Rekan2 sekalian, 

Piala dunia, pemilihan Presiden dan bulan Ramadhan, tahun
ini berlangsung dalam waktu yg bersamaan, ada pelajaran berharga dari moment2
tersebut, silahkan simak tulisan 
dalam link berikut : http://wp.me/p2VPt-ux

salam  dari bawah
pohon kurma, gurun pasir Abu Dhabi,
Hendra Messa
Inspiring points
  
             
Inspiring points
Reflective story from journey of life , Alam terkembang jadi guru  
View on hdmessa.wordpress... Preview by Yahoo  
  

-----------------------------
Si Adun, penampilan nya uring2an saja hari belakangan ini, wajahnya murung,
tak mau bicara dengan yang lain nya, Teman2 nya pun heran dan bertanya, apa ada
Adun ?, apa kamu sakit atau ada saudara yg meninggal, bukan katanya, terus
kenapa, Brasil kalah euy di Piala Dunia, katanya sambil cemberut. Teman2 nya
pun tertawa, kok sampai segitunya , hanya karena tim kesayangan kalah, jadi
sewot banget…
Ternyata bukan hanya si Adun, banyak orang lain yg mengalami hal serupa, begitu
bersedih saat tim pujaan nya kalah, padahal tak ada hubungan apa2, warga negara
juga bukan, kenal juga tidak.


Namun demikianlah dampak dari olahraga populer seperti sepakbola, membawa
hanyut perasaan banyak orang. Kalau kita baca bagaimana sedihnya para pendukung
tim yg kalah dalam Piala Dunia, kesedihan nya begitu mendalam, bagaikan orang
yang jatuhnya harga diri, seolah2 langit akan runtuh. Di negara amerika latin
dimana sepakbola begitu merasuk jiwa dan jadi kebanggaan nasional, orang bisa
bunuh diri, bahkan dua negara bisa berperang karena nya. Tahun 1969, dua negara
Amerika latin, El Salvador dan Honduras berperang antara lain karena hasil
pertandingan sepakbola antara kedua negara.
Perasaan yang begitu merasuk mendalam terhadap tim sepakbola seperti cerita
diatas, adalah gambaran dari begitu dalam nya cinta kita terhadap sesuatu, dan
hal tsb tak hanya terjadi pada olahraga seperti sepakbola tapi juga bisa pada
hal2 yang lain nya, seperti orang2 yg mengidolakan artis pujaan nya, atau orang
yg berjuang mati2an dalam dunia politik demi membela partai atau pimpinan
politik, semisal dalam pemilihan presiden suatu negara.

Dalam bulan July 2014 ini, waktunya bersamaan juga dengan bulan suci
Ramadhan, pikiran dan perasaan kita banyak tertuju pada 2 hal, Piala Dunia bagi
pencandu sepakbola dan Pemilihan Presiden. Kemenangan ataupun kekalahan dalam
Piala Dunia ataupun pemilihan Presiden, akan membawa dampak perasaan yang
mendalam bagi para pendukungnya masing2. Begitu riang gembira penuh euphoria
saat kemenangan, namun begitu sedih mendalam, bahkan bisa berbuat kerusakan
saat kalah. Ahli psikologi menyebutnya dengan istilah “Roll coaster” psychology
effect, dimana suatu saat kita akan dilambungkan tinggi dengan perasaan senang,
namun pada saat lain kita akan terbenam mendalam dalam kesedihan, suasana yg
bergantian.

Padahal sebenarnya orang2 tersebut tidak semuanya memiliki hubungan langsung
dengan apa yg dipuja2 nya tersebut. Hakikatnya ia tidak mengalami penderitaan
langsung tapi begitu bersedih, tidak mengalami kesenangan langsung, tapi begitu
gembiranya, sebuah anomaly kejiwaan, hal yang tak rasional sebenarnya.

Para pendukung yang fanatic, bahkan mau melakukan apapun bahkan hal2 yg
tampak gila sekalipun demi pujaan nya tersebut, semisal pendukung fanatic
sebuah tim sepakbola dalam piala dunia, bisa kita lihat mereka datang ke
stadion dengan penampilan yang aneh2 dan berperilaku yang aneh2 pula. Dan
sebaliknya mereka bisa mengamuk membuat kerusakan saat tim nya kalah. Begitu
pula halnya dalam dunia politik, massa suatu pendukung politik bisa berbuat
kerusakan ketika kalah dalam suatu pertarungn politik.

Dalam sosiologi di jelaskan bahwa manusia adalah makhluk sosial, manusia
ingin bergabung dan diakui pada sebuah kelompok sosial. Menjadi fans sebuah
klub olahraga, menjadi pendukung sebuah partai politik atau bahkan sekedar
menjadi anggota sebuah klub hobby, semisal klub memancing misalnya, itu semua
adalah bentuk pencarian alam bawah sadar manusia untuk pemenuhan kebutuhan
sosial tersebut, suatu hal yang wajar. Tindakan yang berlebihan karena rasa
kebersamaan dan rasa memiliki yang terlalu berlebihan sehingga berbuat
kerusakan dan memandang pihak lain sebagai musuh, adalah hal yang merusak yang
melebihi batas kenormalan.

Jiwa yang tersandera
Orang2 seperti itu, Jiwa nya bagai tersandera oleh sesuatu yang berada di
luar diri nya, bayangkan gembira dan sedihnya diri kita ini, bukan karena hal
langsung yg kita rasakan, tapi karena sesuatu di luar diri kita yang tak bisa
pula kita kendalikan, sungguh menyengsarakan sebenarnya. Hampir mirip dengan
kondisi kejiwaan orang yang kecanduan, yang mana sirkuit otaknya telah diracuni
oleh candu tsb, sehingga ia pun mengalami ketergantungan pada sesuatu yang
berada di luar diri nya.
Dari sisi lain kita bisa melihat fenomena tersebut bagaikan orang yang
sedang dimabuk cinta, cinta buta pada pujaan hatinya. Pikiran dan perasaannya
hanya tertuju pada pujaan hatinya, apapun bisa dilakukan demi si dia. Perasaan
senang begitu membubung tinggi ke langit saat dekat pujaan hatinya, namun akan
begitu sakit hati, saat diputus cinta nya.

Pikiran dan perasaan diri ini tersandera oleh sesuatu yg berada di luar diri
kita, hakikatnya kita orang yang terpenjara dalam derita cinta, bahkan sampai
tergila2, seperti digambarkan dalam kisah klasik, Laila-Majnun. Majnun dalam
bahasa arabnya artinya gila, ia gila karena cinta.

Orang yang begitu terikat mendalam perasaan nya, seperti orang yang jatuh
cinta tersebut, cenderung tak bisa lagi berpikir jernih. Sehingga begitu
terjadi hal yg tak di inginkan, seperti diputus cintanya, ia akan mengalami
kesedihan yang mendalam. Begitu pula halnya pada pendukung fanatic sebuah tim
sepakbola yang begitu bersedih sampai bisa mengamuk karena tim nya kalah, hal
yang sama bisa terjadi pula pada orang yang memuja artis nya atau memuja tokoh
politiknya. Dalam sejarah kita bisa membaca betapa banyak tindakan2 kemarahan
dan kerusakan yang timbul karena hal tersebut.

Menang-kalah & Kedewasaan jiwa
Orang yang sudah tak rasional , susah untuk menerima secara jernih bahwa
menang atau kalah adalah sebuah realita kehidupan. Sebuah hukum alam yang
selalu berpasangan, bagai siang dan malam, terang- gelap, gunung & lembah,
senang& sedih, sampai di akhirat pun ada Surga dan Neraka.

Dalam proses tahapan kehidupan manusia, di masa kecil, anak kecil akan
dengan mudahnya menangis bilamana apa yg di inginkan nya tak tercapai, ia ingin
selalu menang & senang. Dengan bertambahnya perjalanan hidup manusia, kita
akan menemui banyak hal , suka dan duka dalam kehidupan ini. Dalam perjalanan
hidup ini, tidaklah selalu mulus halus apa yg dilalui, sejak kecil kita pun
mengalami kekalahan, mulai dari kalah berkelahi saat kecil, diputus cinta saat
muda, mengalami kerugian bisnis di masa dewasanya sampai orang tua yg menderita
karena sakit yang parah. Namun tak selamanya hidup ini dalam kesedihan, ada
masanya juga kita mengalami kesenangan-kemenangan, Begitu lah hidup ini begitu
adil, selalu berpasangan2 antara senang & susah, menang & kalah.

Orang yang bijak bisa mengambil pelajaran dari jalan hidupnya, jiwanya telah
matang dan bisa memahami hal itu semua, sehingga tidak begitu riang gembira
yang meluap2 saat mendapat kesenangan, namun juga tidak begitu terbenam dalam
kesedihan yang mendalam saat mendapat kesusahan. Namun ada juga orang yang tak
bisa mengambil pelajaran dari kehidupan, tidak mengalami kematangan jiwa, ia
ingin selalu senang, ingin selalu menang dan tidak bisa menerima kesedihan atau
kekalahan, sebenarnya jiwanya terbelenggu oleh pikiran kanak2 nya sendiri.

Pemujaan- idolatry
Mengidolakan sesuatu, memuja sesuatu hakikatnya adalah memang fitrah manusia.
Sejak jaman dahulu manusia telah melakukan nya, di jaman purba idola tersebut
diwujudkan dalam bentuk patung yang disembah. Persembahan dalam berbagai bentuk
pengorbanan pun dilakukan. Dalam kehidupan pribadi ataupun kehidupan sosial,
manusia memiliki nilai2 dasar tentang apa yang menjadi tujuan hidupnya, yang
bagi manusia purba dilakukannya dengan belajar dari fenomena alam. Insting
manusia dalam hidup ini, untuk mencari makan, kesenangan dan penghidupan layak
lainnya, telah menjadi acuan dalam kepentingan hidupnya.

Agama diturunkan Tuhan kepada manusia, sebagai petunjuk bagaimana menjalani
hidup ini dengan berbagai aturannya. Dengan Agama pula lah manusia tidak
sekedar hidup mengikuti instink, itulah yang membedakan nya dengan binatang.
Dunia modern yang sekuler, memisahkan agama dari kehidupan sehari2. Hal
tersebut bermula dari jaman pertengahan di Eropa, saat Kerajaan di Eropa saat
itu mengecilkan peran agama dengan memisahkan agama dari kehidupan sehari2,
menempatkan agama hanya sekedar di tempat ibadah dan untuk urusan pribadi saja,
tidak boleh mencampuri urusan kehidupan lainnya.

Memuja sesuatu adalah hal yang hakiki pada manusia, sehingga ketika tak ada
lagi agama sebagai acuan, manusia pun mencari hal lain yg bisa dijadikan pujaan
nya, menjadi tujuan utama hidupnya. Dalam dunia modern yg sekuler saat ini,
kita bisa melihat sendiri betapa mulai dari anak kecil telah mengidolakan
tokoh2 super dalam film kartun atau game online, anak2 muda mengidolakan artis
selebritisnya atau klub sepakbola dan para pemain bintang nya. Orang2 dewasa
karena kebutuhan hidupnya telah mengidolakan materi kekayaan, wanita dan
kekuasaan, ada juga orang yang begitu memuja hobbynya dan banyak bentuk2
pemujaan lain nya. Anak muda yang memuja tim sepakbola ataupun orang yg begitu
memuja kekuasaan politik, seperti saya jelaskan pada awal cerita ini, adalah
gambaran lain dari pemujaaan tersebut.

Kuatnya pemujaan pada hal2 duniawi tersebut, terjadi karena rendahnya nilai
keagamaan yang tertanam pada diri seorang manusia. Bagi seorang muslim,
pelajaran keagamaan bermula dari Tauhid meng-esakan Allah, Allah lah yg menjadi
hal yang utama dalam hidup ini, sebagaimana dinyatakan dalam dasar Islam,
Syahadat, “La ilaha ilallah”, Tidak Ilah selain Allah. Ilah menurut sebagian
ulama adalah apa yg menjadi pujaan utama hidup seorang manusia, apa yg di tuhan
kan nya dalam kehidupan ini, bagi seorang muslim hanya Allah lah yg menjadi
tuhan nya, tidak yang lain nya.

Dengan membebaskan diri kita dari pemujaan pada berbagai hal duniawi dan
hanya menyembah pada Allah yg menciptakan kita semua, Yang Maha Kaya, Maha
Berkuasa, Maha berkehendak, yang bisa membolak balik kan hati manusia,
sebenarnya kita akan menjadi orang yang merdeka dan bahagia, karena Allah lah
yg hakikatnya menentukan itu semua.

Permainan, olahraga, kesenian, politik, kebersamaan sosial, dan berbagai
aktifitas psikologi sosial manusia lain nya adalah hal yang wajar dan alami
pada kehidupan manusia, kita nikmati sewajarnya saja. Hanya tindakan yang
berlebihan dan tidak menempatkan pada porsi nya yang akan merugikan diri kita
sendiri.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Google 
Grup.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+unsubscr...@googlegroups.com.
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/d/optout.

Kirim email ke