Pak Saaf.
 
Kisah di bawah ini,
adalah kisah nyata,
yang saya alami pada waktu
saya menjabat Kapolres.
 
Karena diduga telah melakukan
tindak pidana "kiting/main layang-layang",
3 (tiga) kepala cabang  bank terpaksa
kami tahan.
 
Kiting adalah suatu modus kejahatan perbanhan,
yang hanya bisa dilakukan oleh minimal
2 (dua) kepala cabang bank.
 
Selama beliau2 ditahan,
mereka dapat ditemui sanak famili mereka,
bahkan anggota Muspida di mana
mereka bertugas.
Anggota Muspida waktu
berkunjung ada yang mengenakan
pakaian seragam.
 
Kepada anggota Muspida yang berkunjung,
saya titip pesan,
agar beliau2 yang ditahan,
jangan mempersulit jalannya pemeriksaan.
 
Pesan ini juga saya sampaikan, 
kepada salah satu kepala cabang,
yang kebetulan teman akrab saya.
 
Kejahatan yang kami tangani,
adalah kejahatan sederhana.
Yang dengan "mata telanjang",
langsung terditek ,
di mana
yang telah terjadi penyimpangan.
 
Jadi mengunjungi seseorang 
yang ditahan,
janganlah dianggap sebagai
simpati terhadap perbuatannya.
Hubungan kekeluargaan/pertemanan,
tidak terputus oleh perbuatan 
tercela seseorang.
 
Semoga para pemuka Adat,
yang mengunjungi para tahanan,
memberi motivasi,
agar para tahanan tidak
mempersulit jalannya pemeriksaan,
sesuai dengan prinsip:
tangan mencencang, bahu memikul.
 
Sesuai asas praduga tak bersalah,
seseorang yang ditahan,
belum dianggap bersalah.
 
Wassalam, Jacky Mardono
 


--- Pada Kam, 16/6/11, Dr Saafroedin Bahar <saaf10...@yahoo.com> menulis:


Dari: Dr Saafroedin Bahar <saaf10...@yahoo.com>
Judul: [R@ntau-Net] Bolehkah tersangka korupsi diberi simpati secara resmi oleh 
pimpinan adat ?
Kepada: "rantaunet@googlegroups.com." <rantaunet@googlegroups.com>
Cc: "pusat, gebuminang" <gebuminangpu...@gmail.com>, "Naim, Mochtar" 
<mochtarn...@yahoo.com>, "Khairi Yusuf Sutan Sinaro, Dr.Eng" 
<stsin...@gmail.com>, "Muin DATUK BAGINDO, Farhan" <farhanm...@ymail.com>, 
"Bagindo, Azmi" <azmi_libra_kenc...@yahoo.co.id>
Tanggal: Kamis, 16 Juni, 2011, 9:16 PM


Assalamualaikum ww para sanak sapalanta,
Berita di bawah ini 
cukup mengejutkan saya. 
Pimpinan LKAAM Sumbar 
lengkap dgn pakaian adat 
diberitakan 
mengunjungi lima tersangka korupsi, 
mantan pejabat, 
dengan alasan mereka adalah kemenakan 
yg sedang dalam kesusahan. 
 
Dengan kata lain, 
pimpinan LKAAM Sumbar 
secara pro aktif memberikan simpati 
kepada para tersangka 
tindak pidana korupsi ini. 
Langkah ini merupakan 'terobosan'  
yang belum ada presedennya, 
sehingga para tersangka itu sendiri 
juga terkejut 
dengan kedatangan beliau-beliau itu.

Ada apa dengan LKAAM Sumbar ? 
Apa motif 
dan apa  tujuan yg hendak dicapai 
dgn kunjungan itu ?
 
 Apakah kunjungan ini 
akan dilanjutkan pada tersangka korupsi lainnya ? 
 
Tidakkah hal ini bisa diartikan 
kaum adat 'merestui' dan 'membela' korupsi, serta menantang secara frontal 
upaya pemberantasan korupsi sekarang ini ?
 
Bagaimana menerangkan hal ini 
dari segi ABS SBK ?
Tolong para sanak sekalian 
mencerahkan saya tentang hal ini.
Wassalam,
SB.

------Original Message------
From: Uda Ilva
To: PERJALANAN ISLAM DALAM PENYEMPURNAAN ADAT MINANGKABAU
ReplyTo: Balas Komentar
Subject: [PERJALANAN ISLAM DALAM PENYEMPURNAAN ADAT MINANGKABAU] Padang, 
Padek—Pucuk pimpinan Lembaga Kerapat...
Sent: Jun 16, 2011 22:14

Uda Ilva mengirimkan sesuatu di PERJALANAN ISLAM DALAM PENYEMPURNAAN ADAT 
MINANGKABAU Uda Ilva 16 Juni 22:13 Padang, Padek—Pucuk pimpinan Lembaga 
Kerapatan Adat Alam Minangkabau (LKAAM) Sumbar memberikan dukungan moril kepada 
pejabat dan mantan pejabat, yang menjadi tahanan, terdakwa dan terpidana kasus 
korupsi di Lembaga Pemasyarakatan (LP) Muaro Padang, kemarin (15/6). Kelima 
pesakitan yang dibezuk tersebut adalah anggota DPR yang juga mantan Wali Kota 
Bukittinggi Djufri, mantan Ketua MUI Sumbar Nasrun Haroen, mantan Pj Bupati 
Pasaman Barat Zambri, mantan Kepala Bappeda Pasaman Barat, Mirwan Pulungan, dan 
mantan Ketua Kerapatan Adat Nagari (KAN) Pauh IX periode 2004-2009, Kecamatan 
Kuranji, Martias. Dalam kunjungan sekitar pukul 14.00 WIB itu, Ketua LKAAM 
Sumbar M Sayuti Datuk Rajo Panghulu mengatakan, kunjungan itu untuk memberikan 
dorongan moril kepada mereka. “Selain itu, juga menampakkan muko nan janih, 
hati nan suci, sakik surang damam basamo,
 dalam susah, salang tenggang,” kata M Sayuti didampingi Kabid Kerja Sama 
Martius Datuk Marajo, Ketua LKAAM Padang, Zainuddin Husen Datuk Rajo Lenggang, 
Ketua LKAAM Kuranji, Komarudin Datuk Tanali, Sekretaris LKAAM Padang, Sutan 
Lukman dan Sekretaris LKAAM Sumbar, Syamsiri Malin Mulie. Mereka datang dengan 
baju kebesaran adat Minangkabau. “Inilah kepedulian kami terhadap kemanakan. 
Walaupun mereka terlibat kasus korupsi, tetapi mereka tetap menjadi kemanakan 
kami,” tambah M Sayuti. Para pesakitan terkejut dengan kehadiran ninik mamak 
Minangkabau itu. Sebab, selama ini mereka merasa telah dipojokkan. Pantauan 
Padang Ekspres, kondisi Djufri terlihat sehat. Begitu pula tahanan lainnya. 
Martias yang divonis tiga tahun dan mulai dipenjara pada April 2010, sempat 
menjalani operasi jantung di RS Harapan Kita Jakarta selama dua bulan. Martias 
mengaku sabar dan tabah menjalani hidup serta beramal selama di LP. “Selain 
itu, kami juga melakukan bedah kasus
 perseorangan dan memberikan bantuan bersifat moril. Sebab, di antara kami, 
masih ada yang belum dijatuhkan vonisnya,” imbuh Martias. Dia mengingatkan 
pejabat-pejabat di Sumbar lebih berhati-hati menangani program-program 
pemerintahan. Sebab, dia tidak ingin sampai bernasib sama dengan dirinya. 
“Pejabat lain, jangan mencoba ikuti jejak kami. Hidup di penjara sangat 
merugikan,” ungkapnya. Hal sama diungkapkan Djufri. Meski belum divonis 
bersalah oleh pengadilan, dia mencoba bersabar menghadapi kasus yang 
dihadapinya. “Kami hanya butuh doa dan dukungan,” pintanya. Selain membezuk 
kelima pesakitan itu, M Sayuti juga ingin melihat narapidana lainnya di LP. 
“Namun, waktu tidak memungkinkan untuk bisa tatap muka dengan mereka,” katanya. 
(di) [ Red/Redaksi_ILS ] Lihat Kiriman Ini di Facebook · Sunting Pengaturan 
Email · Balas email ini untuk menambahkan komentar. 
Saafroedin Bahar  Taqdir di tangan Allah, nasib di tangan kita.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. E-mail besar dari 200KB;
  2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1
- Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/

Kirim email ke