Smoga bermanfaat dan inspiring... 
Powered by Telkomsel BlackBerry®

-----Original Message-----
From: Andre Suchitra <89.an...@gmail.com>
Sender: rantaunet@googlegroups.com
Date: Fri, 7 Feb 2014 10:03:05 
To: <RantauNet@googlegroups.com>
Reply-To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: [R@ntau-Net] RM Sederhana

Sanak sapalanta nan Ambo hormati,

Ado artikel menarik di Padek. Apokah beliau anggota RN juo?



http://padangekspres.co.id/?news=berita&id=49609
==============================================

Dulu Tukang Cuci Piring, Kini Miliki 100 Restoran di Indonesia

Haji Bustamam, Owner RM Sederhana

Padang Ekspres * Senin, 03/02/2014 16:42 WIB * Hijrah Adi Sukrial * 3446
klik


Siapa yang tak tahu Rumah Makan dan Restoran Sederhana. Rumah makan khas
Minang ini ada di kota-kota besar di Indonesia dan negara tetangga. Siapa
sangka, pemiliknya adalah seorang pria rendah hati yang tak berpendidikan
tinggi.



*"Cari* saja rumah paling besar dan megah di sebelah sana. Itu adalah rumah
Pak Haji. Jika ragu, tanya saja sama orang, semuanya pasti tahu kok," ujar
seorang ibu ketika *Padang Eks-pres* menanyakan rumah Haji Bustamam, owner
Ruamah Ma-kan dan Restoran Seder-hana yang kebetulan sedang pu-lang ke
kampungnya di Na-gari Lubuk Jantan, Lintaubuo Utara, Tanahdatar.



Memang, hampir semua orang di Lintau mengenal Haji Bustamam. Sebab, banyak
war-ga Lintau yang bekerja di rumah makan miliknya, selain itu, Pak Haji
-panggilan akrab Bustamam,  dikenal sebagai orang der-ma-wan dan banyak
mem-berikan sumbangsih untuk kampung halamannya.



Terbaru, bersama tokoh masyarakat Lintau, Fasli Djalal, Novian Zen, Mufidah
Jusuf Kal-la dan Haji Mai, dia membantu pendirian Akademi Komunitas
Tanahdatar yang dirintis di Nagari Tigojangko, Lintau.



Saat *Padang Ekspres* sampai di ru-mahnya, seorang perempuan setengah baya
mempersilakan masuk. Saat itu Pak Haji sedang menerima tamu di ruangan yang
berseberangan dengan pagar. Ter-nyata tamu yang datang adalah Haji Mai,
tokoh masyarakat Lintau. Mereka mem-bicarakan kelanjutan pembangunan
Aka-demi Komunitas Tanahdatar di Lintau. Pantas saja hampir semua
masyarakat mengenal Pak Haji.



Selain besar, rumah itu juga megah dan ramai dikunjungi orang. Bahkan, di
dalam rumah ada meja makan dengan desain prasmanan, semua tamu bisa
menikmati makan layaknya makanan di RM Sederhana.



Tak jauh dari rumah itu, Pak Haji juga membangun masjid yang tak kalah
megahnya.



Karena telah berjanji sebe-lumnya, Haji Bustaman lang-sung menyambut
kedatangan *Padang Ekspres*.



Selanjutnya dia mem-bica-ra-kan perjuangannya dari su-sah hingga berhasil
dengan antusias. "Orang yang bisa suk-ses adalah orang susah yang menyadari
kesusahannya, dan mau berbuat untuk mengubah hidup. Kalau orang sudah tidak
sadar susah, dia tidak akan berusaha. Atau, orang yang sadar susah, namun
tidak mau berusaha, juga tidak bisa suk-ses," ujar Pak Haji yang hanya
menempuh pendidikan hingga kelas 2 Sekolah Rakyat itu mem-buka percakapan.



Dia mengaku tidak menge-tahui akan mendapatkan ke-suk-sesan di usaha rumah
ma-kan. Menurutnya, dia dulu awal-nya sempat bekerja seba-gai cuci piring
dan pelayan di rumah sakit.



Kemudian, saat dia bekerja di toko sembako di Jambi, dia menyadari,
ternyata kedai nasi itu selalu ramai dikunjungi orang. Melihat itu, dia
berdoa dalam hati. "Ya Allah, kapan saya bisa hidup sukses seperti itu,"
doa Haji Bustamam dalam hati.



Setelah timbul niat berjua-lan secara mandiri, Bustamam pun merantau ke
Jakarta. Dia memulai karir sebagai peda-gang dengan berjualan rokok memakai
gerobak di kawasan Matraman. Ternyata ketika itu, orang Minang bentrok
dengan warga setempat, Bustamam memutuskan pindah ke Pe-jompongan.



"Akhir tahun 1971 itu, hidup semakin susah. Jualan tidak berkembang, hanya
bisa untuk bertahan. Coba yang lain, juga tidak berhasil. Akhirnya saya
bersama istri memutuskan un-tuk jualan nasi," jelasnya.



Bustamam pun mulai men-cari tempat jualan. Sadar tidak mampu menyewa tempat
me-wah, dia mendekati tokoh pe-muda atau yang dikenal seba-gai preman di
Bendungan Ilir dan dapat menyewa tempat di emperan dengan harga Rp 3 ribu
ketika itu.



"Ternyata dua bulan per-tama, jualan saya belum laris. Bahkan, saya harus
mendorong gerobak ke Senayan, saat itu ada final Sea Games Indonesia lawan
Myanmar. Karena tidak tahu, kami jual nasi dengan harga yang sama.
Sementara yang lainnya jual dengan harga lebih mahal. Tentu saja dalam
sekejap nasi kami sudah habis," kenangnya.



Jualan selama 4 bulan, co-baan lainnya datang ke Busta-mam dan istrinya.
Ketika itu ada penertiban dari trantib. Setiap orang hanya diberi ruang
semeter untuk jualan. Semen-tara untuk dapat tempat harus diundi dulu.



Bustamam pun menyiasati lagi. Dia menemui pihak terkait agar dapat tempat
yang stra-tegis tanpa harus diundi. Berkat lobi dan pendekatan yang baik,
usahanya berhasil. Dia dapat dua tempat dan saat itu kon-traknya Rp 5.000.



Ternyata, penertiban itu membawa berkah. Setelah di-be-nahi, tempat itu
ramai dikun-jungi orang. Bustamam pun ketiban rezeki nomplok, jua-lannya
laris manis.



"Semua yang dimasak ha-bis. Saya belanja dan masak, istri melayani
pelanggan. Kami belum pakai karyawan karena belum sanggup menggajinya,"
ujar Bustamam.



Selama merintis usaha itu, banyak suka duka yang dialami Bustamam. Pernah
suatu ketika tangannya tersayat pisau ketika sedang mencukur tunjang.
"Ke-tika itu saya menangis. Me-nangis bukan karena sakitnya sayatan, tapi
menangis karena susahnya hidup," ujarnya de-ngan mata berkaca-kaca
me-nge-nang perjuangannya.



Perlahan usaha Bustamam berkembang. Awalnya hanya menanak nasi 30 liter
sehari, berkembang menjadi 60 liter. Nah, ketika itu, dia kembali dapat
cobaan. Kebetulan, un-tuk menambah modal, dia be-kerjasama dengan oknum
po-lisi. Melihat kemajuan usa-ha-nya, oknum itu datang tengah malam dan
minta tempat be-serta karyawan.



Suatu ketika, Bustamam makan di kedai nasi lain. Ter-nyata, masakan di
tempat orang itu lebih enak dari masakannya. Dia pun sadar bahwa dia harus
lebih banyak belajar. Dia me-m-beranikan diri minta resep pa-da tukang
masak di rumah ma-kan tersebut. Ternyata disam-but baik.



"Tidak hanya dikasih resep, saya juga dikasih teori masak. Yang saya pakai
sampai saat ini adalah resep dari tukang masak tersebut. Sayangnya, ketika
saya sudah berhasil, saya cari-cari dia tidak ketemu lagi. Padahal jasanya
sangat besar pada saya," ulas Pak Haji.



Pengalaman belajar dari tukang masak itu menjadi pe-micu baginya untuk
terus be-lajar. Caranya, di mana pun ada kedai nasi yang ramai, maka dia
akan makan di sana dan mem-pelajari kelebihan dan keku-rangan dari
saingannya itu. "Saya pelajari trik orang yang maju dan pelajari juga
keku-rangan orang yang gagal," ujar-nya.



Bustamam menceritakan, sebenarnya dia tidak pernah terbayang akan memiliki
ca-bang di hampir seluruh Indonesia, seperti sekarang. Na-mun, suatu ketika
pelang-gan-nya bernama Eri Sembiring menyarankan agar dia mem-buka cabang,
karena mas-a-kannya memiliki kekhasan dan sesuai dengan lidah berbagai suku.



"Saya buka cabang pertama di Pekanbaru pada tahun 2012. Setiap memasuki
daerah baru, saya kunjungi kedai nasi yang paling ramai dan mempelajari
kelebihan dan kekurangannya. Tujuannya untuk belajar dan mencari peluang.
Dari keku-rangannya, kita belajar dan mendapatkan peluang. Intinya, dalam
berusaha kita harus me-nguasai kelebihan dan kele-mahan kawan," paparnya.



Sekarang Haji Bustamam sudah memiliki 100 rumah ma-kan di seluruh
nusantara. Di Indonesia dia sudah memiliki cabang di seluruh provinsi,
kecuali Papua.



Selain mempelajari kele-bihan dan kekurangan lawan, kiat sukses Pak Haji
adalah tidak pernah meremehkan ka-rya-wan. Dia sangat yakin, setiap orang
ada kelebihan. "Yang penting memiliki semangat tinggi dan fokus. Kalau ada
orang bersemangat namun tidak fokus, maka tidak akan sukses. Apa pun
pekerjaan, jangan tang---gung-tanggung, karena tidak ada orang yang
tanggung-tanggung yang berhasil," jelas-nya. *(***)*

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

-- 
.
* Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain 
wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta R@ntauNet~ 
* Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email.
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, yang melanggar akan dimoderasi:
* DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. Email One Liner.
* Anggota WAJIB mematuhi peraturan (lihat di http://goo.gl/MScz7) serta 
mengirimkan biodata!
* Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting
* Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply
* Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti 
subjeknya.
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/
--- 
Anda menerima pesan ini karena Anda berlangganan grup "RantauNet" dari Grup 
Google.
Untuk berhenti berlangganan dan berhenti menerima email dari grup ini, kirim 
email ke rantaunet+berhenti berlangga...@googlegroups.com .
Untuk opsi lainnya, kunjungi https://groups.google.com/groups/opt_out.

Kirim email ke