Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuhu

Nomor 60.

Wassalamu'alaikum

Lembang Alam


(60)





Sesudah shalat zuhur semua kembali ke rumah. Inilah puncak acara hari itu.
Makan siang bersama. Keluarga Umar rupanya sudah menyiapkan segala
sesuatunya sejak pagi. Ibu Fatimah hanya perlu memanaskan masakan itu
beberapa menit. Rumah mungil itu semerbak dengan bau makanan ketika masakan
itu dipanaskan kembali. Untuk ibu Ningsih disediakan masakan vegetarian yang
sangat menyelerakan berupa sup sayuran dengan jamur dan jagung muda. Kuah
sup itu agak kental karena dibubuhi tepung jagung. Pak Umar memberi tahu
bahwa sup itu tidak menggunakan minyak goreng sedikitpun. Ada orak arik tahu
dan jagung muda yang juga tanpa menggunakan minyak  goreng. Untuk makanan
utama ada gulai kepala ikan, dendeng balado, urap sayur-sayuran. Hanya itu
sajiannya, tapi sangat menyelerakan. Ibu Fatimah perlu menjelaskan bahwa pak
Umar yang memasak hidangan itu semua  termasuk sup sayuran.



Semua menikmati masakan yang istimewa itu. Masakan pak Umar memang sangat
enak. Papi dan Anto makan dengan lahap tanpa malu-malu. Mereka benar-benar
menikmati gulai kepala ikan dan dendeng balado itu. Mamipun berkali-kali
memuji bahwa sup sayuran itu enak sekali. Ternyata diet mengkonsumsi
sayur-sayuran bisa juga dibuat bervariasi. Mami minta resep dan cara membuat
sup sayuran itu.  Sesudah makan mereka masih menikmati puding pencuci mulut
buatan ibu Fatimah. Puding yang dibuat dari agar-agar dan rumput laut.
Mamipun mencobanya. Mami kembali memuji-muji kelezatannya.



Keluarga Suryanto sangat menikmati jamuan istimewa itu. Dan agaknya yang
membuatnya begitu nikmat di samping rasa masakan yang prima adalah
keikhlasan dan ketulusan tuan rumah menerima tamu. Sesudah selesai makan
anak-anak pak Umar bergotong royong membersihkan dan mengangkat
piring-piring bekas. Di rumah ini seperti yang mereka saksikan memang tidak
ada pembantu rumah tangga.



Tibalah saatnya keluarga Suryanto mau pamit mohon diri. Namun sebelum itu
ibu Ningsih mencoba menanyakan kalau-kalau pak Umar sudah mengambil
keputusan tentang permohonannya minggu lalu untuk menemani pergi umrah.



'Apakah saya boleh menanyakan sesuatu? Apakah pak Umar sudah bisa memberi
jawaban atas permohonan saya minggu lalu? Tentang rencana kami pergi umrah?'
tanya ibu Ningsih.



Semua diam. Semua ingin mendengar jawaban pak Umar atas pertanyaan itu.



'Begini, ibu. Saya sudah melakukan shalat istikharah untuk mendapatkan
kemantaban dalam memilih jawaban untuk permohonan ibu itu. Shalat istikharah
itu artinya saya pulangkan kepada Allah untuk menunjuki saya. Dan saya
mintakan pertolongan Allah untuk memberi saya tanda-tanda atas jawaban yang
terbaik yang harus saya pilih. Tepatnya doa saya itu berbunyi lebih kurang
seperti ini. Wahai Allah Yang Maha Menguasai. Yang Maha Menggerakkan Hati
dan Maha Menunjuki. Hamba mendapat tawaran dari seorang hamba Engkau yang
lain, yang mengajak hamba melaksanakan ibadah umrah bersama-sama dengan
keluarga hamba menemani keluarga hamba Engkau itu.  Tawaran ini begitu pelik
bagi hamba untuk memutuskannya. Maka hamba memohon kepada Engkau wahai Allah
Yang Maha Mengetahui. Seandainya tawaran ini baik bagi hamba dan keluarga
hamba disisi Engkau, yang Engkau ridha kepada hamba atasnya, maka
mudahkanlah ia bagi hamba, tunjukkanlah kemudahannya itu kepada hamba dengan
kekuasaan Engkau, namun seandainya tawaran ini tidak baik bagi hamba dan
keluarga hamba disisi Engkau, yang Engkau tidak ridha kepada hamba atasnya,
maka berikanlah kepada hamba kebijaksanaan untuk menghindar darinya, dan
tunjukkanlah jalan bahwa hamba harus menghindar darinya dengan kekuasaan
Engkau. Wahai Allah, apapun keputusan yang Engkau tunjukkan kepada hamba,
janganlah Engkau adakan kesulitan didalamnya, janganlah Engkau biarkan
terdapat fitnah didalamnya. Ya Allah kepada Engkau hamba kembalikan segala
urusan.



Itulah permohonan yang saya ulang-ulangi membacanya sesudah shalat yang
khusus saya lakukan untuk meminta bimbingan dan petunjuk Allah.  Dan pak
Suryanto serta ibu Ningsih boleh percaya boleh tidak. Saya menerima surat
dari Dirjen Pendidikan yang melarang saya untuk bepergian keluar kota atau
meninggalkan sekolah selama satu tahun pertama saya menjabat kepala sekolah,
karena SMU 369 dipilih jadi percontohan untuk ditingkatkan menjadi sekolah
unggulan. Pada saat libur sekolah, saya sebagai kepala sekolah diharuskan
mengikuti penyuluhan untuk keperluan persiapan itu.  Surat yang saya terima
ini adalah surat perintah. Saya menterjemahkan seolah-olah ini adalah
larangan Allah bagi saya untuk pergi umrah menemani bapak dan ibu Suryanto
sekeluarga,' kata pak Umar mengakhiri penjelasannya.



Ibu Ningsih tidak bisa menyembunyikan rasa kecewa tapi mencoba memahami
situasi yang dihadapi pak Umar. Yang disampaikan pak Umar adalah jawaban
yang sangat jujur. Dia bukan tidak mempertimbangkan untuk menerima tawaran
pergi umrah itu. Dia bahkan telah berdoa dengan doa yang sangat adil seperti
yang dibacakannya sebentar ini. Tentulah kekuasaan Allah yang menggerakkan
Dirjen Pendidikan itu untuk menetapkan sekolah yang dipimpin pak Umar untuk
jadi percontohan, yang berakibat  pak Umar dilarang berpergian tahun ini.
Mau apa lagi? Kepada siapa mau protes?



Pak Suryantopun kecewa tapi dia juga bisa mengerti. Dengan sangat hati-hati
dia katakan.



'Rupanya memang belum jodoh kami pergi umrah dengan pak Umar. Saya percaya
bahwa Tuhan memang belum mengizinkan kita untuk melaksanakan yang kami
niatkan itu bersama-sama. Mudah-mudahan ada kesempatan lain suatu saat nanti
yang bisa kita jalani bersama. Dan mudah-mudahan Allah akan menunjuki kami
pula cara berbuat baik yang diridhai Nya untuk membalas kebaikan dan
keikhlasan pak Umar kepada kami.'



'Amiin,' kata pak Umar.



'Kami sungguh sangat menikmati kunjungan hari ini. Terima kasih banyak atas
sambutan dan jamuan yang sangat lezat. Mudah-mudahan kedatangan kami ini
bisa mendekatkan hubungan silaturahmi antara keluarga kami dengan keluarga
pak Umar.  Mungkin sudah waktunya kami mohon diri,' kata pak Suryanto.



'Saya percaya bahwa keluarga sayapun sangat terkesan dengan kerendahhatian
keluarga pak Suryanto yang sudi bertamu ke rumah kami yang sederhana ini.
Saya sependapat, mudah-mudahan Allah memberkahi niat baik kita menyambung
tali silaturrahmi. Saya juga mengucapkan terima kasih sekali lagi atas
kedatangan bapak sekeluarga,' kata pak Umar.



Akhirnya pak Suryanto sekeluarga mohon diri. Keluarga pak Umar melepas
kepergian keluarga yang baru menjadi sahabat itu dengan bahagia karena telah
menjamu mereka dengan patut.






*****


 *di* http://lembangalam.multiply.com *dan*
www.palantalembangalam.blogspot.com

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke