Nakan Armen; Ada benarnya apa yang Armen katakan, jangan terlalu yakin apabila belum melihatnya sendiri, walaupun tentunya tidak mungkin hanya dengan melihat sendiri kita yakin sesuatu ada. Untuk penelitian ilmiah pun tidak semua unsur penelitian perlu disigi, cukup dengan mengambil sampel, adakalanya kecil sekali. Sampel BPS untuk Susenas kurang dari 1%, padahal yang menggunakan hasilnya tidak hanya Pemerintah Indonesia, tetapi juga lembaga keuangan internasional seperti World Bank, ADB dll. Bahkan ada kalanya cukup dengan melakukan analisis data sekunder saja. Apalagi di zaman Internet yang akases terhadap berbagai informasi sangat mudah dilakukan.
Satantang terkikisnya modal sosial--antara lain kebiasaan ber gotong royong--di nagari-nagari dengan dipecahnya 543 buah nagari di Sumatera Barat menjadi 3.138 desa pascapemberlakuan Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1979 tentang Pokok-pokok Pemerintahan Desa sudah sama-sama kita ketahui, dan pernah pula saya kemukakan dalam salah satu thread di sini. Sesuatu yang tumbuh dalam memori kolektif suatu bangsa/etnis selama berabad-abad tidak mudah hilang b egitu saja. Dia bisa melemah pada suatu saat, tetapi dia bisa kuat kembali kalau tertangani dengan baik. Karena itu pula tidak ada satu resep ajaib untuk pembangunan yang berlaku untuk semua negara. Semua negara-negara yang saat ini maju, bertitik tolak dari budayanya masing-masing, termasuk Amerika Serikat yang multikultural. Dengan alasan itu saya berharap advokasi Marapalam untuk capacity building nagari bisa dilakukan secara holistik dan integral, karena saya yakin hanya dengan pembangunan berbasis nagari, pembangunan di provinsi Sumatra Barat bisa berhasil memakmurkan seluruh anak nagari secara merata, termasuk masyarakat di nagari-nagari yang terisolir seperti Mandiangin, dan Mandiangin-Mandiangin lainnya. Wallahualam bissawab Wassalam, HDB St Bandaro Kayo (L, 68-) --- In rantau...@yahoogroups.com, A rmen Zulkarnain <emeneschoobie@...> wrote: > Mak Darwin Bahar nan ambo hormati, > > Ijan terlalu yakin bana pabilo alun mancaliaknyo, iko pasan dari niniak moyang kito daulu juo. > > Nan kini sajak kito alah badesa-desa salamo 20 tahun, "keminangan" itu bana nan sabana puda. Kok daulu hanyo dimusyawarahkan sajo di surau, bisuak pagi alah bakumpua masyarakat untuak bagotongroyong. Nan kini babuek bana surek undangan untuak bagoro dari wali nagari jo wali jorong, pakai stempel pulo, indak bara nan ka datang. > > Inginkah kita melihat minangkabau tempo dulu? Ambo sarankan mengunjungi nagari Muaro Sungai Lolo di Pasaman, Sumpur Kudus di Sijunjung, Talang Babungo di Solok, Pancuang Taba di Pesisir Selatan. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/