السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
Sanak-sanak di palanta yth.
Berikut ambo sampaikan sebuah artikel dari Republika yang semoga bermanfa'at 
sebagai rujukan dalam mengatasi pertikaian yang sedang terjadi antara 2 
(mungkin+) sanak di palanta ini.

Salam
Fashridjal M. Noor Sidin
L65Bdg
 
8 Sikap Mengatasi Fitnah dan Tuduhan
11 June 2013 15:35 WIB

Bersalaman. (ilustrasi)
REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Fariq Gasim Anuz

Mungkin di antara kita selama hidup pernah difitnah atau dituduh. Ada yang 
dituduh sebagai pembohong, egois, tidak punya perasaan, pengkhianat, pencuri, 
dituduh selingkuh.

Atau dikatakan zalim, munafik, sesat, atau tuduhan-tuduhan lainnya. Padahal, 
termasuk zalim, menuduh dan memfitnah orang lain dengan sesuatu yang tidak 
dilakukannya.

Jika Anda dituduh dan difitnah oleh seseorang, padahal Anda yakin tidak 
bersalah maka ada delapan sikap yang sebaiknya kita lakukan. 

Pertama, hendaklah kita cek dan kita pelajari lagi jangan-jangan yang 
dituduhkan orang lain itu benar. Jika ternyata kita salah, jangan malu dan 
gengsi mengakui kesalahan dan mengikuti kebenaran. Meskipun, cara orang yang 
menasihati kita kasar atau mungkin bermaksud tidak baik. 

Kedua, memperbaiki ucapan atau tindakan kita yang menjadi penyebab orang 
memfitnah kita. Misalnya, bendahara masjid dituduh mencuri uang kas disebabkan 
tidak transparannya laporan keuangan. Maka, hendaknya dibuat laporan yang rapi 
dan jelas.

Jika seseorang dituduh nakal karena sering bergaul dengan orang-orang nakal, 
selektiflah dalam memilih sahabat. 

Ketiga, ingatlah akan aib dan dosa kita. Syekh Salim Al Hilali berkata, “Kalau 
Anda bersih dari kesalahan yang dituduhkan itu, tapi sejatinya Anda tidak 
selamat dari kesalahan-kesalahan lain karena sesungguhnya manusia itu memiliki 
banyak kesalahan.'' 

''Kesalahanmu yang Allah tutupi dari manusia jumlahnya lebih banyak. Ingatlah 
akan nikmat Allah ini di mana Ia tidak perlihatkan kepada si penuduh 
kekurangan-kekuranganmu lainnya ….” (Dinukil dari buku Ar Riyaa halaman 68).

Keempat, hendaklah kita merenung dan mengevaluasi kesalahan dan dosa-dosa kita. 
Baik yang berhubungan dengan muamalah antara manusia, maupun dosa-dosa antara 
kita dengan Allah. Tuduhan dan fitnahan bisa jadi merupakan teguran agar kita 
kembali dan bertobat kepada Allah. 

Kelima, jika kita sabar dan ikhlas, semoga tuduhan dan fitnahan ini dapat 
mengurangi/menghapus dosa, menambah pahala, dan meningkatkan derajat kita di 
sisi-Nya.

Keenam, doakanlah si penuduh agar Allah memberi petunjuk. Jika memungkinkan, 
nasihatilah dia secara langsung maupun melalui sindiran agar dia bisa sadar dan 
bertobat. 

Maafkan dia, tapi kita boleh membalas untuk suatu kemaslahatan asalkan tidak 
melampaui batas. (Lihat surah Asy Syuuraa 40-43). Jika terpaksa, doakanlah 
keburukan untuk si zalim agar ia menjadi sadar dan bertobat.

Ketujuh, shalat istikharah untuk meminta bimbingan Allah cara yang tepat 
mengklarifikasi atau membela diri. Meladeni dan membantah terkadang justru 
membuka pintu keburukan untuk kita. 

Bisa jadi, klarifikasi tanpa menyebutkan tentang tuduhan mengenai dirinya dan 
tanpa menyebutkan nama penuduh akan banyak memberikan manfaat untuk umat.

Kedelapan, yakinlah musibah tuduhan merupakan kebaikan untuk Anda. Si penuduh 
yang merugi karena dia telah melakukan kejahatan dan berhak memperoleh azab-Nya.

Allah SWT berfirman, “…. Janganlah kamu mengira berita (bohong) itu buruk bagi 
kamu, bahkan itu baik bagi kamu. Setiap orang dari mereka akan mendapatkan dosa 
yang diperbuatnya ….” (Surah an Nuur 11).

“Sungguh, orang-orang yang menuduh perempuan-perempuan baik, yang lengah dan 
beriman (dengan tuduhan berzina), mereka dilaknat di dunia dan akhirat, dan 
mereka akan mendapat azab yang besar.” (Surah an Nuur 23). 

Semoga kita menjadi orang yang takut kepada Allah dengan tidak mudah menuduh 
orang lain tanpa bukti dan dapat menyikapi dengan bijaksana saat mendapat 
fitnah. 


Red: Damanhuri Zuhri

Sent from my BlackBerry® smartphone from Sinyal Bagus XL, Nyambung Teruuusss...!

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://goo.gl/MScz7
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke