Da Nof, permasalahannya sebetulnya sederhana. Apa pemegang regulator sudah menghayati kekayaannya sendiri. Kalo mereka membuat aturan bahwa semua aparat pemerintah dan BUMD setiap senein atau jumat memakai baju kebesaran negeri nya. Toh otonomi daerah membenarkan daerah untuk mengexspose kekayaannya. Bagaimanapun pakaian merupakan cerminan dari pribadi bangsanya sendiri. Hanya orang besar yg mau mengakui kekayaan itu tersebut. Coba kita lihat wakil dari negara kepulauan di karabia, kepala daerahnya pakai rok daan sandal khas negerinya. Pangeran Carles juga pakai rok skotlandia, kalau diawak nan rajin yo walikota sawahlunto nan rajin pakai songket silungkang. Da, masalah baju merupakan indentitas dan kecintaan terhadap Indoneesia, motif lurik yg dipakai mencrminkan motif rakyat badarai dan bukan motif kaum bangsawan. Seandainya motif songket silungkang atau pandai sikek dari rakyat badarai sadah ada, praktis dengan sendirinya akan masuk kedalam koleksi pribadi. Mencintai negeri sendiri hidup akan lebih berarti
Nanang Sent from my BlackBerry® wireless device from XL GPRS/EDGE/3G network -----Original Message----- From: Yulnofrins Napilus <[EMAIL PROTECTED]> Date: Sun, 25 May 2008 08:37:11 To:RantauNet@googlegroups.com, Gebu Minang <[EMAIL PROTECTED]>, Milis SMA1Bkt <[EMAIL PROTECTED]>, [EMAIL PROTECTED] Cc:"Dr.Saafroedin BAHAR" <[EMAIL PROTECTED]>, Warni DARWIS <[EMAIL PROTECTED]>, Rainal Rais <[EMAIL PROTECTED]>, Firdaus SSM <[EMAIL PROTECTED]> Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Tenun Minang Gates - mulai dr SSM2008 & Pengurus GEBU MINANG... Alaikumsalam ww Pak Adyan, memang ini proses dan perlu waktu untuk itu. Kalau pasar belum terbentuk, kita tidak bisa juga menyalahkan pengrajin yang 'belum' mau merubah paradigmanya. Mereka khawatirlah kalau hanya utk menyalurkan obsesi2 kita begitu saja. Skl lagi ini harus top down... Nan diateh harus manunjuakkan dan memberikan contoh dulu, sehingga baru pengrajin berani utk berproduksi massal nantinya. Para Pejabat kita harus berani mulai memakainya diacara-acara resmi. Apa perlu Bill Gates kita undang juga ke Sumbar lalu kita minta dia pakai Batik Tanah Liat kita..? Atau tenunan kita..? Tentang sekolah ini, kalau bukan krn Bu JK belum tentu juga akan jadi. Tanggal peresmiannya belum ditetapkan, menunggu konfirmasi waktu dari Ibu JK. Sayang kalau dunsanak di Pandai Sikek indak bisa memanfaatkan ilmu Uni Atitje ini. Untungnya beliau bukan pebisnis dan sudah kaya dari jaman Bld dulu (dirumahnya entah berapa puluh koleksi2 kain tua yg berharga puluhan bahkan ratusan juta rupiah). Kalau enggak, mungkin sudah mundur dari jauh-jauh hari utk urusan ini. Kenapa...? Isu standard lagi lah seperti yang sudah berbusa-busa kita bahas disini. Rendahnya respon dan dukungan dari Pemda di Ranah. Mereka bergerak mendukung stlh itu positif berstatus Proyek...! (msh panjang terusannya, tp off the record...). Ada satu poin lg yang membuat ambo agak malu hati. Kita boleh setuju boleh tidak, boleh suka boleh tidak (demokrasi kan...?) thd pernyataan beliau ini: "Kalau orang yang memang mengerti adat dan budaya daerahnya, biasanya dia akan tunjukkan jadi dirinya dg identitas2 yg terkait dg adat dan budaya daerahnya tsb...". Tambah beliau lagi: "Saya heran, kenapa Pejabat-pejabat kita di Sumbar selalu bangga memakai Batik Jawa? Bukannya pakai Taluak Balango, Tenun Pandai Sikek atau Silungkang...? Apa mereka pada gak percaya diri untuk itu...? Apa tidak ada disainer di Sumbar yang bisa dipercaya...? Identitas daerah kita bukan dg Batik Jawa, bukan dengan Baju Jas Berdasi...". Onde mandeee...., Uni ko kareh bana mah... Setidaknya utk ambo barek ko mah konsekuensinyo... Masalahnya, krn alun banyak nan versi harga murahnyo. Krn alun ado nan mamulai dan memasyarakatkannyo. Sehingga belum bisa diproduksi massal sehingga