*VIVAnews* - Pemerintah komunis China kembali menerapkan langkah yang tegas
terkait masalah yang merugikan publik. Sejumlah pejabat tinggi jawatan
kereta api di Shanghai dipecat karena mereka dianggap lalai menjalankan
tugas setelah terjadinya tabrakan maut dua kereta cepat di Provinsi
Zhejiang, Sabtu malam 23 Juli 2011.

Menurut kantor berita *Xinhua*, Senin 25 Juli 2011, tabrakan itu menewaskan
sedikitnya 43 orang dan 132 penumpang luka parah. Tak lama setelah
kecelakaan itu, pemerintah mengambil setidaknya tiga langkah.

Pertama, pemerintah langsung menjelaskan kepada publik melalui media massa
tentang penyebab tabrakan dua kereta tersebut. Kecelakaan terjadi setelah
kereta D3115 berhenti di tengah jalur setelah listrik padam. Tak lama
kemudian, kereta cepat D301 menabrak dari belakang. Empat gerbong terlempar
dari atas jembatan rel, menimpa beberapa mobil di bawah.

Kedua, pemerintah China langsung meminta maaf atas tragedi itu sambil
berjanji menyelidiki lebih lanjut. Menteri Perkeretaapian Sheng Guangzu
meminta maaf sekaligus berbelasungkawa kepada korban dan para kerabat
korban.

Sebelumnya, juru bicara Kementerian Perkeretaapian China, Wang Yongping,
juga membungkuk serendah mungkin sebagai ungkapan permintaan maaf. Selain
itu Wakil Perdana Menteri China, Zhang Dejiang, yang mengunjungi lokasi
kecelakaan mengatakan pihak berwajib akan menemukan pelaku di balik insiden
tersebut.

"Kami bersumpah, tim penyelidik akan menemukan penyebab kecelakaan dan
mereka yang bertanggungjawab akan dihukum serius sesuai dengan undang-undang
yang berlaku," kata Zhang geram.

Langkah ketiga adalah memecat sejumlah pejabat terkait. Berdasarkan
pernyataan Kementerian Perkeretaapian China, Senin, 25 Juli 2011, tiga
pejabat yang dipecat adalah Kepala Biro Kereta Api Shanghai beserta
wakilnya, dan pemimpin Partai Komunis di Biro itu. Ketiganya juga tengah
diselidiki polisi.

"Sebagai pejabat, mereka harus menerima tanggungjawab secara penuh atas
penyebab utama kecelakaan itu," ujar Wang. Sedangkan Harian pemerintah China
berbahasa Inggris, *The Global Times*, dalam editorialnya menyatakan bahwa
kecelakaan itu merupakan "pelajaran yang mahal bagi seluruh industri layanan
kereta di China."

Selain memecat sejumlah pejabat pemerintah China, menurut stasiun berita *
BBC*, untuk sementara menghentikan layanan 58 kereta. Pemerintah juga
menyerukan pemeriksaan menyeluruh atas sistem kereta api di penjuru negeri.

Pemerintah China merasa malu atas kecelakaan itu mengingat mereka tengah
berbangga setelah berhasil membangun jaringan kereta api super cepat, yang
menghubungkan Ibukota Beijing dan Shanghai dan telah diresmikan Juni lalu.
Proyek itu pun berbiaya sangat mahal, 215 miliar yuan atau sekitar US$33
miliar.

Maka, Wang menegaskan bahwa kecelakaan itu tidak akan menyurutkan upaya
China untuk membangun sistem transportasi massal yang canggih dan cepat bagi
masyarakat. "Saya menyatakan bahwa teknologi kereta super cepat China sudah
canggih dan memenuhi standar. Kami tetap yakin akan hal itu," kata Wang.

*Hukuman Mati*

Terkait peristiwa yang menyangkut banyak jiwa, pemerintah China tampak tidak
mau main-main. Pejabat publik yang terlibat bisa mendapat hukuman dipecat,
dipenjara bahkan hukuman mati.

Bagi rezim komunis di China, pejabat yang bertanggungjawab atas suatu
perkara dianggap lalai menjalankan tugas sehingga mengorbankan banyak nyawa.
Apalagi bila masalah itu terkait kasus korupsi, maka nyawa pejabat yang
bersangkutan harus berakhir di tangan eksekutor.

Itulah yang terjadi pada Zheng Xiaoyu, Kepala Badan Pengawasan Obat dan
Makanan China periode 1998-2005. Menurut China Daily, Zheng dieksekusi mati
pada 10 Juli 2007 atas kasus korupsi dan makanan beracun, yang sempat
meneror sebagian rakyat China.

Dia dinyatakan menerima uang suap sebesar US$850.000 sebagai imbalan untuk
meluluskan ratusan produk obat, yang ternyata bermasalah. Selain menghukum
mati pejabat tinggi yang bersangkutan, China pun langsung meninjau 170.000
lisensi medis yang diberikan Badan Pengawasan Obat dan Makanan kepada
pengusaha semasa dipimpin Zheng.

Pengamat hukum, Teng Biao, dalam suatu artikel di *Economic
Observer*menilai bahwa tidak ada yang lebih dibenci publik di China
saat ini selain
pejabat yang korup. "Rakyat China secara mendalam membenci korupsi, sehingga
mereka keberatan bila hukuman mati atas para koruptor sampai dicabut," tulis
Teng di Economic Observer, yang dimuat di portal berita *World Crunch*.

Bagi rakyat China, pejabat-pejabat korup pada akhirnya merugikan publik dan
menimbulkan dampak yang fatal. Sebagian besar publik yakin bahwa masalah
besar yang terjadi selama ini akibat perilaku korup pejabat-pejabat publik.

Pandangan masyarakat ini pun disadari oleh Presiden Hu Jintao, yang juga
merangkap Sekretaris Jenderal Partai Komunis China, jabatan individu
tertinggi di partai itu.

Saat berpidato pada peringatan 90 tahun Partai Komunis China, 1 Juli 2011,
Presiden Hu memperingatkan bahwa korupsi menjadi momok bagi para pejabat,
baik di tingkat pusat hingga daerah.

"Korupsi akan mengakibatkan tergerusnya dukungan dan kepercayaan rakyat.
Kita jangan memanfaatkan jabatan yang diemban untuk membuat keuntungan
pribadi maupun demi sekumpulan orang. Maka sangat penting bagi partai untuk
menerapkan disiplin bagi anggota-anggotanya," kata Hu seperti dikutip *BBC*.


Maka, sanksi tegas bagi pejabat masih menjadi pilihan utama bagi pemerintah
China saat menghadapi masalah, seperti kecelakaan maut dua kereta cepat itu.
• VIVAnews

-- 
http://us.fokus.vivanews.com/news/read/235689-cara-china-menanggapi-masalah--hukum-pejabat

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke