Jadi urang awak ko indak lo pribumi2 bana di Sumatera Barat ko do yo
Mak?

Ado urang Rupik nan lah mandahului niniak muyang kito....

 

Tapi yo mgkn dek Urang Rupik ko agak bawatak kareh dan suko batangka,
mangkok niniak kito hanyo sakadar ma-usia sajo nyo.

Lai dak saroman urang2 Eropa kutiko datang ka Amerika jo Australia
do.... labiah baradab niniak kito..

 

Masih untuang juo urang Rupik ko masih punyo kesempatan mambuek nagari
di Muaro Rupik tun..

 

Wslm

mm

________________________________

From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On
Behalf Of Abraham Ilyas
Sent: Saturday, March 27, 2010 11:12 PM
To: rantaunet@googlegroups.com
Subject: Re: [...@ntau-net] Orang Rupit

 

Karena budak-budak dilepas dari kapal Portugis, sebagian rakyat
mengatakan bahwa orang Rupik itu adalah orang Portugis. Padahal bukan.
CR Boxer menjelaskan hal ini dalam bukunya Jan Kompeni, tentang
pembuangan budak.

Kmd Malin Marajo 

Di pantai Barat Sumatera bukan hanya Portugis saja yang membuang budak
budak Negro, tapi VOC juga membuang serdadu/pelautnya yang tidak
disiplin.
Inilah cerita seorang dokter VOC dalam buku Jan Kompeni dalam perang dan
Damai.
Serdadu/pelaut VOC direkrut dari pelbagai bangsa Eropa, terutama para
pengangguran.

Dokter bedah yang bertugas di kapal berasal dari Hoorn, Nicolaus de
Graff, yang melakukan pelayaran pertama dari lima pelayarannya untuk VOC
dalam tahun 1639-1643. 
Dia menuliskan tentang kekejian tanpa mengenal kasihan untuk memaksakan
disiplin kepada para serdadu dan pelaut dalam dinas Kompeni, baik di
darat maupun dalam pelayaran. 

Bila serdadu serdadu memperlihatkan sikap melawan, maka mereka akan
dihajar dengan popor senapan, dipakaikan baju besi, ditelentangkan di
atas kuda kuda kayu, dengan strappado (jungkitan).

Dan bila kelasi-kelasi dihukum, mereka dihajar dengan ujung tali tebal
demikian lamanya di depan tiang kapal, hingga mereka jatuh berlutut dan
mohon ampun; atau mereka dijungkal ke dalam laut, atau tiga kali
dimasukkan ke bawah lunas kapal, lalu didera di depan tiang kapal. 
Atau kaki mereka diikatkan rantai pada bola besi, dan mesti bekerja
keras bersama budak-budak hitam. 

Atau mereka dibuang ke pantai barat Sumatra atau ke Kepulauan Banda,
atau ke Mauritius, atau kalau tidak ke Pulau Robben lepas Tanjung
Harapan. 

Jadi banyak cara untuk menjinakkan mereka karena mereka diperlakukan
tidak lebih baik dari para budak, dan harus senantiasa siap sedia
mematuhi perwira yang paling muda sekalipun.

Manusia-manusia kasar ini tidak dapat dikendalikan, bila disiplin tak
dapat dipertahankan. Pada waktu kapal karam, adakalanya terjadi
peristiwa-peristiwa penganiayaan dan pembunuhan ..........dst.

Rupit merupakan nama kecamatan di kabupaten Musi Rawas, Sumatera
Selatan.

Salam
AI

-- 
.
Posting yg berasal dari Palanta RantauNet ini, jika dipublikasikan ditempat 
lain wajib mencantumkan sumbernya: ~dari Palanta r...@ntaunet 
http://groups.google.com/group/RantauNet/~
===========================================================
UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi:
- DILARANG:
  1. Email besar dari 200KB;
  2. Email attachment, tawarkan disini & kirim melalui jalur pribadi; 
  3. One Liner.
- Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: 
http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet
- Tulis Nama, Umur & Lokasi pada setiap posting
- Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dalam melakukan reply
- Untuk topik/subjek baru buat email baru, tidak dengan mereply email lama 
===========================================================
Berhenti, bergabung kembali serta ingin merubah konfigurasi/settingan 
keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe

To unsubscribe from this group, send email to 
rantaunet+unsubscribegooglegroups.com or reply to this email with the words 
"REMOVE ME" as the subject.

Kirim email ke