Dengan senang hati Pak Dasriel. Iko karajo basamo. Samakin banyak kapalo nan 
sato, insya Allah samakin tinggi kualitas karajo.

Nanti malam update penulis ambo lewakan baliak.

Salam,

Akmal N. Basral

Sent from my iPad2

On Nov 8, 2012, at 9:08 AM, Dasriel Noeha <dasrielno...@yahoo.com> wrote:

> bialah awak cubo manulih agak ciek bung Akmal,
> salam
> dasriel
> 
> 
> Dari: akmal n. basral <an...@yahoo.com>
> Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com> 
> Dikirim: Rabu, 7 November 2012 23:06
> Judul: Klarifikasi & Klasifikasi Cerpen Basamo ... Re: [R@ntau-Net] Manulih 
> Cerpen Basamo?
> 
> Alhamdulillah atas penjelasan Angku Abraham Ilyas dan sebelumnya Rangkayo 
> Rina.
> Terus terang sewaktu membaca pertanyaan Angku Dasriel Noeha tadi siang yang 
> menanyakan apakah Cerpen Basamo ini adalah Proyek Bunga Rampai PRRI (BR 
> PRRI), saya sama sekali tidak tahu dengan BR PRRI itu (meski dari keterangan 
> Rina sudah dimulai tahun 2010, yang artinya saya sudah jadi anggota milis 
> ini, tapi saat itu masih pasif sekali, untuk tidak menyebut "jarang baca").
> 
> Mohon maaf jika ide yang saya gulirkan spontan awal pekan ini mungkin 
> menyebabkan "kebingungan" di kalangan anggota milis yth. "Ini apalagi?" 
> mungkin seperti itu pertanyaan yang pertama kali muncul.
> 
> Tapi setelah membaca penjelasan Rina tadi sore dan Angku Ilyas, saya kira 
> kedua proyek ini bisa berjalan sekaligus dengan beberapa catatan (usulan) 
> saya agar tidak tumpang tindih (overlap) sbb:
> 
> 1. Proyek BR PRRI, apalagi dengan kata pengantar Dr. Mestika Zed yang 
> sejarawan, lebih condong masuk wilayah NON-FIKSI, meskipun mungkin ada genre 
> puisi yang lazim digunakan dalam fiksi juga seperti puisi Bundo yang 
> diposting ulang oleh Rina.
> 
> Sedangkan antologi cerpen "Ranah" yang saya usulkan adalah sepenuhnya dalam 
> format FIKSI dan dalam bentuk CERPEN. Tidak ada bentuk lain yang diizinkan 
> (puisi, kolom, opini, dsb.).
> 
> 2. Proyek BR PRRI spesifik mengangkat PRRI sebagai fokus, sedangkan Antologi 
> "Ranah" bersifat lebih UMUM.
> 
> 3. Namun karena saya tidak tahu siapa saja dari 12 nama yang sudah menyatakan 
> akan ikut Antologi "Ranah" yang (mungkin) juga ikut dalam Proyek BR PRRI, 
> saya kira sebaiknya jika ada anggota yang ikut DOBEL di kedua proyek, agar 
> memprioritaskan BR PRRI yang lebih dulu. First thing first.
> 
> Selain itu, untuk Antologi "Ranah", mohon dengan amat sangat porsi kisah PRRI 
> (sebagai setting) agar DIKURANGI agar tidak tumpang-tindih dengan BR PRRI 
> yang sudah lebih dulu berjalan. Masih banyak khasanah kisah bernuansa 
> Minangkabau yang bisa diangkat, baik dari sisi adat, hubungan interpersonal 
> dalam perubahan sosial, transformasi pemikiran anak-anak muda Minang, dsb. 
> Saya kira dengan luasnya spektrum materi Antologi "Ranah" justru menjadi 
> kekuatan tersendiri sebagai sebuah karya sastra.
> 
> 4. Tanpa bermaksud membeda-bedakan peserta dalam Antologi "Ranah", mengingat 
> awal ide saya untuk membuat antologi ini adalah sebagai bentuk efisiensi dan 
> optimalisasi dari permintaan Prof. Zulhasril Nasir yang ingin menulis cerpen 
> tentang PRRI, mohon kiranya agar penulis lain yang ingin mengangkat PRRI 
> sebagai setting, agar BERSEDIA MENGUBAH setting cerita. Maksimal, hanya boleh 
> ada DUA CERPEN dengan setting PRRI yang muncul dalam Antologi "Tanah". Itupun 
> harus dengan sudut pandang (angle) yang betul-betul berbeda satu sama lain. 
> Karena itulah fungsi logline yang saya sebutkan dalam posting sebelumnya 
> (Cerpen #2) menjadi sangat penting sebagai identifikasi awal.
> 
> 5. Perbedaan lain yang cukup signifikan antara BR PRRI dan "Ranah" adalah 
> paradigma terhadap penerbit. Saya tidak bisa berkomentar terhadap pola 
> kerjasama yang sudah disepakati dalam proyek BR PRRI, namun untuk "Ranah", 
> seperti dalam kebiasaan saya di milis-milis lain, saya SANGAT KETAT terhadap 
> "firewall" ini: tugas penulis adalah menulis, tugas penerbit adalah 
> menerbitkan buku.
> 
> Artinya, dalam "Ranah" tidak akan ada skema eksekusi bahwa antologi ini akan 
> terbit dengan "saweran (badoncek)" dari para penulis. Justru sebaliknya, 
> "Ranah" harus bisa menarik perhatian penerbit umum di tengah kepungan 
> karya-karya lain yang ada di depan hidung mereka. 
> 
> 5. Demikianlah agar "silang sengkarut" yang mungkin timbul sebelum ini di 
> benak para sanak palanta yth bisa dijernihkan. Saya mendukung sepenuhnya 
> proyek BR PRRI yang sudah dijalankan Angku Abraham Ilyas, Rangkayo Rina dkk 
> sebelum ini. Semoga problem teknis yang kini sedang dihadapi tim BR PRRI bisa 
> diatasi secepatnya, dan BR PRRI bisa muncul di pasaran lebih dulu, menjadi 
> "lokomotif" bagi kebangkitan para penulis Minang dalam program-program 
> selanjutnya, termasuk Antologi "Ranah".
> 
> Salam kreatif,
> 
> Akmal Nasery Basral
> Cibubur
>  
> minds are like parachutes. they work best when open.
>  
>  
>  

-- 
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/



Reply via email to