Untuk cerita histori yang sesungguhnya bisa baca di :
http://munirtaher.wordpress.com/2007/05/11/11/

On 9/23/08, Nofiardi <[EMAIL PROTECTED]> wrote:
>
> Komunis-Minang Berhubungan Mesra?
>
>
>
> Minggu, 21 September 2008
>
> PADANG — Mungkinkah komunis punya hubungan mesra dengan masyarakat
> Minangkabau? Entahlah, tetapi ada fakta menunjukkan, lantaran tidak memiliki
> kekuatan penyokong saat berada di bawah jajahan Belanda, masyarakat Minang
> selalu dengan senang hati menerima uluran tangan antek-antek komunis. Bagi
> orang Minang, bantuan yang diberikan komunis merupakan kesempatan untuk bisa
> membebaskan diri dari cengkeraman Belanda. Hingga jadilah Belanda musuh
> bersama, pada waktu itu. Diterimanya antek komunis di tengah masyarakat
> Minang yang religius, disebabkan oleh belumnya jelasnya faham yang dibawanya
> pada waktu itu.
>
> "Komunis belum memperlihatkan dirinya anti Tuhan, sehingga bisa diterima
> dengan baik. Bahkan yang masuk pertama kali di zaman kolonial itu, adalah
> kaum muda Islam Tawalib. Mereka menerbitkan media yang isinya menghimbau
> agar tidak bekerjasama dengan Belanda. Sehingga lahirlah media yang bernama
> Jago-Jago, Dunia Akhirat dan lannya," kata Pengamat Sejarah dan juga Ketua
> Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu-ilmu Sosial (FIS), Universitas Negeri Padang
> (UNP). Hendra Naldi, SS, M.Hum.
>
> Dikatakan, tokoh-tokoh yang mengambil faham komunis pada waktu itu
> antaranya Datuk Batuah, Tan Malaka dan sebagainya. Tapi sekali lagi, mereka
> ini pengikut paham komunis di masa awal yang masih mengakui adanya Tuhan.
> Salah satu perlawanan di zaman kolonial itu, adalah munculnya pemberontakkan
> Silungkang.
>
> Faham inti komunis baru memperlihatkan jati dirinya, setelah zaman
> kemerdekaan. Waktu itu, Partai Komunis Indonesia (PKI) telah berdiri dan
> memperoklamirkan dirinya sebagai anti Tuhan. Tokoh Minang yang merasa tidak
> terima dengan kenyataan itu, segera mendirikan partai sendiri dengan nama
> Murba. Partai ini didirikan eks pemberontak Silungkang yang pada akhirnya
> dihentikan eksistensinya oleh Soekarno.
>
> "Sejak saat itu, PKI mendapat penolakan di Sumatra Barat dan anggotanya
> yang terdahulu berupaya mencari jalan lain," tambahnya.
>
> Untuk zaman sekarang, faham komunisme merupakan bahan yang sudah usang.
> Dari banyak negara yang dulunya komunis, sekarang sudha berganti menjadi
> negara dengan paham lain. Sementara yang masih setia hanya segelintir saja,
> seperti Monggolia, Korea Utara dan Kuba.
>
> Paham komunis tidak akan diterima lagi oleh masyarakat, jika mereka telah
> sejahtera secara ekonomi dan merdeka dalam bersikap. Komunis akan kembali
> merasuk, jika terjadi banyak ketimpangan sosial dalam masyarakat. Karena
> itu, bahaya komunis tidak perlu lagi dicemaskan, tapi kewaspadaan tetap
> perlu dijaga. Jangan sampai ada pula, orang Minang yang tidak memiliki
> tuhan.
>
> Tak berbahaya
>
> Secara ideologi, bahaya komunisme tidak ada lagi di Indonesia, begitu pula
> di beberapa negara, seperti Uni Sovyiet, di sana kekuatan komunis sudah
> runtuh. Hanya saja Kuba dan Monggolia yang masih menganut paham komunis.
>
> Kendati begitu, bila tingkat ekonomi Indonesia terus merosot, tidak
> tertutup kemungkinan bahaya latin komunis muncul lagi. Mungkin namanya saja
> yang tidak lagi komunis, tapi ideologi sudah sama dengan komunisme, kata
> pengamat sejarah Universitas Andalas (Unand) Padang Gusti Anan.
>
> Menurut dia, komunisme akan tumbuh subur di daerah tingkat perekonomian
> yang rendah, karena itulah makanan empuknya, pada saat ini. Untuk itu sudah
> saatnya lah pemerintahan Indonesia melakukan perbaikan secara radikal, baik
> di bidang sosial maupun ekonomi, karena ekspansi dan pengaruh kapitalisme
> barat sangat kuat terhadap bangsa kita.
>
> Menurut Gusti, bahaya laten komunis itu sebenarnya sudah kelihatan sejak
> tahun 1960, begitu pula pada masa PRRI. Ketika itu mereka menyusupkan
> personilnya untuk membasmi PRRI yang dipimpin Achmad Hosein.
>
> Di Ranah Minang, mereka membentuk OPR, di sana kekuatan pemuda dikerahkan
> untuk meneror masyarakat dan alim ulama. Mantan-mantan PRRI dijemput malam,
> dan dibunuh dengan kejam. Walaupun ketika itu belum tercium bahaya
> komunisnya, tapi tindakan dan kekecaman yang dilakukannya sudah tak
> manusiawi. Namun, lama-kelamaan, jati diri OPR itu kelihatan juga, bahwa ia
> penganut paham komunis.
>
> Berbicara soal jejak komunis di Sumbar, salah seorang ulama Sumbar, H.
> Mas'oed Abidin menyatakan, kehadiran mereka tidak bisa dilepaskan dari peran
> penguasa yang memanfaatkan kehadiran mereka. "Saya rasa dulu itu
> dimanfaatkan pihak-pihak yang berkuasa kala itu. Seperti PRRI dan OPR
> lainnya. Para penguasa kala itu mementingkan kepentingan dan politik balas
> dendam, tekan-menekan serta adu domba dan fitnah terhadap organisasi politik
> umat lainnya seperti Masyumi, Pemusi dan lainnya," katanya.
>
> Di Sumbar ini, kata Buya Mas'oed, kekejaman yang pernah dilakukan komunis
> tidak separah atau sekejam yang dilakukan pihak-pihak komunis di Jawa.
>
> Melepaskan diri
>
> Agaknya, kehadiran gerakan paham komunis di Sumbar hanya sekedar melepas
> diri dari penjajahan Belanda. Secara utuh generesi muda 1920 an tidak
> tertarik secara mendalam konsep ajaran yang diterapkan komunis di Jawa
> maupun daerah Indonesia lainya.
>
> "Memang dulu ajaran komunis menjadi daya tarik kalangan terpelajar, karena
> mereka selalu mendapat penindasan dari kum penjajah. Maka mereka tak lebih
> menganut paham ini sebagai anti penindasan kepada kaum pribumi yang hidup di
> tanah leluhurnya," kata pengamat sejarah IAIN Imam Bonjol Padang Rusdi
> Ramli.
>
> Ia menyebutkan, pada era penjajahan dulu masyarakat Minangkabau banyak
> ditindas oleh Belanda sehingg generasi muda tidak ada pilihan selain melawan
> dengan konsep dokrin pemikiran membela harga diri anak bangsa. Bahkan
> generasi muda pada saat itu sangat menentang teori meterialisme yang
> dipisahkan kalangan elit.
>
> "Maka pada saat itu generasi muda mencoba menanamkan satu rasa dalam
> kebersamaan dan tidan ada penindasan. Maka sangat wajar generasi muda pada
> era tersebut lebih tertarik dengan ajaran komunis yang lebih memperhatikan
> antar sesama," kata dosen sejarah Fakultas Sastra dan Budaya IAIN Imam
> Bonjol ini.
>
> Lebih lanjut Rusdi menyebutkan, dalam penelitian yang dilakukan pihaknya
> belum ada ditemukan kekejaman ajaran komunis yang dilakukan seperti daerah
> Jawa. Masyarakat Minangkabau sangat menentang kekerasan antar sesama, karena
> hanya melawan ketindasan yang dilakukan penjajah Belanda.
>
> Dalam sejarah ditemukan, pergerakan komunis malah menjadi-jadi pada 1924.
> Saat itu Sekolah Rakyat didirikan di Padang Panjang, meniru model sekolah
> Tan Malaka di Semarang. Organisasi pemuda Sarikat Rakyat, Barisan Muda,
> menyebar ke seluruh Sumatera Barat. Dua pusat gerakan komunis lain adalah
> Silungkang dan Padang. Bila di Padangpanjang gerakan berakar dari
> sekolah-sekolah di Silungkang pendukung komunis berasal dari kalangan
> saudagar dan buruh tambang.
>
> Ia menjelaskan, tokoh kumunis ternama di Sumbar Sulaiman Labai, seorang
> saudagar, mendirikan cabang Sarekat Islam di Silungkang pada 1915. Pada 1924
> cabang ini diubah menjadi Sarekat Rakyat. Selain itu berdiri juga cabang
> organisasi pemuda komunis, IPO.
>
> Sedangkan basis komunis di Padang, kata Rusli, berasal dari saudagar besar
> pribumi. Salah satu pendiri PKI cabang Padang adalah Sutan Said Ali, yang
> sebelumnya menjadi pengurus Sarikat Usaha Padang. "Di bawah kepemimpinannya
> mulai tahun 1923 komunis seksi Padang meningkat anggotanya dari hanya 20
> orang menjadi 200 orang pada akhir 1925.
>
> Pertumbuhan gerakan komunisme terhenti setelah pemberontakan di Silungkang
> 1927. Para aktivis komunis ditangkap, baik yang terlibat pemberontakan
> ataupun tidak. Bahkan banyak di antaranya yang dibuang ke Digul," jelasnya.
>
> Meskipun komunisme menjadi sangat populer pada dasawarsa 1920-an kaum agama
> yang tak setuju dengan ideologi baru itu pun tetap berkembang. Awal tahun
> 1920 berdiri PGAI (Persatuan Guru Agama Islam) dengan tujuan mengumpulkan
> ulama-ulama di Sumatera Barat. "Atas prakarsa H. Abdullah Ahmad, pada1924
> berdirilah sekolah Normal Islam di Padang. Sekolah ini dimaksudkan sebagai
> sekolah lanjutan, lebih tinggi daripada Sumatera Thawalib yang merupakan
> sekolah rendah," paparnya.
>
> Setelah melawat ke Jawa tahun 1925 dan bertemu pemimpin-pemimpin
> Muhammadiyah di sana Haji Rasul turut mendirikan cabang Muhammadiyah.
> Pertama di Sungai Batang dan kemudian di Padang Panjang. Organisasi ini
> dengan cepat menjalar ke seluruh Sumatera Barat.oHendri
> Nova/Guspayendri/Dede Amri/Aswandi
>
>
> http://www.hariansinggalang.co.id/index.php?option=com_content&task=view&id=3372&Itemid=289:testset
>
/

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke