Rabu, 23 Juli 2008      

 
Bukittinggi, Padek-- Untuk mendukung Visit Indonesian Years 2008 serta
meramaikan HUT RI ke-63 dan HUT Satria Muda Indonesia (SMI) ke-21, pada 12
hingga 15 Agustus mendatang akan dilaksanakan Festival Pencak Silat Dang
Tuanku 2008 di Bukittinggi. Selain untuk mendukung kunjungan wisata,
Festival tadi juga diadakan supaya pencak silat memang menjadi jati diri
serta menunjukkan pada dunia bahwa olahraga tadi milik Sumatera Barat. 

Sehingga dikemudian jangan sampai terjadi para anak kemenakan orang Sumatera
Barat pergi belajar pencak silat kedaerah atau ke negara lain. Bahkan
Festival tadi juga akan dijadikan upaya agar predikat-predikat juara dunia
pencak silat seluruhnya dipegang oleh orang Indonesia, dan tidak ada
dominasi negara lain pada kancah dunia. 

Menurut ketua pelaksana Festival Pencak Silat Dang Tuanku 2008, Kapten
Syamsuwarno kepada Padang Ekspres, Senin (21/7) lalu, kegiatan tersebut
sepenuhnya didukung oleh PHRI Bukittinggi, ASSITA, Kodim 0304 Agam, Polresta
Bukittinggi, Forum Wartawan Pariwisata (Fowarta) serta Himpunan Pramuwisata
Indonesia (HPI) Sumatera Barat serta pendukung lainnya. 

Diperkirakan, Festival tadi juga akan dihadiri oleh perwakilan negara asing
sebagai peninjau, seperti Malaysia, Brunei, Thailand dan Singapura. Bahkan
saat ini telah diperoleh kepastian bahwa juga akan dihadiri oleh Eric
Scholer dari Perancis, selaku Presiden Persilat Eropa. Sementara peserta
Festival berasal dari Sumbar, Riau dan Jambi, dengan mengirimkan utusan dari
setia Pengda Ikatan Pencak Silat Indonesia (IPSI). 

Sementara itu menurut Dewan Guru Pencak Silat Sumatera Barat, Sofyan Nadar,
selama festival akan dilaksanakan kegiatan seperti kategori tanding atau
laga mulai kelas A hingga C, kemudian festival pencak silat untuk berbagai
kelompok usia. Dengan kegiatan tadi, sambungnya, masyarakat akan terpancing
untuk terus mencintai pencak silat sehingga tidak hilang dari jati diri
bangsa. "Saat ini pencak silat telah diadopsi oleh sejumlah negara. Bahkan
juara-juara pencak silat mulai didominasi negara asing. 

Untuk itu hal tersebut harus diantisipasi dari sekarang, termasuk mencoba
mencari kembali seluruh dokumentasi sejarah pencak silat yang telah banyak
berada di luar negeri," ungkap Sofyan Nadar prihatin. Untung saja,
sambungnya, satu persatu predikat juara dunia dari sejumlah kelas mulai
direbut dan diboyong ke Indonesia oleh putera-puteri dari Bukittinggi. 

Kedepan, hal tersebut harus terus gencar dilakukan dengan dukungan
pemerintah. Sehinga walaupun pencak silat telah menjadi olahaga dunia, tapi
sejarahnya tetap berasal dari Sumatera Barat Indonesia  dan masih ada
putera-putera Sumatera Barat yang memegang gelar juaranya. (ari) 


--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke