Precedence: bulk


EGGI SUDJANA, ANTON MEDAN DAN TAUFIK HIDAYAT DIBURU POLISI

        MATARAM, (SiaR, 23/1/2000). Tiga orang asal Jakarta, Eggi Sudjana,
Ketua Persaudaraan Pekerja Muslim Indonesia (PPMI), Anton Medan (preman
keturunan Tionghoa yang kini jadi dai) dan Taufik Hidayat (mantan napol
Komando Jihad) jadi buronan Polda Nusa Tenggara Barat (NTB). Selain menjadi
buronan Polda NTB ketiga orang itu juga sudah dinyatakan masuk dalam daftar
pencarian orang (DPO) Polda Bali. Polda NTB mengatakan, telah memastikan ada
tujuh orang yang diduga keras sebagai otak kerusuhan Mataram setelah
berlangsungnya Tablig Akbar, Senin (17/1) lalu di Mataram. 

        Dari tujuh orang itu, tiga orang di antara dari Jakarta dan empat
lainnya orang-orang Mataram. Kapolda NTB, Kolonel Pol Sukandri mengatakan
polisi sudah mengumpulkan keterangan yang cukup untuk menyimpulkan, tujuh
orang itu terlibat. 

        Sukandri tidak mau menyebut nama ketiga tersangka dari Jakarta itu,
namun sumber penting di Polda NTB kepada SiaR menyebut ketiga nama di atas.
Kolonel Sukandri mengatakan, tiga orang dari Jakarta tadi teridentifikasi
berdasarkan pemeriksaaan sejumlah saksi dan manifes (daftar nama) penumpang
pesawat yang tiba di Bandara Selaparang, Mataram, sebelum tablig akbar di mulai.

        Eggi Sudajana sendiri diketahui menumpang pesawat Garuda dari Surabaya.
Sumber-sumber SiaR mengatakan, Eggi tiba di Mataram Minggu (16/1), setelah
menumpang kereta api Argo Bromo (Jakarta-Surabaya) dan diteruskan dengan
pesawat. Setelah kerusuhan, Eggi diketahui menginap di Senggigi Beach Hotel,
Senggigi, Lombok Barat dan kemudian menyeberang ke Denpasar dan terbang ke
Jakarta. Orang-orang dekat Eggi mengatakan, Eggi yang memperoleh master dari
beasiswa harian milik kelompok Katolik "Kompas", kini bersembunyi di Jakarta.

        Eggi sendiri lolos dari penangkapan Polda Bali yang sebenarnya sudah
mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap dirinya, Anton Medan dan
Taufik Hidayat. Kapolda Bali, Brigjen Pol. Togar Sianipar, menyatakan para
provokator itu akan ditangkap bila mereka memasuki wilayah Bali. "Mereka
berada di Mataram beberapa hari menjelang terjadinya kerusuhan. Tapi
sekarang tidak diketahui keberadaannya," katanya. 

        Keterkaitan Eggi dengan acara tablig akbar itu memang cukup erat, karena
Dewan Pengurus Wilayah PPMI NTB terlibat aktif dalam penyelenggaraan tablig
akbar itu. PPMI NTB dan milisi Pam Swaskarsa AMPHIBI, menyebarkan undangan
ke masyarakat luas untuk menghadiri acara itu. 

        Empat provokator lokal lainnya, yang telah diidentifikasikan bernama:
Zaenal Asikin, Sudiarto, Kaharudin dan Winengan. Zaenal Asikin adalah calon
walikota Mataram yang kalah dalam pemilihan, lalu tiga lainnya diduga
memiliki keterkaitan dengan PPMI NTB. Sementara itu Taufik Hidayat,
provokator asal Jakarta, diduga adalah orang yang melakukan orasi paling
akhir yang isinya membakar dan mengajurkan massa untuk melakukan penyerangan
ke kelompok Kristen. Taufik sendiri merupakan pembicara gelap dan tak sempat
direkam video namun sempat terekam suaranya. Lalu, peranan Anton Medan belum
diketahui secara pasti. Anton Medan, dalam kerusuhan Mei 1998 di Jakarta
juga sempat diidentifikasi Tim Gabungan Pencari Fakta sebagai provokator
kerusuhan, namun sejauh ini tak ada tindakan apapun terhadapnya. Anton
dikenal dekat dengan keluarga Cendana. 

        PPMI adalah organisasi buruh yang didirikan ICMI untuk "melawan" Serikat
Buruh Sejahtera Indonesia (SBSI) yang dipimpin Muchtar Pakpahan yang ketika
di zaman Soeharto dianggap merongrong kekuasaan Soeharto. Eggi sendiri
adalah seorang oportunis mencari nafkah di jalur politik praktis. Beberapa
kali misalnya ia memeras Peter Gontha dengan menuduh RCTI dan SCTV lebih
banyak menyiarkan acara-acara berbau Kristen ketimbang Islam. Peter sendiri
adalah seorang Kristen, turunan Menado-Belanda. Dengan gertakan itu, Peter
harus merogoh koceknya agar Eggi bisa buru-buru keluar dari ruangannya di
lantai 15 gedung SCTV di kawasan Kebon Jeruk.

        Ketika Soeharto masih berkuasa, Eggi berkawan dengan keluarga Cendana,
namun setelah Soeharto runtuh, ia dekat dengan kelompok Habibie dan
kelompok-kelompok Islam garis keras pro tentara seperti KISDI dan FPI. ***


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke