F Y I

Pebisnis Indonesia Sulap Gereja di Melbourne Jadi Masjid
Rabu, 17 Agustus 2011 20:01 WIB
Share Tweet

TRIBUNNERS/Cholil Nafis
Masyarakat Indonesia yang tergabung dalam Sulit Air Sepakat (SAS) yang membeli 
Gereja untuk sentral kegiatan keagamaan Islam di St Laverton, Melbourne 
Oleh Cholil Nafis, Wakil Ketua Lembaga Bahtsul Masail (LBM) PBNU
TRIBUNNEWS.COM -  Di Leverton, Melbourne terdapat banyak tempat tinggal warga 
Indonesia yang mayoritas dari Padang Sumatera Barat, sehingga mereka membuat 
persatuan yang diberi nama: "Sulit Air Sepakat" (SAS). Sebagian profesi mereka 
adalah pebisnis.
Pebisnis properti asal Indonesia ini dapat membeli sebuah gereja dan 
pekarangannya dengan harga murah. Bahkan harga pekarangan gereja itu saja 
setelah diolah dan dijual, hasilnya melebihi dari keseluruhan nilai modal yang 
dibayarkan. Gereja itu kemudian dijadikan tempat ibadah umat Islam, yang 
fungsinya persis seperti masjid.
Saat saya berkunjung ke mesjid SAS dan memberi taushiyah saat pelaksanaan 
shalat tarawih, kemudian saya berbincang-bincang dengan pemilik masjid itu, dia 
mengatakan bahwa izin rumah ibadah itu telah dirubah menjadi sentral kegiatan 
Islam. Maklum, kalau hanya izin rumah
ibadah saja bisa dipakai untuk semua agama dan kepercayaan, sehingga untuk 
mengantisipasi dan agar lebih luas cakupan aktivitasnya maka diubah izinnya. 
Masjid SAS kini menjadi tempat pusat aktivitas keaagamaan Islam, seperti shalat 
Jum'at, Tarawih, pendidikan al-Qur'an
(TPQ), teman kanak-kanak (TK), latihan kesenian dan kebudayaan, dan aktivitas 
perkumpulan Indonesia lainnya.
Di Melbourne mengutamakan keteraturan dari persoalan agama. Sebab tempat ibadah 
pun jika mengganggu ketertiban dan mengganggu hak orang lain akan di tutup.
Ada dua masjid yang dilarang untuk menyelenggarakan shalat jum'at hanya karena 
gara-gara parkir mobil jama'ah mengganggu masyarakat sekitar. Pertama masjid 
The Monash
University. Masjid ini dibeli dan dibangun oleh Kerajaan Saudi Arabia sebagai 
konpensasi dari donasinya kepada Munash University. Masjid Monash University 
jauh dari kesan masjid, hanya berupa bentuk bangunan rumah yang digunakan untuk 
kegiatan ibadah, khususnya shalat.
Di masjid yang kecil inilah diselenggarakan shalat fardhu termasuk shalat 
Jum'at. Pada suatu saat, jama'ah shalat jum'at memarkir mobil di depan rumah 
dosen yang menggunggu lalu lintasnya. Kemudian pemilik rumah membuat laporan 
kepada pemerintah. Nah tindakan pemerintah Australia adalah melarang shalat 
jum'at di Masjid itu tatapi diperbolehkan untuk
shalat fardhu dan pengajian lainnya. Kemudian, pelaksanaan shalat Juum'at 
dilaksanakan di lapangan bola Basket dengan cara menyiwa setiap hari Jum'at
Kedua, Masjid komunitas muslim Indonesia di Westall, Australia. Masjid ini 
dibeli dari hasil sumbangan warga muslim Indonesia di Australi untuk kegiatan 
keislaman termasuk shalat Jum'at. Pada suatu saat, pelaksanaan shalat jum'at 
dihadiri tidak hanya warga Indonesia tetapi
juga warga India, Bangladesh dan lainnya sehingga jema'ah mebludak dan memarkir 
mobil di depan toko yang berada di sebelah masjid Westall.
Pemilik toko protes karena pelaksanaan shalat Jum'at mengganggu pelanggannya. 
Lalu ia melaporkan hal itu ke polisi. Pemerintah Australia kemudian melarang 
pelaksanaan shalat Jum'at di masjid komunitas muslim Indonesia, meskipun 
aktifitas lainnya yang tidak
mengganggu ketertiban masih tetap diperbolehkan.
Umat muslim di Albury sangat sedidikit, tetapi mereka semangatnya tinggi untuk 
menjalankan agamanya. Tidak ada masjid khusus di Albury untuk menjalankan 
kewajiban shalat Jum'at. Namun semangat itulah yang membuat kreatif. Warga 
muslim yang menyiwa tempat tinggal di pinggir jalan raya dan bagian depannya 
memanjang seperti toko merelakan bagian depannya itu digunakn untuk ibadah 
shalat Jum'at dan shalat tarawih.
Ketika jumlah jema'ah shalat Jum'at melebihi kapasitas ruangan, ia rela membuka 
sekat pembatas ruangan itu agar lebih besar, bahkan pintu kamarnya sendiri 
dibuka untuk dipakai aktifitas shalat agar jema'ah tidak meluber keluar 
ruangan. Jema'ah tempat ibadah ini adalah umat muslim asal dari beberapa negara 
yang sedang belajar atau bekerja di Albury.
Sent from my BlackBerry® smartphone from DiGi. Kota Damansara Kuala Lumpur 
Malaysia

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke