Aww. Ddn. RP dan Palanta nan berbahagia,
aaa) Tarimo kasieh atas kiriman informasi dan foto RG yang menarik. 
bbb) Sekiranya kito dapek kontak jo "owner" RG tsb. dapeik bicarakan untuk 
dikelola sebagai asset Nagari ybs. dan manakala masih baik untuk ditinggali 
kiranya bagaimana yach.
ccc) Mungkin ada investor lokal yang berminat kerjasama untuk pelestarian RG di 
Minangkabau supayo indak punah dimakan jaman.
Wassalam,
Haasma Depok.




________________________________
 Dari: Ramadhanil pitopang <pitopang...@yahoo.com>
Kepada: "rantaunet@googlegroups.com" <rantaunet@googlegroups.com> 
Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 7:22
Judul: Bls: [R@ntau-Net] Re: Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau
 


Awal bulan Juli nan ko ambo pulang ka Ranah Minang, sempat pulo batandang ka 
Silungkang ka tampek kerabat nan rumahnya basubalahan jo Rumah gadang 13 ruang 
punyo Urang Pitopang juo nan alah lamo ditinggakan, dek mereka merantau 
kasadonyo.
Ruponyo selain di daerah luhak 50 Kota, dan Luhak nan Tuo sarato Riau daratan 
(Kampar, Palalawan) di daerah Silungkang (lihat foto terlampir)  dan Sijunjuang 
( tampek kerajaan Jambu Lipo) iko bakambang pulo Suku PITOPANG nan dikambangkan 
 dek niniak Datuak Sakalok Dunia...Saudaro sabapak Datuak Parpatiah nan 
Sabatang nan mendirikan Sistem Kelarasan Lareh Nan Panjang. Tapi nan aneh di 
Luhak Agam ndak ado suku PITOPANG iko doh..


Wassalam,
Ramadhanil PITOPANG
49 thn- Palu Sulawesi Tengah





________________________________
 Dari: Sjamsir Sjarif <sjamsirsja...@gmail.com>
Kepada: rantaunet@googlegroups.com 
Dikirim: Sabtu, 20 Juli 2013 20:54
Judul: [R@ntau-Net] Re: Tour de Jambu Lipo, Rajo Manjalang Rantau
 


Caliak petanyo:
http://peta.sijunjung.go.id/
-- MakNgah
Sjamsir Sjarif

On Saturday, July 20, 2013 2:34:42 AM UTC-7, Nofend St.
 Mudo wrote:
Melacak Kejayaan Kerajaan Jambu Lipo di Sijunjung
>
> Padang Ekspres • Sabtu, 20/07/2013 13:28 WIB • Riki Chandra • 76 klik
>Rentang sejarah pan­jang Minangkabau sudah tak bisa diragukan lagi dan 
>terpatri dalam garis sejarah Indonesia. Berbagai situs dan warisan budayapun 
>hingga kini masih bisa dilacak, termasuk yang berada di Sijunjung. Ya, di 
>Sijun­jung ini ternyata hingga saat ini masih eksis kerajaan Jambu Lipo yang 
>tetap bertahan dan menjalankan ritual adat dan budayanya.
> 
>Sumatera Barat, menyim­pan cerita tentang adat Minang­kabau, serta basis-basis 
>pe­nye­ba­ran adat, budaya, serta agama. Se­perti, Batusangkar, dengan Istano 
>Pagaruyuang-nya, atau Ma­kam Syeh Burhanudin di Pariaman, dan sebagainya. 
>Na­mun, tidak semua dari pening­ga­lan-peninggalan budaya itu di­les­tarikan 
>dengan baik.
> 
>Padang Ekspres bersama rombongan Lawatan Sejarah Daerah (Laseda) Regional ke 
>11 tahun 2013 Sumbar, yang dise­leng­garakan Balai Pelestarian Nilai Budaya 
>(BPNB) Padang, mencoba menyisir beberapa tempat bersejarah di Kabupaten 
>Sijunjung.
> 
>Sijunjung merupakan salah satu dari 19 Kabupaten/Kota di Sumbar, yang memiliki 
>andil besar dalam perjalanan sejarah Sumbar, Bahkan, sejarah Bang­sa 
>Indonesia. Sebab, di Sijunjung ada Nagari Sumpurkudus, yang termasuk salah 
>satu basis Pe­me­rin­tahan Darurat Republik Indonesia (PDRI).
> 
>Begitu juga peninggalan-peninggalan sejarah budaya dan adat-istiadat. Salah 
>satunya Kerajaan Jambu Lipo yang ter­letak di Kenagarian Lubuk Ta­rok.  Pada 
>daerah ini ditemukan berbagai peninggal benda bu­daya seperti adanya sebuah 
>Kerajaan, Rumah Gadang 13 ruang, serta lesung panjang.
> 
>Dengan adanya bangunan-bangunan tua itu, terlihat betul, bahwa daerah Kerajaan 
>Jambu Lipo memang sudah tua, dan seharusnya dilestarikan. Kendati demikian, 
>akses jalan menuju Kerajaan Jambu Lipo yang ha­nya berjarak sekitar 20 KM dari 
>Muaro Sijunjung, sangat mem­pri­hatinkan. Lebih-lebih saat hari hujan, aspal 
>tanahnya naik, dan mengakibatkan becek yang sulit untuk dilalui sepeda motor.
> 
>Lebih memiriskan lagi, tak satupun petunjuk jalan yang dipasang gerbang masuk 
>jalan utama, yang menyatakan di dalam sana ada sebuah istana Kerajaan. Tidak 
>adanya pan­duan dan petunjuk jalan ini, menyebabkan para pengunjung 
>ke­bingunan menuju lokasi lokasi itu.
> 
>Hati ini iba saat melihat nasib Kerajaan Jambu Lipo. Perasaan semula 
>mem­ba­yang­kan Kerajaan yang begitu megah ternyata salah. Kerajaan Jambu 
>seperti tak bertuan saja. Ke­ra­jaan bak Rumah Bagonjong kecil itu bercat 
>kuning dan kusennya berwarna hitam. Atapnyapun sudah tak kokoh. Sisi kanan, 
>kiri, depan, belakang fondasinya mulai goyah.
> 
>Menurut Hamidi Nan Kodo Kayo, 62, salah seorang pen­du­duk setempat, di 
>Kerajaan Jam­bu Lipo ada tiga Raja, atau biasa disebut dengan Rajo Tigo Selo. 
>Yaitu, Rajo Alam, Rajo Ibadat, serta Rajo Adat. Ketiga Raja ini mesti seiya 
>dan sekata dalam memutuskan suatu persoalan adat. Kendati demikian, yang 
>ditinggian dari tiga Raja tersebut adalah Rajo Alam. Sebab, semua seluruh 
>persoalan bermuara dan diselesaikan oleh Rajo Alam.
> 
>“Kalau Rajo Alam sukunya Chaniago, sebutannya Rajo Gadang, menguasai masalah 
>Agama, Adat, dan seluruh per­soa­lan, dan berasal dari Pa­ga­ruyung. Rajo 
>Ibadat sukunya Piliang, membahas dan me­ngua­sai urusan Agama, menurut sejarah 
>datangnya dari Solok Selatan. Serta Rajo Adat sukunya Melayu, menguasai 
>tentang adat-istiadat,” ujar lelaki yang mengaku Mambako pada Rajo Alam, 
>karena Rajo Alam keme­na­kan dari Ayahnya.
> 
>Hamidi yang berasal dari suku Panai Melayu itu menye­bu­t­kan, dalam 
>lingkungan Kena­ga­rian Lubuk Tarok itu sendiri terdiri dari empat sudut. 
>Serta memiliki empat suku pula. Yaitu,  suku Melayu, Chaniago, Piliang, dan 
>Pitopang.
> 
>“Tapi, karena Kerajaan ini adanya di Nagari, karena ini kampung Raja, jadi, 
>tidak ada sukunya. Dan disebut orang Kerajaan Jambu Lipo saja,” papar pria 
>yang sudah merantau hingga ke Irian Jaya ini.
>Menurut Tuanku Rajo Ga­dang Firman Bagindo Tan A­meh, yang Dipertuan Rajo Alam 
>Jambu Lipo, dalam catatan sejarah Kerajaan Jambu Lipo ini telah ada sejak abad 
>ke-10 Ma­sehi. Raja pertamanya bernama Dung­ku Dangaka.
> 
>“Dulunya, pusat peme­rin­ta­han Kerajaan Jambu Lipo ini di Bukit Jambu Lipo. 
>Baru, setelah pemerintahan Raja ke-4 yang bernama Buayo Kumbang me­nga­dakan 
>perundingan, dan disepakatilah memindahkan pusat pemerintahan ke Nagari Lubuk 
>Tarok,” jelas Tuanko Rajo Alam.
> 
>Firman Bagindo Tan Ameh yang saat ini menduduki posisi Raja yang ke-14 sebagai 
>Pemim­pin Kerajaan menyebutkan, jika di Kerajaan Jambu Lipo sendiri, adat yang 
>dibawa Datuak Par­patih Nan Sabatang dan Datuak Katumanggungan, sama-sama 
>diberlakukan.
> 
>“Titiak Dari Ateh, ataupun Mambasuik Dari Bumi, samo-samo dipakai di Kerajaan 
>Jambu Lipo ini,” tegasnya.
> 
>Lebih lanjut Firman Bagindo Tan Ameh memaparkan, saat ini, kondisi Kerajaan 
>Jambu Lipo sangat memprihatinkan keberadaannya. Bahkan, sejak tahun 1932 
>hingga sekarang, belum pernah terjamah tangan pembaharuan. Kurangnya 
>du­ku­ngan dari Pihak Pemerintah, semakin membuat Kerajaan ini terburuk dan 
>tidak terurus.
> 
>“Istana hanya difungsikan saat melangsungkan kegiatan-kegiatan adat Nagari. 
>Serta dihuni oleh kemenakan saya. Sementara, Pemerintah seperti memandang 
>Kerajaan ini sebe­lah mata. Padahal, kerajaan ini merupakan sumber, dan dapat 
>menjadi pusat Pemerintahan di Nagari” tuturnya.
> 
>Rajo Firman berharap, agar Pemerintah lebih memper­hati­kan keadaan Kerajaan 
>Jambu Lipo. Dengan kata lain, baik Pemerintah Sijunjung maupun Sumbar, tidak 
>hanya sekadar memperhatikan LKAAM, Bun­do Kanduang. Namun, juga memberikan 
>perhatian lebih untuk melestarikan keberadaan peninggalan-peninggalan lama. 
>Sebab, Kerajaan Jambu Lipo ini sebetulnya sudah menjadi Lem­baga Adat jauh 
>sebelum adanya LKAAM dan Bundo Kanduang.
> 
>‘Kerajaan Jambu Lipo ter­magi­nalkan oleh kemodernan zaman. Sebetulnya, Sudah 
>wak­tunya Pemerintah mem­per­ha­tikan kembali nilai-nilai sejarah yang telah 
>memudar, terutama dikalangan generasi muda,” ungkap Rajo Firman.
> 
>Kendati demikian, Rajo Tan Ameh ini mengaku, selalu ber­gerak dan berjalan 
>terus untuk melestarikan kebudayaan Jam­bu Lipo, meski dengan segala 
>keterbatasan yang ada. Bahkan, saat pihak Kerajaan juga telah membentuk sebuah 
>Badan Pe­les­tarian Adat dan Budaya Ke­ra­jaan Jambu Lipo. Serta mem­bentuk 
>sebuah sanggar seni tradisional dengan nama Kalam­bu Suto.
> 
>“Kita selalu melestarikan kebudayaan yang telah ada sejak turun-temurun 
>dulunya. Seperti tari tanduak, basilek, dan lain sebagainya,” ujar Rajo Alam 
>itu.
> 
>Tour De Jambu Lipo
> 
>Di sisi lain, tradisi adat yang tak pernah hilang yaitu, Rajo manjalang rantau 
>(mengunjungi daerah rantaunya). Hal ini ber­tu­juan untuk memberikan sita­wa 
>sidingin (pengobat rindu dan mengenang masa lampau), se­per­ti ungkapan, 
>Duduak Pa­ngu­lu Sangketo Abih, Bajalan Rajo Nagari salasai (kalau Penghulu 
>datang semua per­selihan akan habis, berjalannya Raja, semua persoalan yang 
>ada di Nagari akan selesai).
> 
>Menurut Rajo Firman, tu­juan manjalang Rantau ini juga untuk menjalin 
>silaturrahmi antara pusat Kerajaan dengan Nagari Rantau.
> 
>“Kita akan mengunjungi sebanyak 27 daerah yang ada di Kabupaten Sijunjung, 
>Dhar­mas­raya dan Kabupaten Solok Se­la­tan. Makanya, bahasa moder­nnya kita 
>sebut Tour De Jambu Lipo,” tuturnya sembari senyum.
> 
>Perjalanan ketiga Rajo atau Rajo Tigo Selo ini mengunjungi Rantau, akan 
>menghabiskan sekitar satu bulan perjalanan. Serta, para Rajo akan melakukan 
>prosesia adat sesuai dengan yang telah dilaksanakan secara turun-temurun.
> 
>“Kita melakukan perjalanan manjalang Rantau ini, sebanyak satu kali dalam tiga 
>Tahun. Ada sebagian berjalan kaki, dengan kendaraan darat, dan adanya juga 
>yang mengikuti aliran su­ngai dengan perahu. Makanya kita sebut Tour De Jambu 
>Lipo ini, Tour De terpanjang,” tutup­nya. (*)
>
>
>http://padangekspres.co.id/? news=berita&id=45926
>
>
>-- 
>
>
>Wassalam
>
>
>Nofend St. Mudo
>37th/Cikarang | Asa: Nagari Pauah Duo Nan Batigo - Solok Selatan
>Tweet: @nofend | YM: rankmarola 
>
-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
 
 



-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.


Reply via email to