*Oleh Arif Harsana*

Kita tengok sebentar tema awalnya mengenai "Vatican scandal".

Saya ingin ikut menanggapinya, sekaligus dalam kaitannya dengan latar
belakang turunnya Paus Benedikt XVI secara resmi , tgl. 28 Februari 2013.

Baru sekarang ini seorang Paus turun dari jabatannya secara sukarela,
menolak untuk menduduki jabatan Paus seumur hidup - seperti lazimnya
kebiasaan Vatikan semenjak 7 abad terakhir ini.

Dari segi ini, langkah Paus Benedikt XVI dianggap membuat terobosan
revolusioner yg berani. Ada sementara pengamat yang punya harapan, langkah
Paus yang satu ini bisa membuka babak sejarah baru pembaharuan /Reformasi
besar, yg mungkin akan mempunyai pengaruh jangkauan jauh kedepan.

Tentang sebab2 yang sebenarnya dari langkah berani Paus Benedikt XVI, selain
disebabkan oleh faktor2 pribadinya, y.i. usia lanjut sehingga kondisi baik
jasmani maupun mental menurun, tetapi menurut para pengamat juga disebabkan
banyaknya problem2 besar didunia gereja Katholik yg tidak mampu lagi
ditangani olehnya.

Beberapa faktor penyebab turunnya Paus Benedikt XVI, a.l. seperti yg dimuat
dlm koran La Republica, yg terbit pertengahan Desember 2012 yg.lalu, (yg
diposting oleh bung Taher kemarin itu kemilis ini), yaitu tentang meledaknya
skandal " VatiLeaks affair " - kasus ttg. bocornya dokumen rahasia Vatikan
300 halaman yg ditulis oleh orang penting pejabat tinggi di Vatikan tentang
praktek korup dan intrik2 di lingkaran dalam puncak kekuasaan Vatikan. (
http://au.news.yahoo.com/world/a/-/world/16205271/vatican-scandal-cited-in-p
ope-resignation/ )

Masalah besar selanjutnya adalah terbongkarnya kasus2 pemerkosaan thd anak2
didik dilingkungan seminari Katholik di AS, Jerman dan di Inggris, yang
dilakukan oleh para pengasuh /pemimpin gereja. Belakangan juga semakin kuat
kritik2 thd doktrin2 konservativ Vatikan seperti pelarangan yg rigid dlm
hubungan seksual (mis. pelarangan penggunaan kondom), menolak peran wanita
sbg Pastur, peraturan Solibet (Pastur dilarang nikah), peraturan yg
diskriminatif terhadap para pekerja dilingkungan gereja yg. berstatus cerai
atau pernah cerai, serta sikap diskriminativ Vatikan thd orang2 Homo (orang2
yg berpasangan hidup dg yg sejenis kelaminnya).

Kritik2 yang lebih lebih mendasar terhadap doktrin konservativ kolot
Vatikan, bisa dilacak kebelakang dalam sejarah perkembangan ide2 reformasi
sejak masa kepemimpinan Paus Johannes XXIII, yang menyelenggarakan Vatikanum
II (Zweite Vatikanische Konzil) pada th. 1962 -- 1965, yang memandang
perlunya pembaharuan doktrin2 agama yg sudah ketinggalan jaman untuk
ditingkatkan agar sesuai dengan tuntutan perkembangan masa kini. Usaha
pembaharuan Vatikanum II sepeninggalan Paus Johannes XXIII itu dilanjutkan
oleh penggantinya Paus VI dan berakhir tahun 1965. Hasilnya, a.l.
disepakatinya prinsip kebebasan memeluk agama dalam hukum ketatanegaraan dan
perlunya memperkuat dialog dengan penganut agama lainnya maupun dengan
mereka yg tidak menganut kepercayaan. Yang juga ikut ambil bagian dalam
penyelenggaraan Vatikanum II adalah para Paus berikutnya Johannes Paul I.,
Johannes Paul II. dan Paus Benedikt XVI.

Gerakan pembaharuan dalam semangat Vatikanum II mendapat pengikut kuat di
Eropa, terutama di Jerman, Belanda dan Austria yg dimotori oleh Professor
Theolog Hans Küng. Inti pokok kritik Hans Küng adalah tentang pengingkaran
/pengkhianatan terhadap semangat pembaharuan yg terkandung dalam kesepakatan
Vatikanum II, yang mulai dirasakan semakin kuat semenjak masa tampilnya
kepemimpinan Paus Johannes Paul II. dan dilanjutkan oleh Paus Benedikt XVI.

Pada pokoknya, kritik Hans Küng ditujukan terhadap usaha Restorasi ajaran
kuno absolutisme jaman pertengahan, yang sedang dihidupkan kembali oleh
pusat penguasa gereja di Vatikan. Sebagai aktor intelektual usaha Restorasi
itu adalah Kardinal Ratzinger, yang waktu itu diangkat oleh Paus Johannes II
menjabat sebagai Kepala bidang dogma /ajaran (Präfekt der
Glaubenskongregation) dan sekaligus penasehat utama Paus Johannes Paul II
dibidang ideologi dan garis politik pusat gereja diVatikan.

Belakangan, Kardinal Ratzinger menggantikan Johannes Paul II dan berganti
nama sebagai Paus Benedikt XVI. Pokok2 pikiran Hans Küng dalam mengkritik
penguasa di Vatikan, antara lain bisa disimak dlm wawancaranya dengan
majalah "Der Spiegel" di Link berikut ini :

http://www.spiegel.de/panorama/gesellschaft/interview-mit-hans-kueng-jeder-r
eformer-muss-angst-vor-rom-haben-a-801075-2.html.

Di Amerika Latin, para pengikut gerakan pembaharuan Vatikanum II yang
legendaris diwakili oleh kalangan gereja yang beraliran "Theologi
Pembebasan" dengan pimpinannya Prof. Theolog Leonardo Boff dan rekannya
Gustavo Gutiérrez. Dalam ajarannya (Theologi Pembebasan), Leonardo Boff
mengkritik pihak petinggi gereja yang selama ini hanya memusatkan
perhatiannya kepada kepentingan golongan orang kaya dan mengesampingkan
nasib Rakyat kecil. Bahkan tidak jarang pihak gereja malah bersekutu dengan
pemegang kekuasaan negara yang melakukan penindasan dan perampasan hak-hak
asasi warga. Theologi Pembebasan yg dipimpin Leonardo Boff lahir dalam
kancah perjuangan Rakyat Amerika Latin melawan kekejaman penindasan
kekuasaan Junta Militer, yg kala itu sedang meraja lela hampir diseluruh
negara2 Amerika Latin. Banyak para Pastor dari Theologi Pembebasan yg pada
masa itu ikut aktif bersama para pasukan partisan dipegunungan, ikut
bertempur dalam perang gerilya melawan kekejaman penindasan Junta Militer.

Pada dasarnya, kekuasaan para Junta Militer itu mewakili kepentingan
Latifundis (klas tuan tanah reaksioner) dan sekaligus sebagai kaki tangan
imperialis AS.

Dalam wawancaranya dengan majalah "Der Spiegel", Leonardo Boff mengkritik
keras represi yg dilakukan oleh Paus Benedikt XVI terhadap para pengikut
Theologi Pembebasan. Pada masa ketika ia masih bernama Ratzinger, sebagai
Kepala bidang dogma /ajaran (Präfekt der Glaubenskongregation ), Ratzinger
banyak menjatuhkan hukuman terhadap lebih dari seratus Theolog dan ketika
menjabat sebagai Paus Benedikt XVI, nasib para Theolog pengikut Theologi
Pembebasan mengalami represi lebih buruk lagi. Sebagai Paus, ia melakukan
penghancuran dan pembersihan terhadap benteng2 Theologi Pembebasan dan hanya
kaum konservativ yg sesuai dengan garis ajaran dogmatisnya, yang diangkat
dalam posisi2 penting dalam rangka memperkuat kedudukannya.

Dilain pihak, Leonardo Boff menyadari sepenuhnya, bahwa perjuangan gigih
para pengikut Theologi Pembebasan bersama kekuatan kiri progresip, yang
bersatu padu dengan kebangkitan gerakan pembebasan dari penduduk asli
Amerika Latin (kaum Indian) adalah tidak sia2 dan telah membuahkan hasil
yang membanggakan dengan tampilnya tokoh2 pemimpin pogresip dari kekuatan
politik kiri, yang sekarang semakin banyak memegang tampuk pimpinan dibanyak
negara2 Amerika Latin. Sebagai contoh, Leonardo Boff menyebut nama2 Lula da
Silva, pemimpin Sarikat Buruh Brasilia yang menjadi Presiden dan juga
penggantinya sekarang Dilma Rousseff , yg pernah ikut perang gerilya itu,
bahwa "keduanya terpengaruh juga dari interprestasi kami ttg. ajaran Kristen
sebagaimana yang kami pahami", demikian Boff.

Pokok2 ajaran Theologi Pembebasan, antara lain bisa disimak dalam wawancara
Leonardo Boff di majalah "Der Spiegel", di Link berikut ini:
http://www.spiegel.de/spiegel/print/d-90049019.html

Di Indonesia, dilingkungan umat Islam. pernah ada seorang tokoh pergerakan
melawan penindasan kaum penjajah Belanda, namanya Haji Misbach, yang juga
mengajarkan persatuan seluruh kekuatan anti kolonialis dari semua pengikut
agama termasuk dengan mereka yang beraliran Komunis. Karena, menurut Haji
Misbach, yang lahir tahun 1876 di Yogyakarta, baik Islam maupun Komunis
menghendaki dihilangkannya penindasan dan penghisapan oleh sistem Kapitalis
( Ref. Buku "Zaman 

Bergerak"- Radikalisme Rakyat di Jawa 1912-1926, karya Takashi Shiraishi ).

Salam,

Arif Harsana

Münster, 27.02.2013

Sumber: Kolom IBRAHIM ISA di Milis Wanita Muslimah,  Kamis,  Feb 28, 2013
10:29 am (PST)  

Wassalam, HDB SBK (L, 69+) 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke