Padang Ekspres, Senin, 01/04/2013 11:36 WIB 

Solsel, Padek. Komisi VII DPR meminta Bupati Solok Selatan (Solsel) Muzni 
Zakaria bernyali menindak ratusan ekskavator yang masih menjarah emas Solsel. 
Bupati mesti berkoordinasi dengan DPRD  dan aparat penegak hukum, seiring 
dengan diajukannya izin wilayah tambang rakyat (WPR) ke Kementerian ESDM.

“Kita minta bupati, DPRD Solsel dan Kapolres benar-benar bersatu dan bukan 
saling memojokkan,”  tegas Azwir Dainy Tara, anggota DPR RI kepada Padang 
Ekspres, kemarin (31/3).  

Kata Azwir Dainy Tara, tindakan tersebut harus dilakukan bupati, sebelum tim 
dari Komisi VII DPR turun ke lapangan bersama aparat negara, yakni Lantamal, 
Korem, Polri dan unsur lainnya.

Tim tersebut bakal turun pertengahan April nanti meninjau lokasi, sekaligus 
memberantas habis-habisan pelaku illegal mining yang masih menjarah kekayaan 
negara tersebut. “Bos tambang, warga asing dan pemilik ekskavator, ini yang 
harus dicegat, bukan rakyat kecil,” tegas anggota DPR RI dapil Sumbar itu.

IUP perusahaan yang bermasalah, segera dicabut dan akan dijadikan titik 
koordinat tambang rakyat. “Saat ini tim BPKP sedang mengaudit kelengkapan izin 
perusahaan yang telah melakukan penambangan emas, bila dinas terkait terbukti 
asal keluarkan IUP. Maka akan diproses melalui jalur hukum, juga oknum 
tertentu,” paparnya.

Dari laporan tokoh masyarakat Lubuk Ulang Aling, Kecamatan Sangir Batang Hari, 
Mahyunar Khatib Ipi menyebutkan, lebih 300 unit ekskavator milik asing dan luar 
Solsel masih beroperasi  di hulu Batang Suliti, Alai, Muko-muko (Kecamatan Koto 
Parik Gadang Diateh), Batang Gumanti (Kecamatan Sungai Pagu) dari batu licin 
menuju Batang Hari, hingga ke Sungai Penuh dan Muaro Bangko (Kecamatan Sangir 
Batanghari).

Sekretaris Kabupaten Solok Selatan, Fachril Murad menyebutkan, ketidakmampuan 
Tim Terpadu Pemkab Solsel memberantas illegal mining karena terbatasnya 
personel. Makanya, pemkab butuh bantuan tim terpadu provinsi, serta Kaukus 
Parlemen DPD-DPR RI, termasuk Komisi VII, untuk menindak pelaku penambang emas 
liar.

Pemkab Solsel juga meminta Pemprov bersama Polda, Lantamal dan Korem bekerja 
sama memutus pasokan solar menggunakan jeriken dari Dharmasraya untuk 
operasional alat berat. Selama ini, pasokan solar diduga dipasok dari 
Dharmasraya karena jaraknya lebih dekat ke lokasi pertambangan emas ilegal. 
Solar dibawa pelaku melalui jalur sungai dengan perahu timpek. “Bila dikerahkan 
aparat untuk mengawasi masuknya BBM solar jeriken, otomatis kegiatan illegal 
mining dengan sendirinya dapat dihentikan,† kata Fachril Murad sembari 
mangatakan jarak tempuh menuju lokasi tambang butuh waktu 5 hingga 7 jam 
perjalanan. (mg20)

[ Red/Administrator ]

http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=42093

===

Wassalam, HDB SBK (L, 69+), Depok 

 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://rantaunet.wordpress.com/2011/01/01/tata-tertib-adat-salingka-palanta-rntaunet/
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Kirim email ke