harganya jadi murah. Jadi kito tunggu Ayam dulu atau Talua dulu...? Nampaknyo mungkin alah paralu kito mulai manabuang utk mambali baju kampuang kito sendiri. Jadi kalau 3 atau 6 bulan kamuko ambo alah mulai pakai Taluak Balango atau Baju Minang ke acara2 tertentu, jan takajuik ndak? Apolagi kalau Arsitek kito nan biasonyo babaju lurik Jawa kemana-mana, sabanta lai alah baganti pulo ka baju khas Minang. Kalau indak, tantu inyo malu pulo nanti basorak-sorak ttg memajukan Sumbar, tetapi indak tampak identitas kampuang nan inyo dorong itu. Bisa2 nanti terkesan kurang menghayati. Jangan2 nanti disain rumah Jawa pulo nan kalua di Sumbar tu he..he... Sorry Nang, cuman himbauan...;)) Dari bbrp kali cc email yg ambo tarimo dr lingkungan Pengurus GM, jangan2 Gebu Minang yang akan lebih duluan bergerak nih utk mensosialisasikan berpakaian Tenun Minang atau Batik Tanah Liat, Songket, dsjnya ini. Berikutnya, organisasi mana lagi nih YANG BERANI ambil posisi utk memasyarakatkan IDENTITAS daerah kita ini...? Rasanya rombongan Pulang Basamo 2008 Ajo Duta, pasti tertarik untuk ini. Walaupun baru kulitnya yg kita dorong, tak apalah, dari pada tidak sama sekali... Anggap aja, baru itu yang bisa kita lakukan. Yg penting kita dukung pengrajin kita, sesuai kemampuan kita masing-masing...! Tidak perlu menunggu SK Gubernur dulu utk ini... Mohon maaf sebelumnya. Semoga berkenan. Terima kasih. Wassalam, Nofrins "4 R 5 L B" ----- Original Message ---- From: Adyan <[EMAIL PROTECTED]> To: RantauNet@googlegroups.com Sent: Sunday, May 25, 2008 8:48:40 AM Subject: [EMAIL PROTECTED] Re: Tenun Minang Gates - mulai dr SSM2008 & Pengurus GEBU MINANG... Assalamualaikum w.w. Pak Nofrins dan dunsanak kasadonyo, mohon maaf talambek ambo maresponse topik tentang tenun Pandai Sikek.. Soalnyo agak tarumik masalah nan dihadoki kini sehubungan dengan usaho Ibu Atitje untuak maubah caro bapikia urang Pandai Sikek tentang tenun. Iyo batua tenun songket P.Sikek salamo ko identik jo barang mewah, kain maha baameh-ameh, kain untuk dipakai baralek.. sedangkan untuak dipakai sehari-hari kain tenun haruslah agak disederhanakan desain dan bahannyo. Tarutamo benang mas harus diganti jo sutra atau katun.. Sacaro teknis indak masah, bisa dikarajokan tu, cuma paradigma perajin dan pengusaha tenun tu lah nan alun manarimonyo.. kini tu.. Biasolah tu, resistensi, kemapanan, susah mencubo nan baru, dan lain-lain. Tapi antahlah.. ateh usaho nan gigiah dari Ibu Atitje jo Ibu JK, nan ka meresmikan Sekolah Tenun di Pandai Sikek awal bulan bisuak ko, tentu kito akan maliek parubahan.. Hal iko juo merupakan test case bagi Ranah-Rantau Networking nan kito bicarokan di palanta akhir-akhir ko. wassalam, adyan http://tenunpusako.wordpress.com <http://tenunpusako.wordpress.com/> On 5/24/08, Yulnofrins Napilus <[EMAIL PROTECTED] <mailto:[EMAIL PROTECTED]> > wrote: > Mohon bantuan Pak Adyan dari Pandai Sikek dan Aulia dari Silungkang utk > memberikan ide-ide ke daerahnya masing-masing agar tenunan kita bisa dipakai > tidak hanya utk baralek. Ambo pasan ciek dari Pandai Sikek dan ciek dari > Silungkang yang lengan pendek ukuran L...! > --~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~ =============================================================== UNTUK DIPERHATIKAN: - Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting - Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim melalui jalur pribadi - Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau dibanned - Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply - Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru =============================================================== Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe =============================================================== -~----------~----~----~----~------~----~------~--~---