SAAFROEDIN BAHAR, KETUA DEWAN PENASIHAT GEBU MINANG

“PERTAMA-tama marilah kita segarkan
terlebih dahulu pemahaman kita tentang apa itu Gebu Minang. Pada dasarnya Gebu 
Minang adalah organisasi yang dibentuk oleh (sebagian) sukarelawan perantau 
Minangkabau, yang masih berpeduli pada masalah keminangkabauan di Sumatera 
Barat, dan bersedia mengerahkan dukungan tenaga, pikiran, dan juga dana, menurut
kemampuan yang ada,” kata Saafroedin Bahar.

Berikut petikan wawancara Haluan
dengan Saafroedin Bahar, Ketua Dewan Penasihat Gebu Minang dan juga Sekretariat 
Nasional Masyarakat-
Hukum Adat pada Jumat (1/7) lalu.

Siapa pun sosok yang terpilih
memimpin Gebu Minang dan apa
persyaratan untuk menjadi ketua Gebu Minang itu?

Persyaratan untuk menjadi ketua Gebu Minang terdapat dalam pasal 13 Anggaran 
Dasar Gebu Minang.
Persyaratan yang Anda tanyakan
tersebut tidak tercantum dalam Pasal
13 yang ada sekarang, tetapi jika peserta Mubes menghendakinya nanti, bisa 
diputuskan untuk memasukkannya.

Selain itu sosok yang akan memimpin
itu tak kalah pentingnya, memiliki
kemampuan menciptakan perubahan
yang lebih baik ke depannya dan
apakah ini juga merupakan syarat
penting untuk sosok seorang ketua
Gebu Minang nantinya?

Mestinya demikian, walaupun tentu
sesuai dengan status dan kemampuan Gebu Minang yang hanya merupakan organisasi 
sukarelawan dari perantau, yang tidak punya posisi apapun dalam
pemerintahan dan masyarakat di
Sumatera Barat. Kemampuan menciptakan perubahan yang Anda tanyakan tersebut 
seyogyanya dimiliki oleh pemimpin pemerintahan serta pemimpin masyarakat 
Sumatera Barat sendiri, khususnya pemimpin adat, agama, dan cadiak pandai. 

Dalam Seminar Kebudayaan Minangkabau (SKM) Gebu Minang yang lalu, bersama 
peserta menyarankan dibentuknya
‘Forum Tungku Tigo Sajarangan’, yang berkantor di bawah satu atap, sehingga ada 
koordinasi antara ketiga jenis kepemimpinan berdasar ABS SBK ini.

Beberapa waktu lalu, terjadi “perseteruan” terkait soal Kongres Kebudayaan 
Minangkabau. Bagaimana hal ini disikapi Gebu Minang?

Jawaban masalah ini sebaiknya Anda tanyakan kepada pihak yang
menentang KKM tersebut. Kami telah
mencoba dengan berbagai cara untuk
mengadakan kontak dengan beliaubeliau tersebut, dan tidak berhasil, bahkan 
sampai sekarang. Kami merasa sama sekali tidak ada perseteruan dengan pihak 
yang menentang KKM tersebut. Oleh karena beliau-beliau kan tidak mengajukan 
suatu KKM tandingan.
SKM GM malah menuntut kepada Pemerintah Daerah Sumatera Barat untuk 
menyelenggarakan KKM yang lebih besar dalam tahun 2011 ini, dan insya Allah 
kami akan hadir.

Duri dalam daging?
Selama ini, Gebu Minang masih terkesan organisasi elit dan programnya tak 
berakar ke bawah. Apa komentar Anda?

Sesuai dengan penjelasan saya di
atas, Gebu Minang memang tidak
membuat akar sampai ke bawah, oleh
karena hal itu adalah bidangnya
organisasi perantau tingkat nagari dan atau kabupaten/kota, seperti SAS dan 
PKDP. Seperti sudah ada tulis, program konkret Gebu Minang yang sudah nyata dan 
berjalan adalah memfasilitisasi terbentuk dan berfungsinya 44 (empat puluh 
empat) bank perkreditan rakyat (BPR) dan ikut menurunkan tim medis yang 
beranggotkan beberapa dokter dan paramedic ke daerah-daerah bencana. Bidang 
lainnya adalah dalam bidang sosial budaya, yang tentu saja tidak langsung 
dirasakan oleh masyarakat, seperti menerbitkan buku bergambar “Minangkabau”, 
mengadakan pameran buku, ikut memprakarsai pembentukan Lembaga Kajian Gerakan 
Paderi, ataupun memprakarsai SKM GM yang
telah berhasil menerbitkan ‘Pedoman
Pengamalan ABS SBK’ yang telah diluncurkan di Jakarta tanggal 27 Juni
yang lalu, yang akan dilanjutkan di
Bukit Tinggi pada awal Juli, serta
dalam Mubes Gebu Minang tanggal
9-10 Juli yang akan datang. 

Kegiatankegiatan Gebu Minang yang bersifat supra-nagari ini tidak ditangani 
oleh organisasi perantau tingkat nagari dan kabupaten/kota.
Tampaknya, Gebu Minang seperti
kehilangan marwahnya?

Gebu Minang memang tidak mempunyai cabang atau ranting di
kampung halaman. Oleh karena sebagai organisasi sukarelawan yang tidak mencari 
marwah, saya percaya bahwa teman-teman saya di Gebu Minang tidak berkeberatan 
jika masyarakat tidak mengetahuinya kegiatan Gebu Minang.
Apalagi jika diingat bahwa kemampuan rata-rata perantau tidaklah demikian 
besar. Salah satu penyebab berkurangnya
“marwah” Gebu Minang bisa juga disebabkan oleh karena telah semakin majunya 
masyarakat Sumatera Barat sendiri, antara lain dengan semakin besarnya DAU dan 
DAK yang digelontorkan oleh Pemerintah Pusat.

Sinergitas dengan pemerintah provinsi, kabupaten dan kota di
Sumatera Barat, juga tampak tak
berjalan baik. Apakah benar demikian?

Kesimpulan Anda kurang tepat.
Oleh karena setiap kegiatan Gebu
Minang yang akan dilakukan di Sumatera Barat, selalu melaporkannya kepada 
gubernur, bupati, dan walikota.
Gebu Minang bahkan mengusulkan
diadakannya tim perumus ABS SBK
dan dibentuknya biro penghubung
rantau dengan pemerintah daerah.
Seperti Anda ketahui, kegiatan Pra-
KKM bulan Oktober 2010 yang lalu
justru merupakan petunjuk Gubernur
Irwan Prayitno dan diselenggarakan
di Auditorium Gubernuran Sumbar
di Padang.

Selama berdirinya, karena ini
merupakan gerakan mengumpulkan
dana masyarakat, sudah berapa banyak aset Gebu Minang saat sekarang ini?

Gerakan pengumpulan dana masyarakat secara langsung tersebut hanya berlangsung 
selama beberapa bulan dalam tahun 1990 dan tidak bisa dilanjutkan, baik oleh 
karena biayanya besar, hasilnya kecil, dan mekanismenya ruwet. Seluruh dana 
yang dikirimkan masyarakat untuk pembangunan Sumatera Barat telah diteruskan 
secara utuh kepada BPR-BPR yang ada, yang statusnya berdiri sendiri. Untuk 
keperluan organisasi Gebu Minang sendiri, pengurus mengusahakan dana sendiri, 
antara lain dari para donator.

Aset Gebu Minang secara berkala
diaudit oleh akuntan publik dan
dipertanggungjawabkan dalam Mubes.
Laporan terakhir yang tersedia adalah
laporan akuntan untuk Mubes IV Gebu Minang di Sawah Lunto. Bisa Anda minta ke 
Sekretariat Gebu Minang.

Apakah masyarakat sekarang ini
butuh apa yang disebut lembaga Gebu Minang itu, di samping demikian banyaknya 
lembaga yang sifat sektoral dan kenagarian, misalnya SAS (Sulit Air Sepakat), 
KSAS (Keluarga Sianok
VI Suku), dan Bakor-bakor lainya yang
hadir di rantau?

Gebu Minang tidak berkompetisi
dengan SAS, KSAS, dan bakor-bakor
tersebut, sebab tataran organisasi serta cakupan kegiatannya berbeda. Oleh 
karena Gebu Minang merupakan
organisasi sukarelawan perantau, maka yang akan menentukan apakah eksistensi 
Gebu Minang masih dibutuhkan atau tidak, tentunya tergantung kepada organisasi 
anggota Gebu Minang sendiri.

Banyak hal persoalan yang mengemuka di Sumatera Barat, misal pendidikan dengan 
indikator UN yang
terpuruk, banyak mantan pejabat
ditahan dengan kasus korupsi, dan
tingginya angka kemiskinan dan lain
sebagainya. Bagaimana Gebu Minang
membaca persoalan ini?

Pandangan Gebu Minang tentang berbagai masalah di Sumatea Barat, khususnya 
mengenai masalah ABS SBK, sosial ekonomi di darat dan di laut, dan mitigasi 
kebencanaan, serta konsepsi untuk menanganinya sudah tercantum lengkap dalam 
buku ‘Pedoman Pengamalan ABS SBK” yang telah diluncurkan.

Rekomendasi-rekomendasi dalam buku tersebut akan ditindaklanjuti oleh berbagai 
lembaga yang akan atau telah dibentuk untuk tujuan itu.

(Pewawancara Nasrul Azwar)
E-paper Harian Haluan, MINGGU, 03 JULI 2011


Wassalam
Nofend | 34+ | Cikasel

Sent from Pinggiran JABODETABEK®

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke