Sanak Suryadi,
Terima kasih atas langkah-langkah yang telah Sanak ambil dalam merespons Bung 
Harahap. Buku beliau tersebut terasa penuh hujatan, lebih kasar dari bukunya 
Parlindungan.
Saya agak lega setelah membaca disertasi Bungaran Simanjuntak itu, karena 
beliaulah -- dengan semangat obyektivitas ilmiah -- yang secara jujur 
menerangkan apa yang selama ini secara tidak adil dituduhkan kepada sukubangsa 
Minangkabau.
Saya mengharapkan para sejarawan kita akan melanjutkan pendalaman sejarah 
Minangkabau ini. Dapat saya sampaikan, bahwa kajian sejarah etnik ini secara 
konstitusional adalah halal, berdasar semangat yang terkandung dalam Pasal 36 A 
Undang-Undang Dasar 1945 dan demikian banyak instrumen hak asasi manusia yang 
melindungi masyarakat hukum ada dan etnik.[Kebetulan selama ini saya menekuni 
masalah etnisitas ini, baik selama di Komnas HAM maupun sebagai dosen S2 UGM).
 
Wassalam,
Saafroedin Bahar
(L, masuk 72 th, Jakarta)
Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]






________________________________
From: Lies Suryadi <[EMAIL PROTECTED]>
To: Dr.Saafroedin BAHAR <[EMAIL PROTECTED]>
Sent: Monday, November 10, 2008 4:22:04 PM
Subject: Balasan: Perang Paderi Diperalat oleh Marga-marga Batak dalam Konflik 
Internal.


Pak Saaf yang baik,
Resensi buku Basyral Hamidi Harahap sudah saya kirimkan ke Media Indonesia. 
Judulnya: "'Terperosok' di 'lobang' yang sama". Tapi saya tidak dapat memantau 
dari Leiden apakah resensi itu sudah terbit (layak diterbitkan di Media 
Indonesia). Saya juga mengirimkannya ke Padang Ekspres (untuk mengantisipasi 
kalau2 resensi itu tidak dimuat di Media Indonesia). Sedikit komentar mengenai 
buku itu yang dikaitkan dengan kritik Basyral terhadap kepahlawanan Tuanku 
Tambusai juga sudah saya tulis di www.padangkini.com. Adinda Nofendri kabarnya 
sudah mempostingkan tulisan saya itu kepada Pak Basyral. Tapi tak ada reaksi 
dari beliau. 

Salam,
Suryadi

"Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
Assalamualaikum w.w. para sanak sa palanta,
Dalam tahun-tahun belakangan ini kita orang Minangkabau tercengang-cengang saja 
dengan tuduhan kekejaman yang dilakukan oleh tentara Paderi di Tanah Batak, 
yang disebut sebagai tingki di pidari. Bacalah tulisan Ir Mangaradja Onggang 
Parlindungan, atau Basyral Hamidy Harahap. Paling akhir, kita membaca aksi 
petisi Ir Mudy Situmorang untuk mencabut gelar kepahlawanan Tuanku Imam Bonjol. 
Didorong oleh hasrat untuk ikut membangun saling pengertian dan persatuan 
sesama bangsa Indonesia, kita memprakarsai Seminar Sejarah Perang Paderi pada 
tanggal 22 Januari 2008 yang lalu, dan berhasil merumuskan suatu kesimpulan 
yang bersifat rekonsiliatif.
Walaupun demikian, tudingan tertulis dalam buku-buku Parlindungan dan Harahap 
tersebut di atas -- yang masih disebarluaskan dalam masyarakat -- memerlukan 
penjernihan secara tertulis pula. Hal itu jelas tidak mudah. Sudah barang tentu 
kita tidak bisa lagi mengharapkan ralat dari almarhum Parlindungan. Lagi pula, 
masih dapat dipertanyakan apakah Harahap bersedia membuka diri untuk memeriksa 
lagi kesimpulannya tentang Perang Paderi, apalagi oleh karena tulisannya 
bertujuan untuk menunjukkan keberanian nenek moyang beliau melawan Belanda dan 
seiring dengan itu ketidakberanian para tuanku Paderi, khususnya Tuanku Imam 
Bonjol dan Tuanku Tambusai.
Saya termasuk salah seorang yang risau dengan tuduhan-tuduhan tersebut, dan 
demi ketuntasan, berusaha mencari keterangan lebih lanjut 
mengenai  tuduhan-tuduhan tersebut dari tokoh Batak yang lain. Syukur 
Alhamdulillah, saya menemukannya dalam disertasi Bungaran Anthonius 
Simanjuntak,2001, Konflik Status dan Kekuasaan Orang Batak Toba,Penerbit 
Jendela, Yogyakarta. Dalam halaman 12 beliau menulis sebagai berikut.

"  Memang telah terjadi banyak peperangan antardesa dan antarkelompok marga 
yang berlangsung lama, seperti dicatat dalam laporan para penulis terdahulu 
(Joustra, 1910; Warneck, t..t.). Bahkan perang Paderi diperalat sebagai 
penyulut perang antardesa, walaupun orang-orang Paderi sudah tidak terlibat. 
Para aktor perang memperalat nama Paderi untuk melegalisasi perangnya sekaligus 
menyembunyikan jatidiri mereka. "

Sekedar catatan, disertasi Simanjuntak (2001) tersebut di atas tidak terdapat 
dalam Bacaan Rujukan dari buku Basyral Hamidy Harahap (2007).
Sesuai dengan judul disertasinya, Simanjuntak menerangkan bahwa konflik dalam 
masyarakat Batak -- khususnya masyarakat Batak Toba -- sudah berlangsung lama. 
Konflik tersebut berakar pada pandangan masyarakat Batak tentang apa yang 
dianggap baik sebagai tujuan dalam hidup, sehingga dapat dikatakan bahwa 
konflik tersebut bersifat sistemik dan struktural. 
Kehadiran Paderi -- yang pada suatu kurun seperti diakui Tuanku Imam Bonjol 
sendiri memang melakukan kekejaman yang sama terhadap sesama orang Minangkabau 
-- merupakan suatu alasan yang pas bagi suatu marga Batak untuk menyerang marga 
Batak  yang lain. Menyedihkan memang. Syukur kemudian Tuanku Imam Bonjol 
mengoreksi kebringasan tersebut setelah mengirim empat orang utusan ke Tanah 
Suci, dan seiring dengan itu memfatwakan apa yang sekarang kita kenal sebagai 
ABS SBK.
Ringkasnya, baik untuk lebih mengerti latar belakang jatidiri kita maupun untuk 
dapat memilih kebijakan yang lebih baik untuk masa depan, kita memang perlu 
mengkaji lebih dalam sejarah kita, termasuk sejarah Gerakan Paderi.


Wassalam,
Saafroedin Bahar
(L, masuk 72 th, Jakarta)
Alternate e-mail address: [EMAIL PROTECTED];
[EMAIL PROTECTED]

________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai! 
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke