KTT Rio+20 Dinilai tidak Berpihak pada Petani

Penulis : Hendra Makmur

http://www.mediaindonesia.com/read/2012/06/27/329341/126/101/KTT-Rio20-Dinil
ai-tidak-Berpihak-pada-Petani

KABUPATEN AGAM--MICOM: Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Rio+20 tentang
pembangunan berkelanjutan di Rio De Jeneiro, Brasil, 20-22 Juni lalu,
dinilai tidak berpihak pada kemandirian petani.

Karena itu, petani diminta tidak bergantung pada negara dan kebijakan dunia
menuju kedaulatan pangan di tingkat lokal.

Hal itu menjadi salah satu pokok bahasan ratusan petani organik Sumatra
Barat dalam diskusi hari ketiga pada Galanggang Alam Pertanian Organik
(GAPO) II di Istana Rakyat Selaras Alam, Nagari Lasi, Kecamatan Canduang,
Kabupaten Agam, Sumatra Barat, Rabu (27/6).

Pengamat pertanian Nugroho Wienarto mengungkapkan KTT Rio+20 yang dihadiri
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono tidak memberi solusi bagi persoalan yang
dihadapi petani.

"Perdebatan panjang tentang ekonomi hijau, pembangunan berkelanjutan hingga
hak-hak perempuan tidak menghasilkan jalan keluar, khususnya bagi petani,"
kata Nugroho yang juga konsultan senior pada FIELD-Bumi Ceria itu.

Hasil Rio+20, ulasnya, tidak menjamin ketersediaan pangan dunia bila
dibandingkan dengan konsumsinya yang terus meningkat. "Kesuburan tanah terus
menurun, hutan-hutan terus ditebangi dan tidak ada pemimpin dunia yang
berdiri menghadang itu semua. KTT Rio+20 hanya mengutamakan kepentingan
dunia usaha tanpa upaya nyata untuk melindungi hak-hak petani," tegasnya.

Karena itu, menurut Ketua Forum Komunikasi Pusat Pelatihan Pertanian dan
Pedesaan Swadaya (FK4S) Sumbar Fauzan Azim, petani di tingkat lokal mesti
mandiri dalam memelihara keragaman hayati sekaligus menjaga ketersediaan
benih pangan lokal.

Dalam jambore petani seperti GAPO, lanjut Fauzan, bisa menjadi salah satu
wadah komunikasi bagi petani dalam merehabilitasi lingkungan, melestarikan
sumber daya hayati dan keragaman genetik.

"Petani juga harus memperjuangkan hak-haknya dalam mengelola benih tanaman
pangan sekaligus mengambil keputusan sendiri tentang benih jenis apa yang
akan digunakan. Karena pangan adalah urusan orang banyak."

Di arena GAPO, jelas Fauzan, petani sudah mulai mengembangkan pemuliaan
benih lokal. "Kami memiliki percontohan di lima kabupaten/kota di Sumbar. Di
Pesisirselatan kami mengembangkan 11 jenis padi local, 11 jenis di Kota
Padang dan 23 jenis di Kabupaten Agam."

Para petani mengupayakan suplai dan distribusi benih yang aman tanpa
intervensi. (HR/OL-15)

 

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke