Sesuatu
yang tak dapat dipungkiri kesalahan ajaran juga akan berdampak pada
perilaku manusia. Dogma gereja Katolik yang melarang para pastur untuk
melakukan pernikahan menimbulkan penyimpangan seksual mengerikan.
Pedofil dan pelecehan seksual terhadap biarawati, adalah bagian yang
tak dapat lagi disembunyikan. Pada dasarnya manusia memiliki hasrat
untuk menyintai lawan jenis. Bukan saja sebagai perlindungan terhadap
hak-hak wanita, namun pernikahan lebih dari itu, dimana institusi ini
hendak memberikan perlindungan hak dan keberlangsungan hidup umat
manusia.

Mungkin akan ada yang mengatakan
bukankah dalam fenomena umat Islam juga terjadi perilaku perzinaan yang
pada akhir-akhir ini marak dilakukan oleh politisi dari partai Islam
dan politisi beragama Islam??? Sehingga timbul sikap apatis terhadap
agama yang berfungsi sebagai norma moral bagi manusia, karena tak mampu
lagi menjadikan umatnya berperilaku sebagaimana yang diajarkan.
Orang-orang yang berpaham anti terhadap agama ini telah pula jatuh
dalam pergaulan seks bebas tanpa batas dan telah rusak sense logika
mereka dengan melakukan hubungan sejenis.

Ada info yang menarik terkait pelegalan
hubungan para homoseksual (gay dan lesbian) di California AS beberapa
waktu ini. Dalam U.U di negara bagian itu, diakui pernikahan pasangan
homoseksual. Sampai-sampai ada yang mengadopsi anak. Cukup juga,
melihat kenyataan bahwa ada kecendrungan para penyimpangan seksual ini
terhadap kepemilikan anak yang secara ilmiah itu tidak akan didapatkan
melalui hubungan sejenis. Jelas sekali perilaku homoseksual ini telah
keluar dari naluri alamiah manusia dan menjadi enemies paling berbahaya
bagi kelangsungan hidup umat manusia di muka bumi

Namun, ini adalah problem yang berbeda.
Dalam Kristen Katolik dilarangnya Pastur untuk menikah telah membuat
korban-korban pelecehan seksual. Sementara Islam yang mengakui
kedhaifan seorang laki-laki di hadapan wanita telah memberikan sebuah
sistem humanistik yakni pernikahan. Semoga Allah menunjukkan kepada
kita jalan yang benar dan lurus. Amiin.

Berikut penulis kutipkan secara penuh berita tentang permintaan maaf Paus 
terhadap kasus pelecehan seksual dan pedofilia.

================================================
Paus Janji Minta Maaf

Kompas Edisi Sabtu, 12 Juli 2008 | 21:20 WIB

BRISBANE, SABTU- Paus Benediktus XVI
yang dijadwalkan tiba di Sydney, Minggu (13/7) besok, berjanji akan
menyampaikan permintaan maaf atas skandal pedofilia dan pelecehan
seksual yang terjadi di lingkungan gereja Katolik Australia. Janji itu
disampaikannya dalam konferensi pers di atas pesawat yang membawanya
dari Roma ke Australia. Demikian dilaporkan jaringan pemberitaan ABC,
Sabtu (12/7).

Paus berkebangsaan Jerman yang lahir
pada 16 April 1927 dengan nama Joseph Alois Ratzinger itu mengatakan,
dia akan menyampaikan permintaan maaf seperti yang telah ia lakukan
saat mengunjungi Amerika Serikat April lalu. Dalam masalah ini, Paus
mengingatkan pentingnya gereja Katolik melakukan rekonsiliasi,
mencegah, menolong dan melihat kesalahan.

“Harus jelas bahwa seorang pastor yang
sesungguhnya tidak sejalan dengan (kekerasan seksual) ini, karena
pastor melayani Tuhan kita,” katanya.

ABC menyebutkan, para korban kekerasan
seksual para pastor Australia telah mengimbau Paus agar meminta maaf
saat dia tiba di Sydney untuk menghadiri Hari Pemuda Dunia (WYD). Pada
2002 lalu, pihak Keuskupan Australia juga pernah menyampaikan
permintaan maaf untuk kasus-kasus kekerasan seksual di masa lalu.

Walaupun tiba di Sydney pada hari
Minggu (13/7), pemunculan pertama Paus Benediktus di depan publik baru
dilakukan pada 17 Juli. Pada 20 Juli, Paus akan menyapa ratusan ribu
orang peziarah yang akan memadati lapangan pacuan kuda “Randwick”
Sydney.

Dalam kunjungannya di Australia itu, Paus dilaporkan akan bermain piano dan 
bertemu Perdana Menteri Kevin Ruud.
===================================================
Paus Temui Korban Pelecehan Seks

Kompas Edisi Jumat, 18 April 2008 | 04:36 WIB

WASHINGTON, JUMAT - Paus Benediktus XVI
menemui secara langsung para korban penganiayaan seks yang melibatkan
kalangan pastur di Amerika Serikat. Pastur Federico Lombardi, juru
bicara kepausan menjelaskan, Paus Benediktus dan Kardinal Boston Sean
O’Malley telah menemui sekelompok kecil korban penganiayaan seks dan
memberikan dukungan moril kepada mereka di Washington.

Menurut Lombardi, Paus berulangkali
menyampaikan ke para korban penganiayaan seks janjinya untuk mendoakan
mereka berikut keluarga serta para korban lainnya. Paus mengakui kasus
ini sebagai suatu kasus yang “sangat memalukan” bagi gereja Katholik
Roma. Paus juga mengecam penganiayaan yang telah menimbulkan “luka
mendalam” terhadap korban dari ulah pastur yang sangat tidak bermoral
tersebut.

Ribuan pastur telah dituduh terlibat
pelecehan seks di AS sejak tahun 1950 dan gereja Katholik Roma telah
membayar lebih dari 2 miliar dolar AS untuk penyelesaian gugatan kasus
tersebut di pengadilan. Kasus tersebut sebagian besar marak terjadi
dalam 6 tahun terakhir saat kasus pelecehan di Boston meluas menjadi
perhatian nasional dan menggerakan sejumlah korbannya untuk melaporkan
pelecehan yang mereka alami.

===============================================
Paus Sembuhkan Korban Pelecehan Seksual

Kompas Edisi Minggu, 13 Juli 2008 | 09:21 WIB

DARWIN, MINGGU - Paus Benediktus XVI
yang tiba di Australia, Minggu (12/7), menegaskan akan mencoba
melakukan penyembuhan dan rekonsiliasi terhadap para korban pelecehan
seksual yang dilakukan oleh para pastor di negeri itu.

“Dalam 10 hari kunjungan saya di
Australia, saya akan melakukan penyembuhan dan rekonsiliasi dengan para
korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh pastor Katholik Roma
seperti apa yang saya lakukan di AS,” katanya saat berbincang dengan
wartawan dalam penerbangan menuju Australia.

Sebelumnya, dalam kunjungan ke Amerika
Serikat ia sempat mengungkapkan perasaan malunya atas skandal tersebut
dan ia pun berjanji untuk memastikan bahwa kaum pedofil tidak menjadi
pastor.

Kelompok aktivis yang bekerja menangani
korban akibat pelecehan seksual oleh pastor telah meminta Benediktus
untuk meminta maaf dalam kunjungannya kali ini. Jumlah korban tidak
diketahui, walaupun para aktivis mengatakan mencapai ribuan orang.

Pemimpin senior pastor Katholik Roma,
Cardinal George Pell, dinilai tidak becus menangani kasus pelecehan
seksual dan setuju untuk membuka kembali investigasi terhadap kasus
pelecehan seksual yang berusia 25 tahun ini.

============================================

Misa Khusus Paus Bersama Korban Pelanggaran Seks


Kompas Edisi Senin, 21 Juli 2008 | 08:54 WIB


SYDNEY, SENIN - Paus
Benediktus XVI agaknya serius dengan permintaan maafnya terhadap korban
pelanggaran seks oleh para pastor. Pemimpin Gereja Katolik Roma ini
mengajak empat korban bersatu dalam sebuah misa, Senin (21/7) pagi.

Keempat orang yang dianggap mewakili korban-korban lain itu diajak
beribadah di Kapel St Maria, Sydney, kurang dari satu jam sebelum Paus
lepas landas kembali ke Roma, seperti dikutip dari Sydney Morning Herald.

Menurut panitia Hari Pemuda Sedunia, Paus mendengarkan semua kisah
mengerikan yang mereka alami. Paus tak lupa meyakinkan bahwa ia
memberikan dukungan penuh dan doa kepada para korban beserta
keluarganya.

Pertemuan itu tidak masuk jadwal acara, dan menurut keuskupan
dirancang pada saat-saat terakhir. Bahkan, kabar soal pertemuan itu
baru diterima korps wartawan Vatikan saat mereka berada di bus menuju
pesawat Qantas yang akan membawa mereka kembali ke Roma.

Keempat korban, dua pria dan dua wanita, serta berapa pendukungnya
bertemu secara khusus dengan Paus mulai pukul 07.00 waktu setempat.
Hadir pula dalam acara itu Kardinal Australia George Pell dan Uskup
Agung Fernando Filoni dan dua sekretaris Vatikan.

Di akhir misa, para korban diberi kesempatan untuk bicara secara
pribadi dengan Paus, yang kemudian menenangkan mereka dengan kata-kata
penuh kasih sayang.

Paus mengatakan bahwa ia ingin bertemu dengan para korban sebagai
sebuah isyarat nyata dan untuk mengungkapkan kesedihan sekaligus
permintaan maafnya secara langsung. Ia mengatakan, pertemuan itu
dilakukan setelah seluruh perayaan Hari Pemuda Sedunia karena ia tidak
ingin pertemuan itu menghantui acara inti.

Dalam pernyataannya, Keuskupan Sydney gembira Paus bersedia menerima
tiga korban yang dipilihkan oleh Lembaga Standard Profesional Gereja
Katolik. “Pertemuan Bapa Suci dengan para korban merefleksikan
berlanjutnya komitmen seluruh gereja di Australia untuk memberi
kesembuhan dan keadilan bagi mereka yang telah disakiti begitu rupa
lewat pelanggaran seks,” kata keuskupan.

Panitia Hari Pemuda Sedunia mengatakan, dengan pertemuan itu Paus
ingin menunjukkan keprihatinan sekaligus dukungan terhadap semua korban
pelanggaran seks para pastor Katolik di seluruh dunia. Pertemuan itu
dianggap sebagai sukses kunjungan Paus ke Australia.

Namun, tindakan Paus itu dianggap belum cukup, setidaknya oleh
Anthony Foster yang dua anak gadisnya yang diperkosa pastor saat duduk
di sekolah dasar. “Saya senang sudah banyak orang yang bertemu
dengannya, itu sangat membantu buat mereka. Namun, menurut saya
(gereja) kehilangan kesempatan untuk berbicara dengan orang-orang
seperi kami dan Broken Rites (kelompok pendamping) yang benar-benar
mewakili kebutuhan para korban,” kata Foster.

Foster sengaja memangkas masa liburannya di Skotlandia hanya untuk
bertemu dengan Paus dan membicarakan nasib anaknya. Namun, ia tidak
diundang dalam misa pagi itu. Pagi-pagi sekali ia sudah sampai di
bandara sebagai upaya terakhirnya bisa menemui Paus untuk menyampaikan
sarannya agar gereja lebih peduli pada korban kenakalan para pemuka
agama itu. Foster dan istrinya, Christine, yakin gereja menangani isu
yang mendorong anaknya, Emma (26), bunuh diri pada Januari lalu.

Menurut Foster, pertemuan dengan para korban yang tidak disebutkan
namanya pada jam terakhir Paus di Australia itu sama saja dengan
menelikung, tidak ditangani dengan baik, dan mengecewakan. Ia juga
menyebut acara itu sekadar memoles citra gereja yang sudah tercoreng.

“Mana kepedulian dan kasih sayang yang dia (Paus) omongkan Sabtu
kemarin? Tentu saja mereka berdalih para korban ingin menjaga privasi,”
kata Foster menggerutu.

=======================================
Paus Ditunggu Keluarga Korban Pelanggaran Seks



Kompas Edisi Kamis, 17 Juli 2008 | 07:49 WIB


SYDNEY, KAMIS -
Skandal pelanggaran seks terhadap anak-anak yang dilakukan oleh pastor
Katolik muncul lagi di sela-sela kunjungan Paus Benediktus XVI di
Sydney, Rabu (16/7).

Ketika lebih dari 200.000 peziarah muda mendatangi konser di tepi
pantai, mengadakan acara memanggang daging dan menghadiri kelas-kelas
keagamaan, Paus dan Kepala Gereja Katolik Australia Kardinal George
Pell menghadapi orangtua dari dua anak korban pelecehan seksual.

Para peziarah dari segala penjuru dunia berbondong-bondong menuju
Sydney untuk menghadiri peringatan Hari Pemuda Sedunia. Acara itu akan
dipimpin oleh Paus mulai Kamis ini dan akan mengakhiri kunjungan empat
harinya di Sydney. Akan tetapi, skandal seks yang dilakukan oleh pastor
telah membawa awan hitam pada acara tersebut.
Anthony Foster, ayah dari dua gadis yang dilecehkan oleh pastor dari
Melbourne, mengatakan, dia dan istrinya sedang dalam perjalanan dari
Eropa menuju Australia. Mereka siap berkonfrontasi dengan Gereja atas
tindakan paedofilia itu. Salah satu anak korban pelecehan telah tewas
bunuh diri.

Anthony Foster mengatakan kepada Australian Broadcasting Corp, dia
tidak akan menerima permintaan maaf dari Paus jika Paus tidak mengubah
cara Gereja dan pengacaranya menangani pelecehan itu. Paus meminta maaf
kepada para korban pelecehan di AS pada kunjungannya April lalu.

”Saya ingin mereka membuat sistem yang menjamin ketersediaan bantuan
seumur hidup untuk para korban, sistem yang membuat mereka memohon maaf
kepada para korban,” kata Foster.

Foster berencana membuat pernyataan saat tiba di Sydney dan akan
minta tanggapan langsung dari Paus dan Pell. Foster berharap Paus
menyediakan waktu bertemu dengannya guna mendengar permintaannya.

”Saya seharusnya tidak berusaha mencari mereka, merekalah yang seharusnya 
datang dan meminta maaf,” ujar Foster.


Berjuang delapan tahun

Putri Foster, Emma, bunuh diri pada usia 26 tahun setelah berjuang
karena telah dilecehkan berulang kali oleh seorang pastor Katolik
senior saat Emma berada di sekolah menengah pertama.

Adiknya, Katie, juga mengalami pelecehan dan terlibat dengan alkohol
di masa remaja. Menurut ABC, otak kiri Katie kini rusak setelah
ditabrak mobil ketika mabuk.

Pastor yang terlibat, Kevin O’Donnell, meninggal pada tahun 1997
setelah dipenjara karena tuduhan melakukan pelecehan seksual berulang
kali. Keluarga Foster harus berjuang selama delapan tahun untuk
mendapatkan kompensasi dari Gereja.

Koordinator Hari Pemuda Sedunia Uskup Anthony Fisher marah kepada
Foster karena berbicara kepada media mengenai kasus itu ketika
orang-orang berkonsentrasi pada aspek positif dari kunjungan Paus.

====================================
Kelompok anti-Paus Beraksi di Sydney



Kompas Edisi Sabtu, 19 Juli 2008 | 15:45 WIB


SYDNEY, SABTU -
Kedatangan Paus Benediktus XVI ke Australia dimanfaatkan betul oleh
kelompok yang menentang kebijakan pemimpin Katolik Roma itu.

Lebih dari 500 orang aktivis yang tergabung dalam koalisi NoToPope
harus berhadapan dengan para peziarah yang hendak mengikuti misa yang
dipimpin Paus, Sabtu (19/7). Dengan mengenakan kostum suster, pastur
dan setan, mereka berbaris seraya meneriakkan slogan-slogan anti-Paus.
Namun gerakan mereka sangat terbatas karena dikelilingi polisi yang
berjalan kaki, bersepeda dan berkuda.

“Paus salah, pakailah kondom,” teriak mereka menggunakan megafon.
Selain itu mereka juga melempatkan bungkusan merah berisi kondom ke
barisan peziarah. Namun para pemuda Katolik yang semula ingin tahu aksi
itu akhirnya tersenyum dan melambaikan tangan lalu menyanyikan lagu
mereka sendiri, “Benediktus! Kami cinta kau!”

Kejadian ini menjadi ujian bagi kedua kelompok untuk tidak melakukan
kekerasan. Polisi menahan seorang aktivis NoToPope yang melemparkan
kondom kepada peziarah. Para aktivis berada di atas angin setelah pekan
ini pengadilan membatalkan peraturan yang melarang mereka melakukan hal
yang menjengkelkan para peziarah.

“Kami ingin tegaskan bahwa kami tidak anti agama, dan kami menyambut
baik para pemuda Katolik di negara kami. Kami hanya menentang Paus dan
hirarki gereja,” kata Rachel Evans, salah satu pemimpin koalisi.

Koalisi ini mengecam kebijakan Paus yang menentang homoseksualitas,
kontrasepsi dan aborsi. Dalam aksi itu, para aktivis berkostum suster
dan pastor berpidato secara berapi-api tentang seks yang aman. Mereka
juga menggelar kontes slogan di kaos oblong yang umumnya menjengkelkan.

Keriuhan aksi itu sangat kontras dengan suasana khidmat di sebuah
katedral yang sebelumnya diadakan misa yang dipimpin Paus. “Yesus
mencintai kita semua,” kata Mark Choi, seorang pemuda Katolik. “Saya
sungguh memahami mengapa mereka ke sini dan saya tak akan memasukkannya
ke hati. Tapi mereka tidak mengerti bahwa kami mencintai semua orang,
homoseks atau siapa pun. Bertengkar tidak menyelesaikan,” kata pemuda
18 tahun asal Silver Spring Maryland AS itu.

Ada juga di antara para peziarah itu yang sepakat dengan para
pendemo. “Hak mereka mengatakan itu, sebagian besar benar. Saya juga
tidak sepakat dengan Paus soal kondom dan seks pranikah. Mereka juga
benar soal pelanggaran-pelanggaran seks itu,” kata Lukas Nebel (22),
peziarah asal Austria.

Aksi protes itu menarik perhatian, bahkan sebelum benar-benar
digelar, setelah negara bagian New South Wales, awal bulan ini melarang
siapapun berbuat sesuatu yang menjengkelkan peserta Hari Pemuda Dunia,
acara tahunan Gereja Katolik Roma. Pelanggar aturan ini akan didenda di
atas 5.500 dolar Australia. Di pengadilan, para aktivis NoToPope
berargumen bahwa aturan itu memberangus hak mereka untuk berpendapat.
Aturan itu langsung dibatalkan pengadilan.

Puluhan ribu peziarah Hari Pemuda Sedunia memenuhi jalanan Sydney,
Sabtu (19/7). Untuk itu Harbor Bridge dan beberapa jalan penting
lainnya ditutup. Paus dijadwalkan bergabung dengan mereka pada Sabtu
malam selama beberapa jam. Paus akan kembali ke tempat pacuan kuda pada
Minggu pagi untuk memimpin misa yang diperkirakan diikuti 250.000 orang.
        


      
___________________________________________________________________________
Dapatkan nama yang Anda sukai!
Sekarang Anda dapat memiliki email di @ymail.com dan @rocketmail.com.
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke