Alaikum salam Warahmatullahi wa barakatuh,

Ananda Iffah Yth,
Bahwa orang Minang dahulu adalah petani itu amat benar.
Keadaannya sama dengan orang Jepang, Thailand, Melayu Malaysia, atau juga
pada masyarakat emigran Amerika dari Belanda atau Perancis atau Inggris itu,
pada mulanya adalah petani.
Mereka-mereka juga adalah petani, dan petani dan petani dan mereka juga
hidup dalam tatanan kebiasaan (adat) yang dibuat oleh leluhur mereka yang
juga sebagai petani, sebagai satu "kesepakatan" yang dijaganya dengan baik.

Jepang umpamanya sebagai negara petani di awalnya, tapi mereka teguh dengan
adat istiadatnya, sehingga sampai sekarang mereka bisa juga maju sebagai
negara industri, mereka sangat menghargai waktu (sebagai hasil survey 1980)
dan mereka bisa kuasai dunia sampai kini.
Di zaman globalisasi seperti sekarang, dan Jepang juga pernah mengalami
reformasi besar-besaran (ingat Meiji Restorasi ???), namun mereka tidak
mencerabutkan diri dari akar budayanya, seperti menghormati orang tua, dan
menyayangi sesama, rajin bekerja, dan sangat menghormati waktu, sampai
sekarang.
Jadi budayanya ya tetap tetap saja sebagai dahulu, walau kemajuan zaman
telah berubah kepada beberapa periode, dari petani ke perang, ke samurai, ba
jibaku, harakiri, menjaga marwah sampai hari ini.
Sesungguhnya adat itu berlaku sepanjang bangsa itu ada, selama bangsa itu
mengerti akan adat istiadatnya, dan menjaganya dengan memakainya dalam
hubungan kekerabatan, tata pergaulan, secara komprehensif bulat (kaffah).

Kembali ke Minangkabau, adat budaya Minangkabau itu fleksibel, artinya *adaik
babuhue sintak, syarak babuhue mati*.

Buya pernah katakan, bahwa ketika syarak tidak dihormati dalam perilaku
masyarakat Minangkabau, maka sebenarnya adat mereka menjadi rapuh.
Sebaliknya, ketika adatnya kukuh kuat dipakai, maka pelaksanaan syarak
menjadi sangat baik.
Adat dan syarak itu memberi motivasi dalam hidup orang Minangkabau.
Lihat saja kini, apakah orang awak masih teguh dengan adatnya dan kuat
dengan syaraknya. Kasat mata ananda bisa menjawabnya sendiri.
Jadi yang salah bukan adat budaya Minangkabau itu.
Barangkali yang salah itu ada pada beberapa orang Minangkabau yang ada kini
kurang suka memakaikan adat budayanya.
Setidak-tidaknya tidak seteguh orang Batak, orang Jawa, orang Makassar
Bugis, orang Ternate Tidore bahkan orang Ambon sendiri.

Ada yang salah menurut buya, *sekali lagi hanya menurut buya*, kita selalu
berusaha mengubah adat budaya kita untuk menyesuaikan dengan perkembangan
zaman.
Kenapa tidak dibalik.. ???
Umpamanya, bahwa orang Minangkabau mestinya teguh dengan nilai-nilai adat
budayanya agar dia dapat menatap berbagai perubahan zaman, dengan kebanggaan
adat budaya Minangkabau yang luhur itu?

Buya mungkin tidak setuju, ketika kita harus mempreteli adat budaya
Minangkabau agar tidak disebut ketingalan zaman.
Tetapi buya akan berkata cobalah pakai adat budaya Minangkabau itu, sehingga
zaman yang berubah itu dapat berkata, alangkah kuat dan indahnya adat budaya
Minangkabau ini.

