Pebruari 2012 01:07

Ada Gontor di Sulit Air

REPUBLIKA.CO.ID,  Oleh Ikhwan Wahyudi dan Aurizal/Antara

Siapa yang tidak kenal Pesantren Gontor di Ponorogo, Jawa Timur yang
berdiri pada 20 September 1926. Pondok pesantren yang didirikan KH
Ahmad Sahal, KH Zainuddin Fanani, dan KH Imam Zarkasyi itu telah
mencetak ribuan ulama sekaliber Hasyim Muzadi, Dien Syamsudin hingga
Hidayat Nur Wahid.

Demikian juga halnya di Sumatera Barat, Pondok Pesantren Modern
Darussalam Gontor 11 yang merupakan cabang dari Ponorogo telah menjadi
salah satu pesantren favorit di Kabupaten Solok.

Setiap tahun jumlah santri yang menuntut ilmu di pondok pesantren itu
terus meningkat, dimana saat ini jumlah santrinya mencapai 69 orang
dan berasal dari sejumlah daerah seperti Kabupaten Solok, Kota Solok,
Kabupaten Solok Selatan, Tanah Datar, Bukittinggi, Padang, Palembang,
Jambi, dan Pekanbaru.

Berlokasi di Guguk Limau Ompang Talago Laweh, Nagari Sulit Ait,
Kecamatan X Koto Diatas, Kabupaten Solok, pesantren tersebut berdiri
sejak tiga tahun lalu, tepatnya pada 8 Juli 2009.

Jaraknya sekitar empat kilometer dari pusat pemerintahan Nagari Sulit
Air dan sekitar 60 kilometer dari pusat pemerintahan Kabupaten Solok
di Arosuka. Dari Kota Solok, Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor
11 hanya berjarak sekitar 30 kilometer.

Lokasinya yang sangat asri dipenuhi nuansa perbukitan ikut menunjang
kenyamanan santri menuntut ilmu di pondok pesantren tersebut.

Wakil Pengasuh Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11 Bambang
Nur Kholis menyebutkan, luas areal Pondok Pesantren Modern Darussalam
Gontor 11 mencapai tujuh hektare dan telah memiliki empat ruang
belajar dan empat asrama.

Selain itu juga terdapat fasilitas penunjang berupa satu ruangan
koperasi, kantor, rumah pengasuh, perpustakaan, kafe, dapur dan
mushalla. "Saat ini juga tengah dibangun sebuah masjid, dimana telah
berdiri tiang bangunan dan kubahnya," katanya.

Mengingat Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11 merupakan salah
satu cabang dari Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor di
Ponorogo, Jawa Timur, maka program pendidikannya juga mengacu pada
pondok pesantren dengan konsep Kuliyatul Mu'alimin Al-Islamiyah (KMI).

KMI adalah program pendidikan yang mengutamakan pembentukan
kepribadian, sikap mental, dan ilmu pengetahuan Islam. Kurikulum yang
diterapkan di KMI Gontor 11 meliputi pendidikan agama, pengetahuan
umum dan integrasi antara intra, ekstra dan kokurikuler.

Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11 juga menerapkan materi
ekstrakurikuler seperti bahasa Arab, bahasa Inggris, olahraga, seni
beladiri dan senam olah tubuh.
Tenaga pengajar dan guru di Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor
11 saat ini berjumlah 17 orang. Sebagian besar adalah tamatan KMI dab
S1 Institut Studi Islam Darussalam (ISID) Pondok Modern Darussalam
Gontor.

Bambang Nur Kholis memberikan apresiasi kepada Pemerintah Kabupaten
Solok dan Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno yang memiliki
kepedulian tinggi terhadap keberadaan Pondok Pesantren Modern
Darussalam Gontor 11 di Sulit Air.

"Bentuk kepedulian ini diperlihatkan dalam kunjungan langsung pondok
pesantren pada Februari 2011 sekaligus memotivasi siswa dan masyarakat
untuk mendukung Pondok Pesantren Modern Darussalam Gontor 11,"
katanya.

Sebelumnya, Irwan Prayitno juga memberikan apresiasi atas kerja keras
dan perjuangan pengurus dan panitia pembangunan yang menghadapi banyak
tantangan, namun dapat diatasi dengan baik dan bijak.

Membangun pondok pesantren tidak mudah seperti membangun sekolah umum
lainnya, karena itu usaha keras yang telah dicurahkan para pendiri
pondok ini diharapkan dapat didukung secara paripurna oleh masyarakat,
kata dia.

Ia mengatakan, Pemerintah Provinsi Sumatera Barat akan membantu
pekerjaan pengerasan jalan menuju ke pondok dan memfasilitasi
pemasangan listrik oleh PLN serta bantuan pengadaan sarana air bersih.

Sementara Bupati Solok Syamsu Rahim menjanjikan pemerintahannya akan
menyediakan beasiswa belajar di PPM Gontor Sulit Air untuk satu orang
anak di tiap nagari.

"Kita telah menganggarkan beasiswa untuk sebanyak 74 anak,
masing-masing satu anak per nagari untuk bersekolah di Pesantren
Gontor Sulit Air tahun ini," kata dia.

Dikatakannya, jika masyarakat bersatu dan perantau juga mendukung
penuh, maka tidak ada yang sulit bagi Nagari Sulit Air untuk memajukan
Pesantren Gontor, mengingat nagari Sulit Air memiliki potensi perantau
yang luar biasa dan tersebar di seluruh nusantara bahkan di luar
negeri.

"Ketika masyarakat Sulit Air bersatu, jangankan untuk membangun pondok
pesantren ini, memindahkan Gunung Merah di Sulit Air ini pun akan
dapat dilakukan," kata dia.

Red: Heri Ruslan

-- 
Sent from my mobile device

Wassalaamu'alaikum
Dutamardin Umar (aka. Ajo Duta),
suku Mandahiliang,
lahir 17 Agustus 1947.
nagari Gasan Gadang, Kab. Pariaman.
rantau Deli, Jakarta, kini Sterling, Virginia-USA
------------------------------------------------------------

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke