Serangan Umum Menjelang Fajar Merebut Markas PRRI
  OPINI <http://www.kompasiana.com/posts/type/opinion/>
 Iwan Suwandy
| 16 September 2010 | 08:00

http://hiburan.kompasiana.com/buku/2010/09/16/kisah-kantor-dewan-banteng-direbut-banteng-raiders-masa-prri/

Penulis menyaksikan Tentara Banteng Raiders  sebagai bagian  dari Angkatan
Perang Republik Indonesia yang dipimpin Let.Kol. Ahmad Yani merebut Markas
Dewan Banteng dari Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PRRI),dalam
 operasi Militer 17 Agustus dari Rumah Penulis yang lokasinya  didepan
Markas tersebut. Suatu pengalaman yang tidak pernah dapat dilupakan Seumur
Hidup.

Kisah ini ditulis saat kunjungan terakhir  Bulan Agustus 2010 saat
penguburan almarhum Ibu tercinta di Padang Panjang, setelah itu
bernostalgia melihat bekas rumah  yang sudah dijual saat pindah ke jakarta
 dan oleh pemiliknya  didirikan Hotel Ambacang, yang hancur saat Gempa Besar
tahun 2009 , sedih rasanya melihat Rumah dimana kami  tinggal dan dibesarkan
sejak tahun 1950  tinggal puing-puing di televisi  dan  terakhir  berupa
Tanah dan Sisa puing-Puing yang sedang diratakan*,miris rasanya hatiku
melihatnyaill 001

 <http://iwansuwandy.files.wordpress.com/2010/09/p8080198.jpg>*ill 001

 sedangkan Kantor Dewan Banteng PRRI  sesudah dibebaskan APRI, dijadikan
kantor POM TNI KODAM Tujuh Belas  Agustus (saat ini KOREM SUMBAR masih
berdiri megah)*ill 002

*ill 002 koleski pribadi

kisah ini adalah cuplikan sebagian  dari buku elektronik kreasi penulis yang
belum dipublikasikan .Beberapa kisah menarik sebagai berikut:

1. Kisah Ultimatum  kepada Pemrintah RI 10 Febuari dan Pembacaan Maklumat
Proklamasi PORRI  tanggal 10 Febuari 1958

Pada tanggal 10 Februari , penulis dan teman sekolah serta ribuan Rakyat
kota Padang hadir menyaksikan  Let. Kolonel Ahmad Husein
membacakan Ultimatum Kepada Pemerintah RI   di  depan Istana Gubernur .

Ultimatum kepada Presiden Sukarno dan Pemerintah Kabinet Juanda yang berisi
(cupilkan  Buku Ahmad Yani karangan Ibu Ahmad Yani,1981 hal 178):

a. Agar Presiden membubarkan Kabinet Juanda dalam tempo 5 X 24 jam

b. Agar Presiden menunjuk Mohamad Hatta dan sultan Hamengkubuwono IX sebagai
pembentuk Kabinet Baru.

c apabila Tuntutan ini tidak dipenuhi, maka  akan memutuskan Hubungan dengan
Pemerintah Pusat dan bebas dari ketaatan kepada Kepala Negara.

Pada tanggal 11 Febuari 1958 Pemerintah RI menjawab ultimtum tersebut dengan
perintah Pemecatan dengan tidak hormat Kolonel Simbolon,Kolonel Dahlan
Jambek, Kolonel Zulkifli Lubis dan Let.Kol. Ahmad Husein.

Pada tanggal 12 Febuari 1958 ,KSAD mengeluarkan Keputusan membekukan Komado
Daerah Militer SUMBAR (KDMST) yang selanjutnya menempatkannya langsung
berada dibawah perintah KSAD.

Pada Tanggal 15 Febuari 1958, Ahmad Husein sebagai Ketua Dewan Banteng
membacakan maklumat proklamasi   “Pemerintah Revolusioner Republik
Indonesia” disingkat PRRI di Padang dengan Mr Sjafrudin Prawira Negara
sebagai “Perdana Menteri”, yang penulis juga ikut menyaksikannya di halaman
Istana Gubernur Padang.

Maklumat pembentukan PRRI tersebut didukung ioleh Simbolon di Sumatera
Utara. Pada tanggal 17 Febuari 1958 D.J. Somba selaku Panglima Kodam
Sulawesi menyatakan pula di Manado memutuskan hubungan dengan Pemerintah
Pusat di Jakarta dan menyokong berdirinya PRRI di Sulawesa Utara dibawah
pimpinan PERMESTA (Perjuangan Semesta).

Tindakan separatis ini di jawab pemerintah RI dengan memecat dengan tidak
hormat Let.Kol. HNV Samual dan Let,kol. D.J. Somba.

2. Kisah Kapal Perang APRI Membombardir Kota Padang 14 Juli 1958

Kapal Perang APRI dalam Operasi Militer 17 Agustus ,membombardir kota Padang
dengan Montir dari Kapal Perang APRI sudah hampir sepuluh hari “show of
force “di lautan Hindia didepan Pantai Kota padang, penulis melihat ratusan
Kapal Perang ukuran  Besar dan  Kecil tersebut.

Pada tanggal 15 Juli 1958 , sekitar  jam dua  dini hari anggota militer
kantor Dewan Banteng di depan rumah penulis di jalan Bundo Kandung no 16
(saat itu Jalan Gereja) mengedor pintu membangunkan almarhum ayah untuk
mengajak mengungsi ke Ladang padi dan Sukaramai Solok yang dijadikan Markas
baru, tetapi ayah tidak mau ikut , mereka mengatakan tentara Pusat maksudnya
APRI akan menyerang dan menembak kota Padang dengan Mortir.

Pagi harinya ayah berangkat ke Sukaramai dengan Paman untuk menjemput Uang
untuk membayar alat-alat tulis milik Toko Percetakan dan Alat Tulis miliknya
yang diambil oleh Tentara Dewan Banteng.

Saat ayah berangkat mrenuju Sukaramai, jam delapan pagi tanggal 16 Juli
1958, terdengar tembakan Mortir yang bunyinya BOOM BOOM ….Sing..Sing…. ,bila
bunyi mendesing berarti peluiru mortir sudah liwat dan selamat. Kemudian
siang hari suasana tena.

Penulis  dan kakak naik sepeda melihat rumah yang jadi korban, kantor
Tentara bagian Zeni di pinggir pantai Padang hancur, Rumah di Simpang Enam
hancur , tembakan salah arah sebenarnya untuk Kantor Komdak (saat ini
Satlantas POLDA) PRRI di jalan Nipah ,satu lagi peluru Mortir jatuh di
belakang bioskop Karya tapi tidak meledak ,salah arah sebenarnya ditujukan
kek Kantor Dewan banteng didepan rumah ,syukur Rumah kami selamat.

Sore harinya syukur ayah selamat pulang kerumah dan berhasil memperoleh
pembayaran atas alat tulis miliknya, saya salut pada tentara Dewan Banteng
atas kejujuran mereka karena biasa saat perang  seperti itu ,
umumnya tentara  ambil semaunya dengan gratis.

Ayah membawa makanan lezat dari Sukaramai namanya Dendeng Batokok(diketok),
masih say ingat saat makan malam dengan teman kakak ,tembakan mortir kembali
mualai lagi, pembantu rumah tangga Kami namanya EKA ,saat bunyi BOOM BOOM
segera sembunyikan kepalanya dibawah tungku Masak dari beton tetapi rokenya
(bahsa slank minag buat bokong) masih kelihatan.

Segera para wanita Ibu ,kakak dan adik sembunyi diruang perlindungan yang
sudah diperdsiapkan satu minggu yang lalu dibuat dalam tumpukan karung
berisi pasir mengeliling temapt tidur, tetapi karena seranggan bom mortir
tambah genjar,serta lubang perlindingan sangat pengap, Para wanita dari
keluarga kami malam tersebut saya dan akak lelaki mengantarkan mereka
berlindung dirumah Paman di kompleks  kampung Pondok (, hal ini dilakukan
atas perintah  ayah berdasarkan pengalaman saat serangan pendudukan Jepang
tahun 1942 yang lalu, Warga  di kampung Pondok juga telah mempersiapkan diri
dengan perlindungan Polisi Rakyat (saat ini Satpam).

3. Kisah  Kantor Dewan Banteng PRRI dikota Padang  direbut oleh Tentara
Banteng Raiders.17 April 1958

Sejak pagi hari beberapa pesawat terbang melayang-layang diudara, penduduk
kota Padang sangat gembira, karena ada pengumuman diradio bahwa ada bantuan
pesawat terbang dari Armada ke tujuh Amerika Serikat yang sudah mangkal di
Perbatasan dekat kepulauan RIAU, untuk menyelamatkan ladang minyak Caltex di
Rumbai Pakan Baru milik mereka, tetapi kemudian ternyata  pesawat APRI dari
operasi Militer untuk melindungi pendaratan Tentara Payung di Lapangan
terbang Tabing dan

Pendaratan Marinir dan Banteng raiders  dengan kapal Amfibi di wilayah dekat
lapangan terbang pada lokasi  di muara sungai Batang Kuranji di Air Tawar
dekat kompleks UNAND (saat ini UNAS) dan Universitas Bung Hatta.(info dari
koleksi buku lama milik penulis).

Tentara PRRI lari liwat selokan dan berusaha menembak Kapal Terbang dengna
senjata modern hadiah dari luar Negeri seperti Thompson, juga ada Basoka dan
Junggle riffle serta Mitraliur dsbnya yang penulis tidak kenal namanya ,

Senjata tersebut didaratkan liwat Kapal Selam bulan Febuari  1958 , dalam
kontainer  di Pantai laut kota Padang,banyak rakyat yang menyaksikan
termasuk penulis karena tempat itu dekat kediaman.

Malam hari lampu mati, saya,ayah dan kakak lelaki Edhie serta pembantu
Lelaki si Panjang  (sudah menjadi pembantu sejak saat Ayah masih kecil).
Suasana sangat sepi tidak ada bunyi apapun, tidak ada satupunmanusia dan
kendaraan dijalan depan rumah, gelap mencekam . Kami berempat melihat dari
ruangan tamu depan rumah dengan  jendela  kaca ke arah Kantor Dewan
Banteng,pembantu si Panjang ketakutan dan  menepok nyamuk yang  mengigitnya
sampai dilarang ayah untuk buat suara dengan berkata bahwa bila ribut akan
ditangkap dan dibunuh Tentara Pusat (maksudnya APRI) .

Sekitar jam 11.00 malam, tiba-tiba terdengan bunyi ledakan beberapa buah
granat diiringi suara derap sepatu bot tentara, saya melihat tentara dengan
wajah yang sudah digelapkan dan memakai penyamaran berlari berliku-liku
menuju kantor Dewan Banteng, setengah jam suara ribut tembakan ,kemudian
suasana jadi sunyi lagi.

Kamipun pergi tidur,pagi-pagi jam enam pagi waktu melihat keluar halaman
rumah, sungguh kaget ada lebih kurang limaratus tentara Banteng Raiders
tidur bergelimpangan diahalman rumah yang luasnay 3500 meter persegi, tidur
pulas dengan senjata dan ranselnya dan yang lainnya madi dengan telanjang
terjun kedalam Sumur air tanah milik kami sampai airnya habis ,

Tetangga kami yang tinggal dipaviliun rumah ,kemudian bercerita bahwa
putrinya tertawa cekikikan karena mengintip tentara Banteng Raiders mandi
telanjang masuk sumur sampai dilarang ayahnya.

Saya salut kepada  komandan Banteng Raiders dan anak buahnya tidak
membangunkan kami, dan dengan ramah meyalami kami semua, mereka berkata kami
sudah sepuluh hari tidak mandi,mohon maaf air sumurnya kotor dan dikuras
habis karena anak buahnya sangat gerah,ternyata  tentara PRRI tidak
memberikan perlawan,mereka sudah lari ke Markas baru di Sukaramai Solok dan
Muarapanas.

Pagi harinya tentara Banteng Raiders dari APRI saya lihat patroli menyisir
kota Padang dalam bentuk regu berjalan berbaris satu persatu dengan senjata
Karaben dengan sangkur terhunus ,kasihan senjatanya masih kuno sisa perang
dunia kedua , jauh ketinggalan dari   milik tentara PRRI. bantuan Amerika
Serikat , baca surat kabar lama denagn judul Bung Karno Marah Kepada Amerika
Serikat karena membantu PRRI.

Siang hari rakyat sudah mulai ramai dijalan  dan kemudian diperintahkan agar
selama satu bulan smapai 17 Agustus 1958 bendera harus dinaikkan siang hari
dan diturunkan malam hari. Sungguh saya terharu melihat perjuang Tentara
APRI dalam rangka melindungi Sang Saka Merah Putih,kendatipun PRRI tetap
mengunakan bendera yang sama .

Penulis melihat tukang rokok didepan rumah,dekat bekas  kantor Dewan Banteng
yang sudah dijadikan Markas POM TNI, dimarahi , dihukum push up dan
menghormat bendera Merah Putih karena bendera dan tiangnya jatuh dihembus
angin,juga malamnya ayah penulis dibawa Ke KODIM Padang untuk menerima
teguran dan menanda tangani pernyataa agar tidak lupa menurunkan bendera
Merah Putih malam hari, ternyata bendera toko ayah  yang ditaruk di tingkat
dua dekat jendela Toko  belum diturunkan.

Kisah lengkap akan dikirim ke web blog penulis, setelah dikoreksi oleh
pembaca web tersebut akan diedit dan diterbitkan dalam bentuk buku
elektronik edisi terbatas pribadi.

Kisah tentang pergolakan PRRI sudah banyak ditulis antara lain dalam koleksi
penulis” Buku PRRI dan PERMESTA”, “Buku Operasi Militer tujuh Belas Agustus
Menumpas PRRI”, ” Buku Ahmad Yani Sebuah Kenang-kenangan “tulisan Ibu Ahmad
Yani  dengan sekelumit kisah”*ill 003 profile Ahmad Yani.

 <http://iwansuwandy.files.wordpress.com/2010/09/ahmadyaniprofile.jpg>*ill
003

Almarmuh Ahmad Yani menempa dan memantapkan Korps Banteng Raiders yang
kemudian tahun 1958 dipimpinnya dalam operasi militer untuk memulihkan
keamanan Sumatera Barat yang menjadi terganggu karena adanya PRRI. Pak Yani
berangkat operasi tanggal 14 April 1958 dengan motto  “Bagi saya hanya ada
dua alternatif, pertama : berkubur didasar lautan dan kedua ialah mendarat
dikota Padang”.” (hal 170-197), “Buku Autobiografi Kolonel Simbolon”, “Kisah
PRRI dlam Majallah TNI  Angkatan Darat 1958″, serta beberapa koleksi
arsip-arsip PRRI  penulis temukan saat bertugas di Sumatera Barat 1974-1989,
termasuk koleksi pribadi foto Rumah penulis dan Kantor Dewan Banteng tahun
1958 serta koleksi uang PRRI, banyak jenisnya ada dengan stempel walinegeri,
beberapa jenis  Tanda tangan dan  salah satunya dengan stempel PRRI tanpa
tanda tangan terbitan tahun 1959 *ill 004. saat pemerintah RI menarik
seluruh uang dan didevalausi uang lima ratus dan seribu rupiah jadi  lima
puluh dan seratus rupiah baru,tetapi pecahan seratus kebawah tidak
didevalausikan , terpaksa PRRI yang memiliki banyak uang pecahan besar
tersebut memberi stempel dan tanda tangan untuk berlaku diwilayahnya .

 <http://iwansuwandy.files.wordpress.com/2010/09/uang-prri.jpg>*ill 004

Bila pembaca ingin membaca kisah yang lengkap tentang Pergolakan PRRI
dan Operasi Militer  Tentara Banteng Raiders dibawah Pimpinan Alamarhum
Jendral Ahmad Yani, silahkan klik web blog penulis dan ajukan permintaan
buku elektronik terbatas tersebut sebagai pesanan sebab jumlahnya terbatas
hanya seratus buku, bila PT Gramedia berkenan membeli Hak Cipta buku ini.
akan diterima dengan senang hati.

Terima kasih atas kesediaan pembaca membaca kisah singkat
ini kendatipun  belum rapi dan  sempurna  sehingga saran, tambahan info  dan
koreksi dari Pembaca sangat penulis dambakan, agar dapat diedit jadi lebih
sempurna  maklum kreasi  penulis amatir tak  profesional.

Sekian @hakcipta Dr Iwan Suwandy 2010.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.

Kirim email ke