Ananda Iffah harus juga bertanya-tanya,
Apakah adat budaya Minangkabau menghalangi anak Minangkabau itu untuk maju?
Apakah adat budaya Minangkabau melarang anak Minangkabau untuk bernikah
kahwin dengan etnis dan bangsa-bangsa lainnya?
Apakah adat budaya Minangkabau itu melarang seseorang untuk mencintai orang
lain, menghormati adat budaya orang lain, dan hanya berbangga diri dengan
milik mereka saja?
Apakah adat budaya Minangkabau yang menghormati suku ibunya, menghapuskan
nasab ayahnya?
Apakah gelar adat di Minangkabau menjadikan orang Minangkabau terhina
memakainya? Sebab gelaran itu ada pada semua bangsa di dunia?

Berpuluh pertanyaan akan lahir ananda Iffah.
Mungkin juga di antaranya tentang tanah ulayat yang ananda Iffah risaukan
itu.
Bila umpamanya adat budaya Minangkabau tidak meletakkan hak tanah ulayat
pada wewenang kaum, atau kaum ibu dalam garis matrilineal, dan menyamakannya
dengan harta pusaka lainnya yang boleh di bagi menurut faraid, apakah Iffah
masih punya tanah dan bumi Minangkabau tempat kembali. Mungkin jadi, setiap
gadang balega, atau setiap seorang ayah meninggal, maka tanah ulayatnya
telah berpindah dan berpindah tangan, dan berpindah penguasaan, dan akhirnya
menjadi milik orang lain. Mungkin bukan etnis Minangkabau. Indah sekali
pengaturan hak ulayat sebagai pusaka tinggi itu.
Apakah penataan adat budaya Minangkabau seperti itu, disiapkan hanya untuk
keluarga masyarakat petani?????
Wallahu a'lamu bis-shawaab.
Iffah lah yang merenungkannya.

Akhirnya buya berkata menurut kaedah adat budaya Minangkabau yang
luhur, *basilang
kayu dalam tungku di sinan api mangko iduik.*

Selamat Idul Fitri.
Id Mubarrak,
Taqabbalallahu minna wa minkum.
Taqabbal ya Karim,
Wassalam,

Buya HMA di baliek Ngarai Sianok.
Suku Piliang, Bergelar Majo Kayo, umur 73 + 1 bln + 23 hari


2008/10/4 hanifah daman <[EMAIL PROTECTED]>

> Assalammualaikum WR WB buya HMA yth. Buya, hanifah mau tanya apa beoar
> budaya minang di rancang untuk petani? Seperti yg dinyatakan oleh p saaf.
> Hanifah bingung bukankah adat kita berbuhul sintak. Bukankah dalam ABSSBK
> yang jadi pedoman Alquran ?? Apa menurut buya tulisan ifah untuk pak saaf
> tidak pantas ? Makasih atas perhatian buya. Wass
>
> H Masoed Abidin bin Zainal Abidin Abdul Jabbar wrote:
> > Alaikum Salam wa Rahmatullahi wa Barakatuh, Amin. Taqabbal Allahu Minna
> wa Minkum, wa taqabbal Yaa Kariem,
> >  Kami sekeluarga juga memohon maaf lahir bathin, kapado sagalo dunsanak
> nan ampie jo nan jauh, nan di kampuang jo nan di rantau, dengan iringan doa
> semoga amal ibadah kita diterima oleh Allah Subhanahu wa Ta'ala, serta kita
> semua diberi kesempatan untuk melaksanakan puasa pada 6 hari di bulan Syawal
> ini,
> > sehingga kita dapat menghidupkan Ramadhan setahun penuh. Insyaallah,
> Amin. Wassalam
> >  Buya HMA
> >-- *Allahumma inna nas-aluka ridhaa-ka wa al-jannah, wa na'uudzu bika min
> sakhati-ka wa an-naar Allahumma ghfir-lana dzunubana, wa li ikhwanina, wa
> sabaquuna bil-imaan,wa laa taj'al fii qulubinaa ghillan lil-ladzina aamanuu
> Rabbana innaka ghafuurun rahiim.*
>

--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke