Uda MM, tarimokasih Informasi nyo...TARIMOKASIH.. palupo ko alah di sampai kan pituo MINANG dalam" balam acok lupo jo Jarek, nan jarek indak parnah lupo jo balam"
Berarti alah kanai Jarek kito ko di kasus Republika, lah di dapua kito, urang lain ma atur... Takicuah ambo, salamo ko ambo anggap Republika ko masih MEDIA ISLAM, yang di miliki oleh KAUM SENDIRI.. EBR , jkt, 55 ________________________________ Dari: Muchwardi Muchtar <muchwardi.much...@gmail.com> Kepada: rantaunet@googlegroups.com Dikirim: Kamis, 6 September 2012 6:24 Judul: Re: [R@ntau-Net] hoax... Re: (OOT) Gara-Gara Iddah, Pemimpin Yahudi Masuk Islam Ha ha ha ha....... Sanang bana hati ambo maliek & mambaco komentar Sanak komunitas r@ntau-net tantang subjek di ateh nan tanyato lai sadar dan picayo bahaso Surek Al Baqarah ayaik 120 bukanlah dongeng dari langik, (soalnyo manyangkuik dongeng dalam Al Quran panah kalua dari pamikiran urang Islam nan moderen dan maraso labiah pandai dan cadiak dari nabi Muhammad SAW, ditulih dek mendiang Muslim Abdurrahman, salah surang 'cendekiawan' JIL (bukan : Jaringan Iblis Laknatullah...!!!===>mm) di harian KOMando PAStor lebaran haji tahun lalu (1432 H) tapeknyo dalam Kompas 9 Nove 2011. Kini, tapeknyo pakan ko, lah heboh pulo Dunsanak ambo di r@ntau-net mampagunjiangkan soal kredibilitas harian Republika nan kutiko dilahieakn (1992) amai dan bidannyo memang tokoh-tokoh ICMI. Tapi di kamudian hari, dalam parjalanan "sebuah media nan agak panjang" (karano liciknyo Si Yahudi mamainkan perannyo dalam mancakiek pangka lihie urang Islam di muko bumi) tahun 2008 Yahudi ALAH BAHASIA JO SAGALO MACAM TOPEANGNYO masuak ka dapua Republika. Kalau Si Yahudi nantun alah sato pulo lesek panja di dapua awak (baco urang Islam) tunggu sajolah agak sasilak. Capek atau lambek, puteh atau arsenit (sarupo diminum Si Munir atau Baharuddin Lopa misalnyo), ka manggarogoti sakuruah pasandian umaik Islam. Capek atau lambek --picayolah-- ABS&SBK nan salamoko salalu dibangga-banggakan urang Minangkabau ka pugaik sacaro sistemik....!!!!! Maulang baliak kredo Si Petter Arnett (wartawan tanamo dari CNN kutiko parang taluak Part One, 1990) dek sari : "Untuak manyudu urang Islam (baco : urang awak, tantunyo...===>mm) indak paralu pakai mariam tomoang atau tinggam jo biriang. Kunci utamonyo,kato Si Arnet : KUASOI MEDIA MASANYO". Nah, apo nan dikecekkan wartawan kantuik ko alah tabukti kini, Di 67 tahun proklamasi nan dirancang Pak Hatta, Pak H.Salim, Pak Yamin, Pak Natsir basarato konconyo nan lain (misalanyo Sukarno, Sukarni, Sunario, dll, dst). Tamasuak dalam soal media massa ko, di ranah Minang, salain Haluan (koran Mak Anaih Muluk) dan Singgalang (koran Mak Nasrul Sidik) apokoh masih ado koran/ TV nan indak "dikuasoi" Si Yahudi demi tacapainyo PROYEK PENDANGKALAN AKIDAH SACARO SISTEMIK DI RANAH MINANG???? Astaghfirullah al azimm. OK-lah kalau baitu, kato Inyiek Limbek dari Tangah Sawah. Izinkanlah ambo Si mm, nan acok dicap atau dianggap Dunsanak ambo komunitas r@ntau-net kareh atau pamburansang dalam manyangkuik topik akidah untuak mampalewakan "dokumen" tantang Si Yahudi (ASLI) nan lah masuak MANGUASOI Republika nan salamo ko awak anggap koran awak juo. Antahlah......., antahlah Sanak. Panyakik urang nan cinto dunia tu memang acok palupo. Sadangkan ambo ---antah kadipangaan--- agak payah malupokan kurenah urang-urang nan mancirikaan Ranah Minang jo sagalo macam ganduahnyo demi kepeang bakaruang karuang nantun. Salam dan maaf....................., mm*** LAMPIRAN UNTUAK MAMPACADIAK DUNSANAK AMBO NAN PALUPO : Republika, TV One dan Yahudi Sent: Tuesday, June 3, 2008 19:06:25 Subject: [emge] Republika Dijual ke Perusahaan Irlandia, Terindikasi Yahudi? Ini sungguh berita tak mengenakkan. Harian Umum Republika , koran yang didirikan dengan susah payah oleh ICMI dengan melibatkan ribuan umat Islam melalui pembelian sahamnya, akhirnya harus jatuh ke tangan orang asing. Disinyalir, pembelinya terkait dengan kegiatan orang-orang Yahudi atau setidaknya memiliki afiliasi dengan lembaga-lembaga Yahudi. Sir Anthony O’Reilly, Chief Executive International News and Media Ltd (INM) yang akan membeli harian Republika, tercamtum di urutan 288 di dalam Daftar Orang Terkaya Yahudi versi Jew Watch . Disebutkan di situ bahwa sebagian besar nama-nama yang tercamtum di dalamnya adalah Yahudi, meskipun sebagian di antaranya bukan Yahudi. Anthony O’Reilly juga terlibat dalam organisasi-organisasi nirlaba dan lembaga-lembaga pendidikan. Anthony adalah Chairman dan co-founder The Ireland Funds. Di Trinity College, dia menjadi donator O’Reilly Institute, dan mendukung pengembangan Jewish Studies . Pembelian 20% saham PT Abdi Bangsa diumumkan secara resmi oleh INM di websitenya dan di koran Republika . Disebutkan, bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) dalam right issue PT Abdi Bangsa pada akhir Juni, salah satunya adalah investor asing, Abbey Communications (Netherlands) BV. Abbey merupakan anak perusahaan yang seluruhnya dimiliki oleh Independent News & Media PLC (INM) Pihak INM ternyata tak hanya menggelontorkan uang begitu saja. Ia tentu akan menempatkan orangnya di PT Abdi Bangsa (Republika). Di ireland.com malah disebutkan , “As part of this transaction, it will be proposed that Gavin O’Reilly, group chief operating officer of INM, be elected to the Abdi Bangsa board.” Kepada detikFinance, Presiden Direktur PT Abdi Bangsa Erick Thohir menjelaskan , Jumat (30/5/2008), bahwa nilai transaksi tersebut kira-kira Rp 67,5 miliar. Erick menjelaskan, pengambilalihan saham Abdi Bangsa oleh INM tersebut terkait rencana perseroan melakukan penawaran saham terbatas (rights issue) tahap IV yang akan dimintakan persetujuannya dalam RUPSLB 30 Juni 2008 mendatang. Selain soal Yahudi tadi, ternyata dana tersebut tak sepenuhnya digunakan untuk kepentingan Republika. Dana tersebut akan digunakan untuk akuisisi PT Radionet Cipta Karya dan PT Praisindo Teknologi. Nilainya sekitar Rp 30 miliar. Sisa dana rights issue akan digunakan untuk penyertaan modal kerja di PT Avabanindo Perkasa dan PT Republika Media Mandiri. Di Mahaka Billboard (PT Avabanindo Perkasa), Erick berencana menambah titik Billboard. Adapun “di harian Republika (PT Republika Media Mandiri) akan digunakan untuk menambah permodalan, mungkin untuk menambah mesin dan sebagainya,” kata Erick. Tak jelas, mesin apa yang dimaksudnya. Padahal, satu dari dua mesin cetak yang dimiliki Republika di Pulau Gadung hingga saat ini belum dipakai, masih terbungkus di dalam kotak. Jadi, untuk apa sebenarnya dana tersebut? Sekedar akal-akalan pengusaha? Sebagian tambahan, melalui Mahaka Group, Erick Thohir mengambil-alih 40% saham PT Abdi Bangsa, penerbit harian Republika, pada November 2000. Adi Sasono-lah yang membawa Erich Thohir ke Republika. Untuk membeli saham sebanyak itu, ternyata Erick hanya mengeluarkan dana Rp. 10 milyar. Kini, dengan kecerdikan bisnisnya, PT Abdi Bangsa (Republika) bisa dikapitalisasi dan diperas untuk menjadi sumber pendanaan bagi bisnis-bisnisnya yang lain. http://www.opensubscriber.com/message/ekonomi-syar...@yahoogroups.com/9295589.html Minggu, 20 Juli 2008 Komisaris Harian Republika Seorang Yahudi…? Akhir Juni 2008,sebuah Harian Umum yang di prakarsai oleh tokoh-tokoh Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI) yang notabene visi dan misinya lebih kurang sebagai media massa cetak harian berbentuk koran yang menyuarakan aspirasi umat Islam sebagai tuan rumah di negeri ini di bawah bendera, PT. Abdi Bangsa Tbk (ABBA) menggelar Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). RUPS kemarin menelurkan beberapa wajah baru yang duduk di jajaran Dewan komisaris ABBA, seperti KH. Abdullah Gymnastiar alias Aa Gym dan mantan Pemimpin Kantor Berita Antara, Asro Kamal Rokan. Yang mengejutkan, masuknya Gavin O’Reilly di jajaran Dewan Komisaris Harian Umum Republika, Gavin O’Reilly sebenarnya adalah Presiden CEO The Independent News Media Group (INM) Gavin O’Re adalah keturunan Sir Anthony O’Reilly yang merupakan Miliyader Yahudi berasal dari Irlandia, dan masuk sebagai keturunan yahudi terkaya di peringkat ke 288. versi Jew Watch. Gavin O’Re sendiri menguasai 20 % Saham di Harian Umum Republika. Di dalam pecaturan perekonomian Global yang bersifat Kapitalis, memang bukan hal yang aneh lagi, siapa saja boleh memiliki saham sebuah perusahaan, tanpa perlu menggenal siapa dan dari mana calon pembeli saham tersebut. Tapi yang aneh, sebuah Harian Umum yang di miliki oleh mayoritas umat muslim. Dan seharusnya berideologi Dakwah Islam tidak serta merta menerima Gavin O’Re sebagai Dewan Komisaris Harian Umum Republika.Apalagi Gavin O’Re mengguasai 20 % Saham HU Republika. Pertanyaannya sekarang Apa Apa Dengan HU Republika??? Diposkan oleh Opini Aq di 21:47 http://baru-azwar.blogspot.com/2008/07/komisaris-harian-republika-seorang.html 21/03/2011 22:06 EKONOMI Wajah Baru tvOne Rp 1,3 Triliun Asteria INILAH.COM, Jakarta ” Kondisi ekonomi global boleh ketat, Bakrie Grup tetap mampu menggeliat. Dengan kesiapan dana Rp 1,3 triliun, mereka menyulap Lativi menjadi tvOne. Kamis (14/2) malam, tayangan langsung dan segar tvOne resmi diluncurkan. Tayangan berbau klenik, erotisme, berita kriminal, dan paket-paket hiburan ringan gaya Lativi sudah tutup buku. Sejak semalam, nama dan logo berubah menjadi tvOne. Tentu, perubahan tidak berhenti sampai di situ. Segmentasi diubah total. tvOne membidik kalangan premium class. Otomatis, komposisi tayangannya pun dirombak habis. tvOne hadir dengan 70% berita dan 30% tayangan olahraga plus hiburan yang terseleksi. “Kami tidak hanya mengubah logo dan program, tapi juga target pasar. Dengan konsep berita, olahraga dalam dan luar negeri, serta hiburan yang terseleksi, kami ingin membuat masyarakat Indonesia jadi semakin cerdas,” kata Direktur Utama PT Lativi Mediakarya Erick Thohir. Erick meyakini perubahan pola siaran ini akan menjadi tren baru industri pertelevisian. Biasanya, perubahan hanya menyangkut nama dan logo. Tapi, stasiun televisi yang dikelolanya berubah seluruhnya, dari nama, logo, konten tayangan sampai target market. Nama tvOne dipilih sebagai bagian dari strategi manajemen untuk memberikan suguhan baru, lebih segar sekaligus berbeda di industri pertelevisian nasional. “Nama tvOne dipilih karena secara individu dan korporasi stasiun televisi ini diharapkan menjadi nomor satu,” tandas Erick. Seiring revolusi teknologi penyiaran dan persebaran informasi, korporasi-korporasi media terbentuk dan menjadi besar lewat kepemilikan saham. Sebuah upaya penggabungan berbentuk joint-venture, kerja sama, atau pendirian kartel komunikasi raksasa. Fenomena ini bukanlah fenomena bisnis semata, melainkan juga menyangkut sisi ekonomi-politik yang melibatkan kekuasaan. PT Lativi Media Karya didirikan pada 2001 dan dikuasai Alatief Corporation milik Abdul Latief, pengusaha yang pernah diangkat sebagai Menteri Tenaga Kerja. Sebelumnya, stasiun televisi ini hendak dinamakan Pasaraya Mediakarya untuk keperluan lini bisnis Latief lainnya, yaitu ritel pakaian. Tapi, jelang mengudara, ditetapkan nama perusahaan ini menjadi PT Lativi Mediakarya. Dalam perkembangannya, dengan alasan ingin fokus pada bisnis inti keluarga (Pasaraya), Latief akhirnya melepas kepemilikan Lativi. Kini, PT Lativi Mediakarya digawangi tiga pengusaha muda. Ketiga sosok muda itu tengah bergelora di pelataran bisnis nasional. Ketiganya adalah Anindya Bakrie dari Bakrie Grup, Rosan Perkasa Roeslani (Presiden Direktur Recapital), dan Erick Thohir (Mahaka Grup) yang semula komisaris PT Lativi Mediakarya. Ketiganya bergabung lewat sebuah konsorsium. Ketiganya juga bukan orang baru di bisnis media. Mahaka Grup, misalnya, punya 50% saham Jak-TV melalui PT Metropolis Media Nusantara. Metropolis adalah pemegang saham pengendali PT Abdi Bangsa Tbk (ABBA), di mana Erick menjadi direktur utama. Sementara Anindya Bakrie, putra pengusaha Aburizal Bakrie yang juga Menko Kesra, memiliki sekaligus mengelola antv di bawah bendera PT Cakrawala Andalas Televisi yang berbagi saham dengan StarTV, raksasa media Hong Kong milik Rupert Murdoch. Bakrie Grup memang sudah lama mengincar >i>Lativi, terutama sejak kewajiban utang Lativi kepada Bank Mandiri senilai Rp 418 miliar telah dilunasi oleh Konsorsium Capital Managers Asia Pte Ltd (CMA) awal 2007. Sebagai sebuah institusi jasa keuangan yang berbasis di Singapura, CMA sudah memiliki kedekatan dengan kelompok usaha Bakrie. Pasalnya, CMA menanamkan investasi Rp 250 miliar untuk pengembangan Esia di 2004 dan tercatat pula sebagai pemegang saham minoritas di antv. Erick menampik rumor yang menyatakan StarTV masuk dalam struktur kepemilikan PT Lativi Mediakarya. Tapi, sebuah sumber mengungkapkan grup media yang berbasis di Hong Kong itu masuk sebagai salah satu pemilik meski saham mayoritas didominasi Bakrie Grup. Kemungkinan besar siaran tvOne bakal menjadi salah satu konten B-TV, televisi berbayar milik kelompok usaha Bakrie. Mungkin baru mengisi B-TV pertengahan tahun, kata Erick. Kehadiran tvOne mempertegas kecenderungan konsolidasi bisnis teve yang marak dilakukan pemilik perusahaan untuk menekan biaya operasi. Kepemilikan media, ternyata, bukan hanya berurusan dengan persoalan produk, tapi berkaitan pula dengan bagaimana kondisi sosial, citra, berita, pesan, dan kata-kata dikontrol dan disosialisasikan kepada masyarakat. Juga tak bisa dilepaskan dari karakteristik institusi bisnis yang diharapkan mampu memberikan kontribusi besar bagi perekonomian nasional. [E1/I3] http://m.inilah.com/read/detail/12343/wajah-baru-tvone-rp-13-triliun 2012/9/6 Afda Rizki <afdari...@gmail.com> Tarimo kasih Da Akmal :) >Disaat banyak media massa yang didominasi media sekuler yang banyak memuat >berita fitnah dan ghibah yang tidak perlu,harapan terlabuhkan ke media massa >alternatif yang dikelola (paling tidak) kelompok sounds like muslim. >Kalau media massa nan kaduo kualitasnyo indak jaleh pulo, iyo mungkin indak >salah kato kawan londo ambo, kamu dalam masalah kalau percaya 100% terhadap >media massa. >Indak salah kato Mamanda Asmardi Arbi,mungkin informasi 'tambahan' dari milis >bisa mampajaleh berita nan indak 'jaleh' cako. >Salam hangat >Afda Rizki Piliang >LK/34 > > -- >-- >. > -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/ -- -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://forum.rantaunet.org/showthread.php?tid=1 - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/