Ambo tamasuak urang nan suko lalok di surau. Walau lah babini tapi kadang2 
kalau pulang kampuang lalok juo di surau. Tapi ado nan mambuek ambo maleh lalok 
di surau kini lai: yaitu dek surau ko kini babuek dari batu, pakai (j)ubin nan 
rancak bakilek (tasialia langau dek e). Surau kayu lah bi runtuah (atau sangajo 
baruntuahan dek dianggap kuno). Sajak surau2 di kampuang ambo babuek dari batu 
ko, ambo maleh lalok lai di surau. Baa ka indak, lalok di ateh lapiak purin 
atau lapiak pandan nan bakambangan di ateh (j)ubin nan maha bantuan rang rantau 
tu. Malam2 dingin badan, mancucuak ka tulang dingin e, apolai kalau hari hujan. 
Kalau dulu lalok di surau kayu sabana sero raso e. Batambah hujan hari, 
batambah bakaruah lalok ambo, co ombak Sunua karuah ambo...
Itu makonyo kini jarang ambo lalok di surau. Baa kolah dek kawn2 nan lain....
 
Salam,
Suryadi



----- Pesan Asli ----
Dari: Nofiardi <[EMAIL PROTECTED]>
Kepada: RantauNet@googlegroups.com
Terkirim: Sabtu, 20 September, 2008 05:43:04
Topik: [EMAIL PROTECTED] Surau, dan Kerisauan Orang Minang


Surau, dan Kerisauan
Orang Minang
Oleh Nelson Alwi

Sabtu, 20 September 2008
EKSISTENSI atau pun sumbangsih surau bagi keselarasan (ke)hidup(an) 
sosial-keagamaan masyarakat Minang, tak bakalan tergerus dari ingatan. Ya, 
surau pernah berperan besar lagi sangat signifikan sekali. Selain sebagai 
tempat beribadah, surau berfungsi menampung kakek-kakek uzur tiada berdaya, 
para duda, musafir atau anak dagang, apalagi anak-anak serta remaja yang hendak 
menuntut ilmu: dunia dan akhirat. 
Di surau, seorang anak -terutama remaja putra akilbalig- tidak hanya diwajibkan 
mengaji-mendalami Al-Quran atau mempelajari seluk-beluk agama Islam, tetapi 
juga dibekali ilmu bela diri pencak silat maupun kesenian dan, secara tidak 
langsung dilatih menyimak dan menuturkan sebuah cerita berikut berbagai 
pengalaman sehari-hari di samping belajar mendiskusikan permasalahan hidup dan 
kehidupan yang serba komplit. 
Pendek kata memang demikian situasi dan arti keberadaan surau, setidaknya, pada 
beberapa dekade akhir abad XIX hingga penggalan kedua abad ke-20. Tak heran 
kalau dari surau kemudian muncul banyak tukang kaba yang piawai berkisah, yang 
keprofesionalannya diperhitungkan di berbagai ajang seperti acara "alek 
nagari", pesta perkawinan, khitanan dan juga di stasiun-stasiun kereta api atau 
di lepau-lepau kopi. Artinya adalah, surau turut serta mengukuhkembangkan 
tradisi sastra(wan) lisan Minangkabau. 


      
___________________________________________________________________________
Yahoo! sekarang memiliki alamat Email baru.
Dapatkan nama yang selalu Anda inginkan di domain baru @ymail dan @rocketmail. 
Cepat sebelum diambil orang lain!
http://mail.promotions.yahoo.com/newdomains/id/
--~--~---------~--~----~------------~-------~--~----~
=============================================================== 
UNTUK DIPERHATIKAN:
- Wajib mematuhi Peraturan Palanta RantauNet, mohon dibaca & dipahami! Lihat di 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi anda pada setiap posting
- Dilarang mengirim email attachment! Tawarkan kepada yg berminat & kirim 
melalui jalur pribadi
- Dilarang posting email besar dari >200KB. Jika melanggar akan dimoderasi atau 
dibanned
- Hapus footer & bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Jangan menggunakan reply utk topik/subjek baru
=============================================================== 
Berhenti, kirim email kosong ke: [EMAIL PROTECTED] 
Daftarkan email anda yg terdaftar pada Google Account di: 
https://www.google.com/accounts/NewAccount?hl=id
Untuk dpt melakukan konfigurasi keanggotaan di:
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe
===============================================================
-~----------~----~----~----~------~----~------~--~---

Kirim email ke