukum berbicara, sesuai hasil keputusan pengadilan yang berhak
mengikuti Pemilu 2009 adalah PKB dibawah pimpinan Muhaimin Iskandar yang akrab 
dipanggil
Cak Imin, tapi dunia politik kita seperti lirik lagu tersebut, memang tidak
mengenal  atau jauh dari logika, kubu Gus
Dur melalui anaknya Yenny yang menjabat sebagai Sekjen DPP PKB tidak bisa
menerima keputusan yang berkuatan hukum atas disyahkannya Kubu PKB dibawah
Ketuanya Cak Imin.

 

Kedau belah pihak yang bersiteru di internal partai ini saling “ngotot” 
merekalah
yang berhak  dan syah mengikuti Pemilu
2009 dengan mengajukan dalih-dalih baik yang menurut nalar dan logika
berdemokrasi maupun hal-hal yang kiranya tidak bisa diterima secara akal
sehat  bahkan dengan cara berpikir yang
paling sederhana sekalipun (orang awam). Kedua belah pihak  kelihatannya 
memilih langkah “Maju Terus
Pantang Mundur, Membela Kebenaran (Menurut Elite PKB tentunya).

 

Bukan hanya di dunia  politik lagu
Vina yang dinyanyikan, tampaknya dunia politik juga menyajikan panggung hiburan
penuh tawa seperti Srimulat., tentunya jika disimak dari berbagai aspek kedua
panggung “ha..ha..hi..hi” ini sangat
bertolak belakang. Jika Srimulat tampil dengan para “elitnya” seperti Tarzan,
Gogon, Nunung, Kadir, Basuki (Alm), dan Tessy  maka semakin bertele-tele, 
diluar logika dan
nalar lawakan mereka maka semakin mengundang tawa penontonnya yang akan  
berujung kepada sebuah hiburan segar, bahkan  paling tidak sedikit banyak 
masyarakat susah
melupakan beban hidup yang semakin lama semakin berat dan tidak menentu.

 

Ketika para elit dan petinggi partai memainkan panggung “lawakan” mereka,
semakin bertele-tele, kusut masut, carut marut, diluar nalar dan logika sehat
dalam berdemokrasi maka hasilnya 
penonton akan “tertawa” sinis dan mencibir, selesai mereka mentas
kesimpulannya  adalah jika demokrasi
sebuah pohon inilah buah busuknya, bahkan ada yang berani mengatakan “Mereka
telah melakukan sebuah kejahatan Politik”

 

Coba simak panggung politik pada tanggal 9 Juli yang berlansung di kantor
Komisi Pemilihan Umum KPU) Jakarta, disaat 34 para  elit dan petinggi partai 
berkumpul dalam
sebuah tajuk acara yang berjudul “Pengundian Nomor Urut Partai” dan inilah
hiburan akhir pekan yang cukup hangat dibicarakan segenap lapisan masyarakat di
 tanah air kita, lakon “dagelan politik”
ini bintang utamanya adalah dua kubu PKB yang bersiteru yaitu Muhaimin Iskandar
 Ketua PKB Muktamar Parung dan Sekjen PKB
yang juga anak dari pendiri partai ini Gus Dur yaitu Yenny Wahid.

 

Disaat KPU menyilahkan Partai PKB maju kesebuah meja untuk mengambil
nomor  partai yang ditentukan melalui
sistim pengundian, serentak Yenny dan Cak Imin maju kedepan, tanpa basa basi
mereka lalu meraih amplop di meja yang telah disediakan KPU yang seharusnya
satu partai satu nomor undian, tapi mereka nekad mengambil  2 nomor undian yang 
terbungkus rapat dalam
amplop.

 

Yenny melakukan langkah agresif dengan lansung merobek amplop tersebut
ingin tahu segera nonor urut PKB sebelum Cak Imin lebih dahulu merobeknya,
langkah Yenny ini diprotes oleh KPU dengan memanggil Cak Imin dan Yenny,  lalu 
KPU menjelaskan hanya satu amplop untuk
satu partai, akhirnya disepakati pengambilan nomor urut diulang kembali dengan
jalan  Yenny dan Cak Imin majuk ke depan
lalu mereka masing-masing memegang ujung dari sebuah amplop  yang berisikan 
nomor urut  nantinya akan digunakan bagi PKB.

 

“Dagelan Politik” semakin seru, Cak Imin tidak mau kecolongan dengan
sebuah sentakan ringan dia merebut amplop dari tanganYenny,  lalu membawa 
segera kemejanya dimana telah
menunggu para petinggi partai PKB yang berpihak padanya. Yenny tidak bisa
berbuat apa-apa hanya bisa menyaksikan  dengan raut wajah melongo penuh 
kekecewaan.
Cak Imin tentunya ingin menunjukan sayalah yang paling berhak atas amplop ini.
Ibarat satu permen yang direbut oleh dua orang anak kecil, bagi mereka permen
ini tidak layak dibagi dua harus direbut terserah  anak yang tidak dapat 
silahkan  menangis dan meraung sejadi-jadinya sambil
duduk di tanah lalu kedua kaki diseloncorkan dengan gerakan seperti mengayuh
sepeda.

 

Cak Imin disaksikan oleh  Ketua KPU
beserta jajarannya, Elit dan petinggi 34 partai tentunya tidak lupa penonton
“diluar garis” yaitu rakyat dari berbagai lapisan, merobek amplop tersebut,
ketika dibuka isinya hasilnya PKB untuk pemilu 2009 menggunakan nomr urut 13 !
(Baca : Tiga Belas dengan tegas). Semua yang menyaksikan baik didalam panggung
maupun diluar panggung tersenyum berbagai “versi” malah juga ada yang bertepuk
tangan dan bersorak berbagai “gaya”

 

Sebagai contoh  penonton “diwarung
kopi” berkata “ Akhirnya keributan mereka 
ditunjukan oleh “kekuatan jauh dari  logika”, 
partai  PKB mendapatkan  “nomor sial” yang dihindari semua partai
(secara psikologis) yaitu No 13. Berbagai “stigma” bagi angka 13 ini dimata
masyarakat mulai nomor yang tidak membawa keberuntungan, angka celaka, jauh
dari hoki, begitulah faktanya walau harus diakui nomor bukanlah segala-galanya
yang menentukan kalah menang dalam pemilu nanti.

 

“Dagelan Politik” tidak usai di kantor KPU saja, besoknya suasana kembali
semakin seru dan   mengundang tawa
penontonnya. Gus Dur kembali menghangatkan suasana dagelan ini dengan
mengeluarkan pernyataan membawa-bawa angka 13 ini. Dalam sebuah acara Gus Dur 
berkata
“ Dia mau Islah (rujuk) dengan Muhaimin Iskandar dengan syarat Muhaimin sebagai
ketua PKB harus mempertanggung jawabkan uang partai sebesar  Rp 13 Milyar (Baca 
lebih tegas dan tekan pada
angka “ Tiga Belas” Milyar Rupiah). Entahlah,  aneh tapi begitu adanya apa ini 
sekedar
tambahan “lelucon” dari Gus Dur, bisa jadi biar dia tidak terlalu “repot”  
seandainya angka nominal uang tersebut  misalnya 12, 9 sekian Milyar,  ya 
sudah  Rp 13 Milyar saja sekalian disebut toh sesuai
dengan nomor partai PKB, “gitu aja kok repot”

 

Terlepas dari “stigma” angka 13 dan segala kekisruhan tubuh partai PKB
tersebut, selayaknya menurut logika dan nalar sehat semua kubu yang bertikai
dalam partai PKB ini bisa menyimak apa yang disampaikan oleh Sekjen DPP PKB 
yaitu
Lukma Eddy "Asmaul Husna ke 13 itu Al Baari' yang berarti
merencanakan segala sesuatu sebelum terjadi. Mungkin dengan nomor 13, Allah
ingin merencanakan sesuatu yang kita belum tahu, sekaligus peringatan dari
konflik yang terus terjadi," 

 

Semoga para elit dan petinggi
partai PKB yang bernafaskan Islam ini dapat memperhatikan, mengintropeksi diri 
dan
merenungkan Asmaul Husna ke 13, sehingga mereka sadar ada yang lebih penting
lagi  yaitu  peringatan dari Allah, agar berperilaku lebih
mulia dalam berpolitik dan berdemokrasi  baik disisiNya maupun dimata rakyat  
terutama pemilih PKB

 

Pekanbaru, 13 Juli
2008

 

Catatan : Seharusnya
tulisan ringan saya ini di “posting” besok Minggu, tapi saya tidak mau
memanaskan suasana PKB dengan angka 13, besokan tanggal 13 Juli (he..he..he)



http://jupardi.multiply.com
 



      
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
===============================================================
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
===============================================================
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED]
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke