Assalamu'alaikum Wr Wb, Dunsanak kasadonyo di Palanta. Mengenai soal prostutusi di Iran ko, ambo curiga itu merupakan propaganda negatif dari musuh2 Islam.
Sarupo carito mengenai Kaum Wanita Taliban, yang selalu diberitakan oleh media Barat, bahw kaum wanita Taliban ini selalu tertekan oleh Taliban. Ambo mandapek carito sebaliknya mengenai Wanita Taliban ini, yg sangai jauah dari apo nan di propagandakan oleh media media Barat. Ini carito mengenai Wanita Taliban nan ambo dapekan, bsa kito simak basamo. Kebenaran Yang di Tutupi Tentang Kaum Wanita Talibanby Marindo Palar Vinkoert on Sunday, August 29, 2010 at 12:13amIni satu lagi bukti bahwa Islam, tanpa sebab yang jelas dimusuhi oleh dunia Barat. Seperti kebenaran yg terungkap ini, mengenai kaum wanita Afganistan, yang digembar-gemborkan sebagai kaum wanita yg tertindas selama Taliban berkuasa di Afganistan. Padahal, menurut Survey Komite Swedia, kondisi kaum Hawa Afgan tsb sebalik. Simak lebih lanjut : “Berdasarkan sebuah survey Komite Swedia untuk Afghanistan (SCA), 80% sekolah untuk anak perempuan yg berlokasi di pedesaan Afghanistan dan dikuasai Taliban tetap beroperasi. Pia Karlsson, penasehat pendidikan dari SCA, mengatakan 85% anak perempuan masih bersekolah. DI Propinsi Kunduz, yang dikuasai Taliban, 122 sekolah untuk anak perempuan beroperasi, dengan 390 guru wanita yang terdaftar!”Taliban adalah target utama dalam serangan media Anti-Islam,Semua wanita (feminis barat) yang mengkritik burqa (cadar), diam saja ketika 2 juta rakyat afghan tewas karena bom Russia, mereka diam ketika 500.000 rakyat Afghan cacat karena ranjau, dan diam saja ketika ribuan perempuan diperkosa sebelum Taliban berkuasaJendral Hamid yang hidup beberapa tahun dibawah kekuasaan Taliban, berkata:“Tidak ada kampanye yang ditujukan untuk memukuli wanita, dan tidak ada pelarangan pendidikan untuk wanita. Hanya pengetatan pendidikan bersama.”Ada banyak kebohongan pada website-website “terhormat” tentang “penderitaan” wanita Afghan, dimana tidak ada tanggal, nama, tempat atau bentuk apapun yang bisa diverifikasi. Hamid gul berkata dia selalu melihat lebih banyak wanita di jalan-jalan dan pasar dari pada pria. Wanita Afghan yang protes di barat berasal dari Faksi Khalq dan parcham yang Komunis. Mereka tidak mewakili sebagian besar masyarakat Afghan.Taliban mengawasi ekstra ketat pada wanita-wanita komunis ini untuk memastikan mereka tidak menyebabkan perselisihan dan masalah. Wanita hanya harus menggunakan burqa dijalanan, sedang di rumah mereka bebas berpakaian yang meeka mau. Munur, seorang perawat berkata: wanita di Rumah Sakit jarang menggunakan burqa bahkan jilbab jika tidak ada pria disana.Berdasarkan sebuah survey Komite Swedia untuk Afghanistan (SCA), 80% sekolah untuk anak perempuan yg berlokasi di pedesaan Afghanistan dan dikuasai Taliban tetap beroperasi. Pia Karlsson, penasehat pendidikan dari SCA, mengatakan 85% anak perempuan masih bersekolah. DI Propinsi Kunduz, yang dikuasai Taliban, 122 sekolah untuk anak perempuan beroperasi, dengan 390 guru wanita yang terdaftar!Sebelum Taliban berkuasa, hanya ada 350 tempat tidur untuk wanita di Rumah Sakit di Kabul. Pada Agustus 2001, ada 950 tempat tidur untuk wanita di Rumah Sakit khusus wanita di Kabul. Beberapa Rumah Sakit khusus wanita adalah RS Rabia Balkhi, RS Malali, RS Khair Khana, RS Indira Ghandi, RS Atta Turk, Pusat Kesehatan Bulan Sabit Merah Kuwait dan Klinik Kesehatan Penyakit Menular! Ada juga 32 klinik Wanita dan Anak.Sebagai tambahan, wanita menerima layanan di ICRC dan Sanday Gal Orthopaedic Centres. Pada semua rumah sakit dan klinik hanya dokter dan perawat wanita yang bekerja melayani kesehatan.Tetapi the Sun, Daily Express, New York Times, dan semua wartawan tidak pernah melaporkan hal ini, begitu juga dengan BBC, CNN, Fox News, dll. Ini adalah bagian dari kampanye dusta agar masyarakat dunia menentang Taliban.Mereka berkata bahwa wanita tidak dapat bekerja, wanita tidak boleh keluar rumah, bersekolah, atau bahkan ke Rumah Sakit, semua fakta-fakta ini membuktikan sebaliknya.Terjemahan dari: worldofislam dinukil dari altawbah.nethttp://ibnufatih.wordpress.com/2010/08/21/nasib-wanita-di-bawah-taliban-kebenaran-yang-tak-terungkap/ Ambo pernah ikut Group di Fesbuk : http://www.facebook.com/pages/-Islam-TerBUKTI-Benar-/146216855413936 Ambo sangat menyarankan, bagi dunsanak nan alun masuak ka group ko, masuaklah. Manuruik ambo group ko rancak untuak kito. Salam, Marindo Palar 50thn-Suku:Tanjuang-Kampuang:Kuraitaji Piaman --- Pada Ming, 10/10/10, Ramadhanil pitopang <pitopang...@yahoo.com> menulis: Dari: Ramadhanil pitopang <pitopang...@yahoo.com> Judul: Bls: [...@ntau-net] Soal Protitusi Belajarlah dari Iran dan RED LIGHT DI EROPAH Kepada: rantaunet@googlegroups.com Tanggal: Minggu, 10 Oktober, 2010, 5:35 AM Ass.ww. Masyaallah............apakah berita yang diberitakan BBC ini benar-benar seperti itu kejadiannya, atau jangan hanya sebuah Propaganda negara-negara Barat yang dengan segala daya upayanya ingin menghancurkan negara-negara Muslim termasuk Iran yang merupakan salah satu negara yang kuat, "punya harga diri", tidak mau tunduk dan diatur oleh Amerika dan sekutunya. Tetapi yang jelas menurut kawan-kawan ambo nan tinggal di Eropah bahwa di beberapa negara Eropah PROSTITUSI ini berlangsung terang-terangan dan legal sebut saja kawasan Red Light di Amsterdam, Belanda (apo batua iko dunsanak Suryadi nan di Balando?) Katanya perempuan--perumpuan telanjang dengan berbagai perawakan dan gaya yang Erotis ("mohon maaf sesungguhnya kata-kata ini tidak sopan dan pantas") dipajang dalam ETALASE kaca. berjejer di sepanjang kawasan tersebut. Begitu juga dengan Red light (hot spot) di Berlin Jerman ataupun di Frankfurt yang lokasinya tidak jauh dari Frankfurt Main Banhoff (stasiun kereta api utamanya Frankfurt) di Jerman. Ya Allah jan tajadi pulo fenomena sarupo iko di kampuang awak Ranah Minangkabau. Wassalam, R. Pitopang Palu-46 thn --- Pada Sab, 9/10/10, Syofiardi BachyulJb <bach...@yahoo.com> menulis: Dari: Syofiardi BachyulJb <bach...@yahoo.com> Judul: [...@ntau-net] Soal Protitusi Belajarlah dari Iran Kepada: rantaunet@googlegroups.com Tanggal: Sabtu, 9 Oktober, 2010, 11:48 AM Dunsanak palanta RantauNet,Iko ado tulisan Emeraldy Chatra yang mungkin menarik didiskusikan tentang penanganan prostitusi. Tulisan ko ambo kopikan dari FB beliau. Wassalam, Syofiardi (40/Padang) Soal Protitusi, Belajarlah dari IranOleh Emeraldy Chatra BBC 6 Juli 2000 mengutip laporan mencengangkan dari Mohammad Ali Zam, Kepala Bagian Budaya dan Artistik Tehran, Iran. Menurut Ali Zam angka prostitusi di Iran meningkat secara dramatis antara tahun 1998-1999 yaitu 635% dan angka bunuh diri melebihi 109% ! Dilaporkan juga usia rata-rata pelacur turun dari 27 ke 20 tahun dalam lima tahun. Sedangkan pencandu obat terlarang lebih dua juta orang. Laporan Iran Press Service 29 Juli 2005 tidak menggambarkan kondisi moral yang lebih baik, bahkan sebaliknya. Dilaporkan, menurut pengamatan para Mullah usia rata-rata pelacur sudah jauh lebih muda. Mayoritas berusia antara 12 dan 25 tahun. Dari 100 orang pelacur 60% adalah ibu rumah tangga. Kini Iran tidak hanya repot karena pelacuran, tapi juga wabah HIV/AIDS. Ribuan penduduknya telah terinveksi dan sekarat. Kalau yang dibicarakan bukan sebuah negara berlandaskan agama (Islam) data-data diatas tidak cukup membuat risau. Sejak revolusi 1979 Iran berubah status jadi negara Islam dan menerapkan hukum Islam secara ketat. Perempuan-perempuan diwajibkan memakai jilbab, pezina dihukum cambuk dan rajaman batu. Tidak sedikit pula yang masuk penjara lantaran melanggar hukum (agama). Akibatnya, ramai-ramai aktivis HAM dan perempuan Barat mengecam pemerintah Iran dengan kata-kata pedas. Ternyata keketatan hukum tidak menjamin tercapainya tertib sosial yang diimpikan. Apa yang terjadi di Iran sungguh sebuah ironi, sekaligus cermin bagi pemerintah negara atau daerah lain dalam upayanya mengatur prilaku masyarakat. Jangan sekali-kali menyangka sikap terlalu keras terhadap masyarakat akan membuat situasi moral jadi lebih baik. Ada contoh lain tentang reaksi negatif terhadap ‘sikap keras’. Tahun 90-an Amerika Serikat dibuat ciut oleh berbagai kasus HIV/AIDS. Secara reaktif kampanye anti HIV/AIDS digelar di seluruh penjuru negara. Anak-anak muda dijadikan sasaran kampanye karena mereka paling bebas melakukan aktivitas seksual dan beresiko tertular virus HIV. Tapi, seperti dikatakan James Lull (Media, Communication, Culture: A Global Approach, 2000), alih-alih mengurangi kebebasan seksual, tahun 1996 jumlah remaja putri Amerika Serikat yang melakukan seks bebas malah meningkat tajam. Sikap, aturan terlalu keras dan kampanye berlebihan rupanya menimbulkan efek balik (boomerang effect). Ketakutan berlebihan berujung pada keberanian. Perempuan-perempuan Iran yang kini berkeliaran menjajakan tubuhnya disepanjang jalan tidak lagi takut pada hukuman cambuk atau rajam. Remaja putri AS tidak lagi takut mati terinveksi HIV dan mempertinggi intensitas kebebasan mereka. Respon terhadap tekanan berlebihan dapat melahirkan ideologi yang melekat pada golongan tertentu dalam masyarakat. Perlawanan tidak lagi semata tindakan sporadis, tapi dianggap sebagai identitas. Anak-anak muda dapat saja menjadikan seks bebas sebagai bentuk perlawanan terhadap kemapanan atau ideologi penguasa yang mereka nila sok puritan. Jadi seks bebas bukan lagi sekedar untuk bersenang-senang. Kalau sampai ke titik ini, tentu sangat berbahaya. Prilaku ideologis jauh lebih susah merubahnya daripada prilaku instinktif. Di Iran sekarang diperdebatkan sebuah konsep baru – sekaligus sangat kontroversial -- untuk mengatasi prostitusi. Ada gagasan membuat chastity house, rumah bordil Islami. Inilah uniknya Iran. Mullah di negara itu terbuka terhadap gagasan baru yang fungsional, meskipun sikap mereka juga sangat kritis. Sebelumnya kawin kontrak atau mut’ah (sighe dalam bahasa Iran) dipromosikan pemerintah untuk mengurangi kebebasan seksual. Mantan Presiden Iran Hojatolislam Ali Akbar Hashemi Rafsanjani menjadikan sighe sebagai poin penting dalam kampanyenya ketika pemilihan presiden. Kata Rafsanjani, “Kawin sighe adalah jawaban yang efisien terhadap masalah hubungan seksual pra-nikah”. Namun ternyata sighe belum menjadi jawaban akhir, karena sighe sebenarnya hanya untuk orang-orang yang takut kepada Allah. Mereka yang tidak takut tetap memilih jalan zina. Lagipula faktor kemiskinan dan peredaran narkotik yang meluas membuat upaya pemerintah melawan pelacuran nyaris tidak berarti. Tulisan ini pernah dimuat di harian Padang Ekspres http://www.facebook.com/home.php?#!/note.php?note_id=443333284245&id=100000492940615 -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe. -- . * Posting yg berasal dari Palanta RantauNet, dipublikasikan di tempat lain wajib mencantumkan sumber: ~dari Palanta r...@ntaunet http://groups.google.com/group/RantauNet/~ * Isi email, menjadi tanggung jawab pengirim email. =========================================================== UNTUK DIPERHATIKAN, melanggar akan dimoderasi: - DILARANG: 1. E-mail besar dari 200KB; 2. E-mail attachment, tawarkan di sini & kirim melalui jalur pribadi; 3. One Liner. - Anggota WAJIB mematuhi peraturan serta mengirim biodata! Lihat di: http://groups.google.com/group/RantauNet/web/peraturan-rantaunet - Tulis Nama, Umur & Lokasi disetiap posting - Hapus footer & seluruh bagian tdk perlu dlm melakukan reply - Untuk topik/subjek baru buat email baru, tdk mereply email lama & mengganti subjeknya. =========================================================== Berhenti, bergabung kembali, mengubah konfigurasi/setting keanggotaan di: http://groups.google.com/group/RantauNet/subscribe.