Asalamualaikum wr wb

Baitu pulo jo tulisan nan ko, pembangunan jalan Kambang - Muaro Labuah nan bisa 
mempercepat pembangunan di daerah. Sarupo jo kondisi nan ado kini, paralu 
dipacapek pembangunan jalan raya Bidar Alam - Sungai Rumbai, sahinggo kaduo 
kabupaten nan ko akan tabukak aksesnyo ka provinsi Jambi.

Satali tigo uang, jalan dari Rao manuju Rokan Hulu nan akan mahubuangkan 
kab.Pasaman jo kab Rokan Hulu di provinsi Riau akan memberikan efek nan samo 
dengan pembukaan jalan raya Kambang - Muaro Labuah.

Untuak diketahui, kab. Pasaman Barat saat kini jalan tembus dengan kab. 
Mandailiang Natal alah tabukak aksesnyo sajak 2 tahun nan lalu, sahinggo 
masyarakat di Simpang Ampek, Sungai Aua, Ujuang Gadiang & Aia Bangih tidak 
perlu melalui Talu & Panti menuju Padang Sidempuan.

wasalam

AZ/lk/34th/caniago
Kubang, sadang di kampuang.



----- Pesan yang Diteruskan -----
Dari: WordPress <donotre...@wordpress.com>
Kepada: emeneschoo...@yahoo.co.id 
Dikirim: Rabu, 25 Juli 2012 22:19
Judul: [Tulisan baru] Jalan Kambang-Muara Labuh: Dua Selatan Satu Persoalan
 

 WordPress.com 
 
Tulisan baru pada     
 Jalan Kambang-Muara Labuh: Dua Selatan Satu Persoalanby fachrulrasyid  
Opini Haluan Selasa, 24 Juli 2012 
Oleh Drs. H. Fachrul Rasyid HF
Yang dimaksud dua selatan itu adalah Kabupaten Pesisir Selatan dan Kabupaten 
Solok Selatan. Keduanya, punya satu persoalan yaitu jalan raya. Maklum kedua 
kabupaten tersebut, bak sepasang telinga meski berdekatan tapi tak pernah 
bertemu, karena tak ada akses jalan.
Upaya mempertemukan kedua kabupaten itu sudah direncanakan Sabri Zakaria, saat 
itu, Kakanwil PU Sumatera Barat, sejak tahun 1994 silam, dengan membangun jalan 
dari Koto Pulai Kambang ke Muara Labuh sepanjang 60 kilometer melintasi Taman 
Nasional Kerinci Seblat (TNKS).  Lalu, setelah mendapat persetujuan Departemen 
Kehutanan dilakukan pembebasan kawasan hutan seluas lebih kurang 60 hektare. 
Semua kayu, mulai berdiameter 15 Cm dihitung dan dibayar ganti rugi, kalau tak 
salah sekitar Rp 164 juta. Uang tersebut diterima Ir. Darlis dari Kanwil 
Kehuatan Sumatera Barat.
Kemudian setelah dilakukan berbagai kajian tentang penyelamatan hutan dan 
segala isinya di kawasan itu, lalu didapat persetujuan Bappenas dan Departemen 
Keuangan, tahun 1996 pembangunan jalan pun di mulai dari Koto Pulai. Saya 
pernah masuk ke jalan itu. Sayang, baru terbuka sepanjang 7 kilometer, 
Departemen Kehutanan, melalaui salah satu Dirjen meminta proyek tersebut 
dihentikan. Alasannya, karena merusak ekosistem TNKS.  Tiba-tiba bebrapa LSM 
pun menyuarakan hal itu.
Tapi di balik itu tersiar kabar bahwa ada permintaan ganti rugi hutan sekali 
lagi dari salah seorang Dirjen Kehutanan. Karena permintaan itu ditolak 
Departemen PU, maka muncullah isu lingkungan.  Dan, jalan yang baru dibuka 
kemudian ditutup menggunakan tiang beton agar tak bisa dilalui kendaraan.  
Sejak itu rencana Jalan Kambang – Muaralabuh pun jadi mengambang. Kedua daerah 
yang  mestinya sudah bertaut, kembali merenggang .
Potensi Yang Terpendam
Kabupaten Pesisir Selatan merentang sepanjang garis pantai Samudera Indonesia 
sejauh 231 kilometer dari batas Kota Padang hingga perbatasan Sumatera Barat 
dan provinsi Bengkulu. Bak pinang sebatang, tak ada cabang jalan dari jalan 
nansional sepanjang 243 kilometer di Pesisir Selatan ke Solok Selatan kecuali 
melingkar jauh ke Kabupaten Kerinci, Provinsi Jambi.
Padahal Kabupaten Pesisir Selatan, 12 kecamatan dan 76 nagari, berpenduduk 
433.181 jiwa ini punya potensi ekonomi sangat besar. Antara lain di daerah ini 
terdapat sekitar 12 ribu hektare  kebun sawit. Selain itu ada 2.000 hektare 
kebun kakao dengan produksi sekitar kitar 630 ton dansekitar  8 ribu hektare 
kebun karet dengan  produksi 5.300 ton.
Disamping itu  terdapat sekitar 10 ribu hektare  ladang jagung dan 93 ribu 
ternak sapi. Produksi padi pun cukup tinggi, tahun lalu mencapai 253 ribu ton 
dari luas areal tanam 45 ribu hektare. Pesisir Selatan yang wilayahnya 
berhadapan dengan laut termasuk pengasil ikan laut terbesar di Sumatera Barat, 
sekitar 25 ribu ton setahun. Ternyata 32% dari 97.978 KK penduduknya keluarga 
miskin, tertinggi di Sumatera Barat.?
Sementara Kabupaten Solok Selatan terentang sepanjang jalan provinsi sejauh 165 
kilomter menuju perbatasan Kabupaten Kerinci, Jambi. Solok Selatan tak bisa 
keluar ke arah utara atau timur ke Kabupaten Dharmasraya karena terbentur belum 
rampungnya jalan sepanjang 328 kilomter yang direncanakan sejak 1992 silam.
Kabupaten seluas 3,346 kilometer persegi, 7 kecamatan dan 33 nagari, penduduk 
144 ribu jiwa ini juga punya potensi ekonomi yang sangat besar. Ada  80 ribu 
hektare kebun sawit dan 30 ribu hektare teh disamping hasil tanaman perkebunan 
tradisional: karet, kopi, kayu manis, pala, nilam, kemiri dan sebagainya. Solok 
Selatan juga punya 11 ribu hektare sawah yang 80% beririgasi teknis.
Selain itu ada bahan tambang seperti biji besi, batubara dan timah putih, 
sebagian sudah dieksploitasi. Kini PLN sedang membangun pembangkit listrik 
panas bumi berkuatan 230 megawatt di kaki utara Gunung Kerinci, cukup menutupi 
kekurangan tenaga listrik di Sumatera Barat/ Riau.
Seandainya jalan Kambang - Muara Labuh bisa dibuka, setidaknya produksi ikan 
laut dan beras yang melimpah di Pesisir Selatan bisa dipasarkan sampai ke Jambi 
dan Riau lewat Solok Selatan yang juga perlu akses jalan ke Lintas Sumatera  di 
Dharmasraya.
Sebaliknya, produksi perkebunan dan pertambangan dari Dharmasraya juga Solok 
Selatan bisa diekspor ke Pelabuhan Teluk Bayur, 200 kilomter lebih dekat 
ketimbang ke Padang lewat jalan Lintas Tengah Sumatera. Dengan demikian,  
perekonomian  Kota Padang yang merupakan daerah kedua termiskin di Sumatera 
Barat, bisa bergairah bila Teluk Bayur yang menjadi jantung ekonomi kota ini 
juga bergairah kembali.
Selain itu jalur jalan Kambang – Muara Labuh, akan menjadi  jalur ketiga yang 
membuka akses dari Pantai Barat, Kambang – Muara Labuh, Kiliran Jao, Rengat dan 
Tembilan di Pantai Timur Sumatera, kawasan perdagangan internasional dan pusat 
pertumbuhan ekonomi yang berkembang pesat saat ini. Jalur pertama adalah 
Padang-Bukittinggi Pekanbaru. Jalur kedua Air Bangis- Simpang Empat- Rao- Rokan 
- Dumai di bibir Selat Melaka. Jalur keempat adalah Solok-Dharmasraya- provinsi 
Jambi.
Selain itu i apabila keempat jalur jalan itu berfungsi secara optimal seluruh 
daerah Sumatera Barat bisa berakses langsung ke Pantai Timur Sumatera. 
Sebaliknya diharapkan pula arus pengunjung ke Ranang Minang, untuk tujuan 
wisata, pendidikan dan pelayanan kesehatan andalan Sumatera Barat, ikut 
meningkat. Tujuan akhir semua gerak pembangunan itu memang peningkatan ekonomi 
dan kesejahteraan rakyat.
Fakta Membantah
Alasan penolakan jalan Kambang –Muara Labuh karena melintasi hutan lindung 
TKNS, tentu saja tak masuk akal terutama bila dibandingkan dengan fakta yang 
ada. Sebab,  kenyatannya hutan di Sumatera Barat merupakan pematang antar 
kabupaten. Karena itu nyaris semua jalan antar kabupaten/ kota dan jalan antar 
provinsi dari Sumatera Barat ke provinsi tetangga melintasi hutan lindung.
Diantaranya, Padang – Solok melintasi Hutan Lindung Ladangpadi, bagian dari 
TNKS. Padang –Painan melintasi Hutan Siguntur, juga bagian dari TNKS. Padang 
Pariaman- Padang Panjang melintasi Hutan Cagar Alam Lembah Anai, ujung dari 
TNKS. Maninjau – Lubuk Basung melintasi Hutan Lindung Muko-Muko. Bukittinggi – 
Lubuk Sikaping melintasi Hutan Cagar Alam Palupuah. Pasaman Barat- Pasaman 
melintasi Hutan Lindung Panti di utara dan Hutan Lindung Bawan di selatan.
Payakumbuh - Pangkalan terus ke perbatasan Riau, melintasi Hutan Cagar Alam 
Teluk Air Putih, Lubukbangku, bagian dari Cagar Alam Lembah Harau dan Hutan 
Lindung Muara Mahat. Dari Pasaman ke Muara Sipongi, Sumatera Utara melintasi 
Hutan Lindung Bukit Barisan. Tapan Pesisir Selatan ke Sungai Penuh, Kabupaten 
Kerinci, Jambi, malah memotong  TNKS. Masih banyak lagi kalau mau disebutkan 
satu persatu.
Maka, jika karena melintasi hutan lindung atau taman nasional yang menjadi 
alasan mengehentikan pembangunan jalan Kambang -Muara Labuh, maka pemerintah 
seharusnya konsisten dengan dalil itu.  Artinya, pemerintah harus juga menutup 
semua ruas jalan yang kini melintasi hutan lindung cagar alam dan TNKS.
Para peneliti atau lembaga apapun, termasuk anggota DPR dan anggota Dewan 
Perwakilan Daerah asal Sumatera Barat, seharusnya tak menutup mata terhadap 
kondisi dan potensi yang terpendam di kedua daerah. Karena itu seharusnya yang 
menjadi pertimbangan adalah manfaat dan mudharat dibuka atau tidak dibukannya 
jalan tersebut.
Salah satu pertanyaan yang harus dijawab adalah kenapa Pesisir Selatan yang 
punya potensi ekonomi jadi daerah termiskin di Sumatera Barat? Jawabannya 
sederhana. Kemiskinan terjadi  bukan hanya karena faktor kultur dan prilaku. 
Jika jalan raya sebagai urat nadi ekonomi diakui memiliki positif multi player 
effect maka ketiadaan jalan pun akan menimbulkan negatif multi player effect. 
Diantaranya, ya, kimiskinan itu, bukan?(*)
 
fachrulrasyid | 25 Juli 2012 pada 22:19 | Categories: pemerintahan | URL: 
http://wp.me/p5t0X-8H 
Komentar    See all comments   
Unsubscribe or change your email settings at Manage Subscriptions. 
Trouble clicking? Copy and paste this URL into your browser: 
http://fachrulrasyid.wordpress.com/2012/07/25/jalan-kambang-muara-labuh-dua-selatan-satu-persoalan/
     
Thanks for flying with  WordPress.com  

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Kirim email ke