Kami Keluarga Besar Saudagar Muda Minang (SMM) Jawa Barat menyampaikan yang 
sedalam-dalamnya rasa turut berduka cita atas telah berpulangnya Ibunda Kartini 
Fahmi Idris binti Hasan Basri di RS Medistra. Semoga almarhum diterima 
disisi-Nya. Amin Yaaa Rabbal 'Alamin.

Salam untuk keluarga tercinta, semoga selalu dalam keadaan sehat wal'afiat 
serta ikhlas dan sabar menerima kepergian almarhum.


Subarman



________________________________
 Dari: iqbal rahman <gantiyesbon...@yahoo.com>
Kepada: rantau groups <rantaunet@googlegroups.com> 
Dikirim: Rabu, 5 Februari 2014 21:18
Judul: Re: Berita duka wafatnya ibunda Fahira ... Re: [R@ntau-Net] Fahira Idris 
harapan bangsa untuk maju.
 


Innalillahi wainnailaihirojiun I
Semoga khusnul khotimah hendaknyo .......
Powered by Telkomsel BlackBerry®
________________________________

From:  Akmal Nasery Basral <ak...@rantaunet.org> 
Sender:  rantaunet@googlegroups.com 
Date: Wed, 5 Feb 2014 19:24:04 +0700
To: rantaunet@googlegroups.com<rantaunet@googlegroups.com>
ReplyTo:  rantaunet@googlegroups.com 
Subject: Berita duka wafatnya ibunda Fahira ... Re: [R@ntau-Net] Fahira Idris 
harapan bangsa untuk maju.

Fahira Idris
Innalilahi, telah berpulang ibu kandung saya, Kartini Fahmi Idris binti Hasan 
Basri di RS Medistra, 19.00 wib
(status terbaru Fahira Idris di FB).

Wass,

ANB

* * *


Pada 4 Februari 2014 10.20, Maturidi Donsan <maturid...@gmail.com> menulis:

Kalau pernilaian dari seorang  yang bernama Mohammad  Sobary, kalau tak salah 
beliau ini  kawannya Presiden  Gus Dur, pernilaian ini dapat diyakini ke 
absahanya. Bapak ini adalah budayawan,pernah juga pimpinana KB Antara, 
menggantikan pak Parni Hadi.
>
>Pembawaannya yang terlihat, sangat sederhana, pernah juga terlambat datang 
>sebagai narasumber diruang seminar katanya karena naik Ojek, becak dan bajai, 
>sesampai  diruang seminar terpaksa pilih duduk dibelakang karena didepan sudah 
>penuh. Kemudian setelah diketahui salah seorang pembimbing seminar bahwa itu 
>pak Sobary, dengan melalui mic pak Sobary dipersilakan naik ke depan.
>
>Itulah Mohammad Sobary beda dengan tokoh-tokoh  lainnya, merasa haknya didepan 
>biarpun melangkahi orang sekalipun, lewat saja tak ambil peduli, seperti 
>banyak juga yang diperbuat oleh oknum jamaah Jumat yang terlambat masuk ke 
>mesjid, meskipun khatib  telah membacakan kutbah. tetap saja melangkah 
>menyenggol bahu orang kiri kanan, untuk mencari tempat di saf depan. 
>
>Kembali kepada ibu Fahira Idris, sebagai pengusaha yang akan terjun ke dunia 
>politik, DPD DKI dimana DKI ini adalah gelimangnya uang,mudah-mudahan Bi Ira 
>tidak akan tenggelam didalamnya. Kalau sampai tergelinir, padam lampu buat 
>selamanya.
> 
>Kemungkinan situasi sullit yang akan beliau hadapi ialah bersentuhannya dengan 
>kader kader kabitan dan orang-orang jalalanan yang tiba-tiba duduk di tempat 
>tinggi itu seperti yang digambarkan pak Sobary diatas. 
>
>Mudah-mudahanlah dengan jiwa muda dan gagasan yang dibawanya bisa 
>dipertahankan tidak luntur meskipun bercampur dengan segala macam warna 
>ditempat yang tinggi itu. Selamat bi Ira.
>
>Maturidi (L/75) Talang, Soplok, Kutianyia, Duri Riau 
>
>
>
>
>Pada 4 Februari 2014 08.57, Darwin Chalidi <dchal...@gmail.com> menulis:
>
>
>Idealisme Politisi Muda
>>Oleh: Mohamad Sobary Hanya di dunia politik orang bisa mencapai karier 
>>serbacepat, jauh melampaui kecepatan suara. Keputusan mendadak yang bersifat 
>>rahasia dapat membuat seseorang meloncat secara tak masuk akal ke dalam 
>>posisi superistimewa.
>>Orang yang ibaratnya ”luntang-lantung” tiba-tiba bisa menjadi menteri. Pantas 
>>tak pantas dia menteri. Itulah dunia politik dan hak-hak istimewanya. Kita 
>>tahu loncatan karier di dalamnya tak mengenal aturan dan hukum-hukum biasa 
>>yang konvensional dan menjemukan sebagaimana di dalam birokrasi pemerintahan. 
>>Di sana orang bisa ”mati berdiri” dalam antrean sangat panjang menanti 
>>kenaikan jabatan yang bisa saja tak pernah terjadi hingga tiba masa pensiun.
>>Dunia politik memang lain. Kita tahu kemunculan Orde Baru juga menampilkan 
>>banyak fenomena baru. Kaum muda yang betul-betul masih muda belia bisa 
>>menjadi menteri hanya karena pernah memimpin mahasiswa yang turun ke jalan 
>>secara patriotik untuk merombak mentalitas para pemimpin yang telah menjadi 
>>beku. Idealisme anak muda ini tinggi menjulang hingga langit di atas sana 
>>merasa cemas bakal terdesak makin ke atas, di mana ruang kosong sudah tak 
>>tersedia lagi.Tapi, demi berlalunya waktu, apa yang tampak menggelembung itu 
>>kempes dengan sendirinya dalam waktu cepat di tengah kenyamanan hidup mapan 
>>yang tak terduga. Itu nasib baik generasi 1960- an. Generasi 1940-an beda 
>>lagi. Zaman itu kaum muda berpolitik dengan pertaruhan nyawa dan kebebasan 
>>pribadi demi perjuangan kemerdekaan dengan semangat patriotisme yang tak 
>>kalah membara. Mereka bekerja keras, dikejar-kejar pemerintah jajahan, 
>>ditangkap, dibuang, dan dipenjara untuk dilumpuhkan. Tapi, mereka tak
 pernah lumpuh.Corak kepemimpinan mereka memang lain: lebih matang, lebih 
mendalam, dan lebih penuh penghayatan akan makna hidup yang sering getir dan 
penuh tragedi. Ketika generasi ini berhasil memerdekakan bangsanya, mereka 
siap, terlatih, dan matang menjadi pemimpin.
>>Tidak ada kejutan dadakan. Tak ada orang ”pinggir jalan” yang digiring ke 
>>jabatan tinggi. Semua profesional. Semua terpelajar. Semua siap saling 
>>mengakomodasi. Semua berwatak inklusif. Wawasan mereka tertuju hanya pada 
>>satu titik: keindonesiaan. Citra Indonesia itu mereka bayangkan sebagai 
>>”rumah” bersama.Kalau dirumuskan dalam idiom politik-kebudayaan kontemporer, 
>>sebutan mereka itu ”kaum pluralis” yang terbiasa hidup dalam tatanan 
>>”multikultural”. Tidak ada seorang pun tokoh culas yang memainkan politik 
>>keagamaan dengan pikiran ”kotor” hanya demi memanjakan keserakahan politiknya 
>>sendiri. Dalam dua dekade terakhir ini, ada pencarian kembali dengan 
>>sungguh-sungguh akan makna dan sikap ”inklusif”, ”akomodatif”, dan semangat 
>>bersaudara yang dulu menjadi cara hidup leluhur kita.Kini kita juga rindu 
>>pada hidup yang menghargai multikulturalisme dan akrab terhadap pluralitas 
>>budaya yang dicontohkan para leluhur kita sendiri. 
>>Kita gigih berjuang mengembalikan ”zaman emas” itu dengan rasa penasaran, 
>>adakah itu mungkin untuk diwujudkan. ”Kita?” Siapa ”kita” di sini? Masih 
>>adakah orang yang memiliki kerinduan seperti itu?” Kehidupan pada hari-hari 
>>ini memang agak pengap. Politisi, juga yang muda-muda, memandang politik 
>>secara gersang; politik hanya jenjang meraih kekuasaan.Wawasan dan sikap 
>>sebagian tokoh bisnis dan militer sama kering kerontangnya. Orangorang itu 
>>pun menganggap politik sekadar sebagai jalan meraih kekuasaan dan selesai. 
>>Kalau ditanya, kekuasaan untuk apa? Untuk kekuasaan itu sendiri? Untuk 
>>menindas rakyat? Untuk memupuk kekayaan? Bukankah ada keluhuran lain: 
>>kekuasaan untuk memenuhi idealisme bahwa dengan kekuasaan di tangan kita 
>>bebaskan bangsa dari kebodohan, ketertindasan, kemiskinan, dan tindak 
>>kekerasan yang tak mengenal dialog dan kompromi?
>>Dengan kata lain, politik untuk kekuasaan dan demi kekuasaan itu sendiri 
>>pendeknya haram jadah. Suara seperti ini, alhamdulillah, juga muncul di 
>>tengah kita, dari kalangan pebisnis, orang baru sama sekali di dunia politik, 
>>kaum muda, dan wanita. Dia punya idealisme sendiri mengenai cara 
>>mengoperasikan kekuasaan. Politisi muda, orang baru ini, namanya Fahira 
>>Idris. Orang boleh memanggilnya Ira. Dari dunia bisnis dia mencoba beralih ke 
>>politik. Ini menyiratkan suatu tanda: dia berpolitik bukan karena mencari 
>>pekerjaan.
>>Beda betul bila dibandingkan dengan beribu-ribu orang lain, yang 
>>berduyun-duyun masuk politik tanpa gagasan, tanpa idealisme, selain 
>>pragmatisme kering dan dangkal: demi cepat kaya, cepat terkenal, dan 
>>mentereng. Kegembiraan berpolitik dan nuansa rohani di dalamnya hendak 
>>ditampilkan anak muda ini. Dia menepis anggapan bahwa politik itu kotor. Dia 
>>juga menolak penilaian bahwa politisi pun dengan sendirinya kotor. Tidak. 
>>Politik bisa dibikin punya rohani.Politisi bisa tampil dengan wawasan dan 
>>sikap sekaligus dengan tindakan- tindakan mulia yang didambakan para ”empu 
>>kehidupan” yang memberi contoh kebajikan hidup dan segenap kemuliaan. ”Bagi 
>>saya,” katanya, ”Politik bisa menjadi sarana memecahkan persoalan-persoalan 
>>penting yang sedang dihadapi masyarakat dan bangsa. Politik harus bisa 
>>menjadi sahabat kaum muda. Saya merasa mendapat tantangan untuk membuktikan 
>>bahwa dengan jalan politik itu masalah-masalah kaum muda kita pecahkan.
>>Pendidikan kaum muda, langkah mencerdaskan kehidupan mereka, dimulai dari 
>>sikap politik, diteruskan dengan keputusan politik, dilaksanakan melalui 
>>birokrasi, yang dikontrol oleh kesadaran yang punya warga moral yang jelas. 
>>”Ini semua memang kelihatan sederhana, tapi pelaksanaannya ruwet dan 
>>kompleks. 
>>Bagi saya, yang penting di sini ialah bukti bahwa politik tidak harus kotor 
>>dan bahwa politisi tidak harus buruk. Politik itu mulia menurut saya,” 
>>katanya lagi.Ira, kompletnya Fahira Idris, putri Dr Fahmi Idris, pengusaha 
>>sukses, politisi senior, yang tak tampak hiruk-pikuk di media, tapi jelas 
>>membawa ‘wong bejo’, orang beruntung, diberkati. ”Wong bejo” tak bisa 
>>dikalahkan oleh siapa pun. Lebih-lebih beliau juga taktis, ”skillfu”’. Bersih 
>>citra politik dan birokrasinya. Menjabat menteri di zaman Habibie, memperoleh 
>>lagi jabatan sama di zaman Gus Dur.
>>Diteruskan lagi di zaman SBY. Dalam tiga periode itu beliau ”clean”. Fahira, 
>>dengan kapasitas yang berbeda, semangat dan pengalaman di zaman berbeda, 
>>muncul di dunia politik.Dia membuktikan kebenaran pepatah ”buah tak jatuh 
>>terlalu jauh dari pohonnya”. Tapi dia bukan bayangan sang ayah. Dengan 
>>kepribadian yang lain dan karakter khas ”anak zamannya” dia buktikan, kalau 
>>bisa berbisnis dengan baik, mengapa berpolitik tidak? Dia mau maju menjadi 
>>DPD RI untuk DKI Jakarta.
>>Gagasan dan strategi politik yang hendak ditempuhnya? Biasakan kaum muda 
>>untuk hidup tanpa kekerasan, siap menghadapi persoalan dengan berunding, buka 
>>kesempatan dialog, dan jangan dirangsang untuk mencari menang-menangan 
>>sendiri.Kebenaran lebih penting dari kemenangan. Apakah ini artinya? Watak 
>>inklusif, akomodatif, dan memberi orang lain ruang gerak yang fair, adil, 
>>jujur, untuk menunjukkan bahwa politik itu punya banyak sisi keagungan. 
>>Sekali lagi, ini bukti, politik bukankah politik tidak kotor? Apa lagi? Dia 
>>diam-diam juga merindukan apa yang mulia dalam politik akomodatif, respek 
>>pada pluralitas, yang dicontohkan para leluhur kita tadi. Pesan sang ayah? 
>>”Tak usah disebut.” Katanya. Baik, saya, yang menulis pemikirannya, 
>>memberinya tantangan yang pasti tak mudah: politisi dengan idealisme, bukan 
>>segalanya.Jadi, jangan bikin idealismemu mati muda seperti banyak contoh 
>>mengecewakan dalam sejarah politik yang terus bergulir sejak dulu hingga hari 
>>ini.
>>[] KORAN SINDO, 03 Februari 2014Mohamad Sobary ; Esais, Anggota Pengurus 
>>Masyarakat Bangga Produk Indonesia, untuk Advokasi, Mediasi, dan Promosil
>>Darwin Chalidi
-- 
>>.
>>* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
>>wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
>>* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>>===========================================================
>>UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>>* DILARANG:
>>1. Email besar dari 200KB;
>>2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
>>3. Email One Liner.
>>* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
>>mengirimkan biodata!
>>* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>>* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>>* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
>>subjeknya.
>>===========================================================
>>Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
>>http://groups.google.com/group/RantauNet/
>>--- 
>>Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
>>Google.
>>Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
>>email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
>>Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>>
>>
>
>
>-- 
>.
>* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
>wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
>* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
>===========================================================
>UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
>* DILARANG:
>1. Email besar dari 200KB;
>2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
>3. Email One Liner.
>* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
>mengirimkan biodata!
>* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
>* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
>* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
>subjeknya.
>===========================================================
>Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
>http://groups.google.com/group/RantauNet/
>--- 
>Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
>Google.
>Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
>email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
>Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.
>

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
1. Email besar dari 200KB;
2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke