Quote : Meskipun ada keuntungan yang diperoleh dari usaha keramba tersebut hanya untuk sebagian orang yang perkepentingan besar semata. Sosok-sosok meraup keuntungan besar seperti pengusaha besar serta produsen pelet ikan.
Da Andrinof sarato adi dunsanak kasadonyo, Terimakasih banyak dan menarik sekali pembahasan Da Andrinof mengenai Danau Maninjau di bawah ini,dan sepertinya sudah sangat mendesak untuk segera dilakukan penyelamatan Danau Maninjau ini dan sekaligus mencarikan solusi usaha lain untuk masyarakat selain beternak Ikan Keramba ini. Kalau buliah ambo ingin menambahkan sedikit ulasan untuak ka jadi pemikiran kito basamo : Ambo maliek ada semacam pola yang sama dari fenomena ikan keramba di danau Maninjau ini dengan sektor2 ekonomi lainnya di kampuang awak kini yaitu penciptaan pola ketergantungan Masyarakat (Public Dependency ),yang ambo namokan dalam bahaso ambo sendiri sebagai "pola ekstasi" dalam sector ekonomi masyarakat kita sebetulnya. Pola ekstasi : awalnya di berikan cuma2 oleh pengedar ekstasi kepada calon korbannya,lama kelamaan korbannya ini jadi keenakan (ketagihan),akhirnya harga ekstasi dijual mahal oleh pengedar,karena sudah ada ketergantungan,akhirnya korbannya mau membeli berapa pun saja harga ekstasi ini,bila tidak ada uang,maka mencuri pun mereka lakukan demi mendapatkan uang untuk membeli ekstasi ini. Berikut di bawah ini ada beberapa kasus yang ambo koleksi yang memperlihatkan pola ekstasi ini sbb: 1.Pupuk Urea (termasuk pupuk Anorganik), awalnya dikenalkan ke masyarakat dengan harga murah karena disubsidi,kemudian beberapa saat kemudian masyarakat menemukan manfaat yang besar dari pupuk ini karena adanya peningkatan produksi,lama kelamaan masyarakat memiliki rasa ketergantungan yang tinggi dengan pupuk ini,tetapi anehnya kemudian harga pupuk ini menjadi mahal karena jumlahnya menjadi sedikit di pasaran dan distribusinya juga tidak lancar.Tetapi apa boleh buat,karena masyarakat sudah kadong tergantung,sehingga harga berapa pun pupuk ini,akhirnya mereka beli juga.Akbibatnya karena pupuk yang mahal (biaya produksi mahal),maka harga beras pun jadi mahal juga akhirnya. 2. Ayam broiler pedaging juga begitu. Awalnya anak ayam (DOC) dan pakan ayam dikenalkan dengan harga murah kepada masyarakat. Kemudian untuk beberapa saat masyarakat merasakan manfaat yang besar dari beternak ayam pedaging ini,lama kelamaan masyarakat memiliki rasa ketergantungan yang tinggi dengan supply DOC dan pakan ayam ini,tetapi anehnya kemudian harga DOC dan pakan ayam ini menjadi mahal sekali karena jumlahnya menjadi sedikit di pasaran dan distribusinya juga tidak lancar.Tetapi apa boleh buat,karena masyarakat sudah kadong tergantung,sehingga harga berapa pun DOC dan pakan ayam ini,akhirnya mereka beli juga.Karena harga DOC dan pakan yang mahal (biaya produksi jadi mahal),akibatnya harga daging ayam juga jadi mahal di pasaran. 3.Mungkin peternak Ikan keramba Danau Maninjau juga begitu barangkali,awalnya dikenalkan cara beternak ikan keramba dengan pakannya yang relative murah.Hasil produksi ikan bagus sekali awalnya.Lama2 kelamaan masyarakat menjadi keenakan dan berlomba2 beternak ikan keramba dan mulai timbul rasa ketergantungan.Lama kelamaan pakan ikan menjadi mahal yang mengakibatkan biaya produksi jadi mahal pula.Tetapi apa boleh buat,sebelum dipanen ikan mati duluan,akhirnya masyarakat jadi merugi besar sekali. 4.Contoh2 lain2nya. Kesimpulan : Da Andrinof sarato adi dunsanak kasadonyo,mungkin kita perlu memikirkan secara bersama2,bagaimana sebaiknya mencarikan solusi untuk mengganti pola ekonomi ketergantungan (pola ekstasi) ini,menjadi pola yang win-win solution di tengah masyarakat kita sekarang ini,karena sepertinya Allah SWT dan juga alam ini juga tidak ridho dengan pola2 ekstasi semacam ini.Dan pola2 ekonomi ekstasi ini tidak akan sustain dan langgeng ambo raso, karena tidak adanya mutual benefit seperti yang ditunjukan oleh pola win-win solution. Demikian sajo urung rembug ambo pagi ko,terlebih terkurang ambo mohon ma'af. Wasalam, Kurnia Chalik From: rantaunet@googlegroups.com [mailto:rantau...@googlegroups.com] On Behalf Of Andrinof A Chaniago Sent: Tuesday, November 30, 2010 8:43 AM To: RantauNet@googlegroups.com Subject: [...@ntau-net] Fwd: Semena-mena pada Maninjau ---------- Forwarded message ---------- From: Andrinof A Chaniago <andri...@gmail.com> Date: 2010/11/30 Subject: Semena-mena pada Maninjau To: RantauNet@googlegroups.com Senin, 29 November 2010 SEMENA-MENA PADA MANINJAU Keindahan Danau Diambang Kehancuran Agam, Singgalang Selama ini Danau Maninjau dimanfaatkan secara semena-mena. Saat ini telah berada di ambang kehancur an. Salah satu dari sedikit danau terindah di dunia tersebut perlu segera diselamatkan. Demikian dikatakan pengamat kebijakan publik, Andrinof A Chaniago, ketika diskusi dengan rombongan Badan Musyawarah DPRD Kabupaten Agam di Jakarta, Jumat (26/11). Salah satu pemanfaatan danau secara semena-mena tersebut terlihat dengan jumlah keramba yang berkembang secara tak terkendali. Bahkan jauh melebihi jumlah yang disarankan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Keberadaan keramba tersebut telah menimbulkan dampak yang sangat besar. "Kita tidak lagi menemukan eloknya Danau Maninjau seperti sebelum awal tahun 1990-an dulu. Pada masa lalu air danau tersebut mendatangkan kenyamanan bagi siapa yang memanfaatkan serta melihatnya. Sekarang itu hanya tinggal romantisme semata," kata Andrinof Chaniago. Andrinof Chaniago juga mengajak melihat keberadaan keramba di Danau Maninjau secara lebih mendalam. Salah satunya, keberadaan kerambsa sangat jauh dari prinsip ekonomi kerakyatan. Pasalnya, berdasarkan versi tersebut satu sektor ekonomi boleh tumbuh namun tidak boleh mengganggu sektor lainnya. Kerugian yang ditimbulkan pada sektor lain seperti APBD dan tenaga aparat yang seharusnya digunakan untuk yang lain terpaksa digunakan untuk pembersihan danau ketika terjadi kematian ikan dalam jumlah besar. Tak hanya APBD dan aparat semata, kematian ikan di danau tersebut juga memberikan dampak negatif pada sektor pendidikan. Penyebabnya, pernah terjadi siswa dikerahkan untuk membersihkan bangkai-bangkai ikan yang berserakan di danau tersebut. "Terhadap lingkungan juga memberikan pengaruh buruk yang tidak sedikit seperti bau tidak sedap serta tidak layaknya air digunakan untuk keperluan sehari-hari lainnya. Air danau hanya bisa digunakan untuk keramba semata," tukuk Andrinof A Chaniago. Pada segi pendekatan ekonomi mikro, produksi keramba tentu menguntungkan bagi pelaku usaha tersebut. Terlebih ketika kematian massal sudah sering terjadi. Sebut saja untuk 2010 telah terjadi kematian ikan dalam jumlah besar dua kali. Kejadian 12 Maret setidaknya menimbulkan kerugian tujuh miliar rupiah. Sedangkan, kejadian 4-8 November yang dialami petani keramba pelaku tidak kurang dari Rp24 miliar. Meskipun ada keuntungan yang diperoleh dari usaha keramba tersebut hanya untuk sebagian orang yang perkepentingan besar semata. Sosok-sosok meraup keuntungan besar seperti pengusaha besar serta produsen pelet ikan. "Usaha keramba tersebut sebetulnya tidak sehat lagi sehingga perlu langkah-langkah jelas untuk menyelamatkan ekonomi masyarakat serta daerah secara umum," tukuk Andrinof A Chaniago. Mengingat danau tersebut merupakan aset yang sangat berharga maka seluruh pihak mulai dari pemerintahan di Kabupaten Agam sampai dengan Provinsi Sumatra Barat bertanggung jawab untuk itu. Pemerintah jangan lagi hanya berfikir sektoral semata. Seperti pembiaran keramba dengan alasan peningkatan produksi ikan Kabupaten Agam dan Sumatra Barat. Pasalnya, sewajarnya Danau Manijau tidak hanya dilihat secara sektoral semata. Pertimbang an serta pengkajian yang matang perlu segera dilaku kan. "Jika tidak segera ada upaya-upaya konkrit kehancuran Danau Maninjau hanya tinggal menunggu waktu semata. Ta tertutup kemungkinan danau itu juga akan menjadi sumber masalah di masa yang akan datang," pungkas Andrinof A Chaniago. (413) -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.