Waspadai, Suhu Daratan Memuncak

http://www.kompas.com/data/photo/2008/09/23/3012681p.jpg

Selasa, 23 September 2008 | 05:49 WIB

JAKARTA, SELASA - Suhu udara di Jakarta dan sekitarnya Senin (22/9) hingga
akhir pekan mencapai 35 derajat Celsius atau 2 derajat di atas normal. Badan
Meteorologi dan Geofisika mencatat suhu tertinggi 38 derajat Celsius di
wilayah Jatiwangi, Majalengka, Jawa Barat. Pemudik diminta mewaspadai panas
terik ini.

Kepala Subbidang Informasi Meteorologi Publik Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Kukuh Ribudianto, Senin, mengatakan, "Ini
sudah terjadi sejak dua hari lalu. Merata di seluruh Indonesia. Di kawasan
Tangerang dan Banten, seperti di Ciledug dan Serang, suhu mencapai 35
derajat Celsius. Jakarta dan sekitarnya rata-rata 33-34 derajat Celsius."

Kukuh mengatakan, panas terik dari pagi hingga sore selalu disertai angin
kencang kering.

Hal ini menurut Ketua Program Studi Meteorologi di Institut Teknologi
Bandung Armi Susandi karena pengaruh udara dingin dari dataran tinggi Bogor.
"Suhu tinggi juga dipengaruhi limbah industri," katanya.

Dari pantauan BMKG, di beberapa lokasi di Jawa, seperti di Jatiwangi, Jawa
Barat, dan Surabaya, Jawa Timur, suhu mencapai titik ekstrem, 37 derajat
Celsius.

"Kondisi amat panas ini kerap dimanfaatkan peladang di Kalimantan untuk
membakar lahan. Kebakaran akibat pembakaran lahan perlu diwaspadai," ujar
Armi. Masyarakat membakar lahan untuk menghemat ongkos kerja sekaligus
menyuburkan tanah.

"Suhu ekstrem panas di wilayah Indonesia sekarang disebabkan massa udara
tertarik menuju perairan Filipina karena di sana sedang terjadi badai
Hagupit sejak dua hari lalu," kata Kukuh.

Badai itu diperkirakan meluruh pada Kamis. Akibat besarnya massa udara yang
tertarik kelembaban udara jadi rendah dan menimbulkan suhu ekstrem tinggi.
Ia memperkirakan, awal musim hujan kemungkinan antara November dan Desember.

Diare dan ISPA

Kepala Suku Dinas Kesehatan Masyarakat Kota Jakarta Pusat Hakim Siregar
mengatakan, saat suhu udara panas tinggi, seperti musim kemarau, penyakit
diare dan infeksi saluran pernapasan atas (ISPA) cenderung merebak.

"Panas dan angin kering berdebu, masyarakat diimbau agar berhati-hati dalam
pembuatan makanan dan air minum. Semua harus dimasak dengan benar dan dijaga
kebersihannya," kata Hakim Siregar.

Data dari Dinas Kesehatan DKI Jakarta, pada musim kemarau, ketersediaan air
bersih juga makin berkurang di beberapa kawasan Ibu Kota, seperti di Jakarta
Utara. Air sumur keruh dan sumber air bersih lainnya rawan tercemar sehingga
potensi penularan penyakit meningkat.

Pemudik hati-hati

Suhu tinggi juga terjadi di sepanjang kawasan pantai utara. Dengan suhu
setinggi ini, masyarakat harus lebih berhati-hati karena berbagai media
sangat mudah terbakar. Pemudik perlu memerhatikan ini.

Demikian dikatakan secara terpisah oleh Kepala Badan Meteorologi,
Klimatologi, dan Geofisika Jawa Tengah M Chaeran di Kota Semarang dan Kepala
Stasiun Meteorologi Tegal Sartono di Tegal.

Chaeran mengatakan, "Masyarakat harus berhati-hati dengan api. Semak-semak
kering, misalnya, jika dibakar akan sangat cepat merambat ke tempat lain."

Di Tegal Sartono mengimbau pemudik yang akan melintas jalur pantai utara
mewaspadai panas ekstrem pada akhir September atau awal Oktober. Panas
ekstrem disertai rendahnya kelembaban udara menyebabkan pengendara mudah
lelah dan kehilangan konsentrasi.

Selain itu, menjelang Lebaran jumlah kendaraan yang melintas di pantura juga
semakin banyak sehingga mengakibatkan suhu udara semakin panas.

Menurut Sartono, saat ini suhu udara di wilayah Tegal dan sekitarnya 34,8
derajat Celsius. Kelembaban udara (kandungan air di udara) hanya sekitar 46
persen.

Suhu udara masih akan mengalami peningkatan karena pada 23 September
matahari akan tepat berada di atas khatulistiwa dan kemudian bergerak ke
arah selatan. "Puncak panas diperkirakan akhir September atau awal Oktober
ini," kata Sartono.

Masyarakat juga perlu mewaspadai angin puting beliung pada pertengahan
Oktober. Angin puting beliung biasa terjadi pada musim pancaroba. Musim
pancaroba ini diperkirakan Chaeran berlangsung hingga akhir November.
(NAW/NEL/UTI/WIE)



Sumber : Kompas Cetak




--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke