Precedence: bulk


Diterbitkan oleh Komunitas Informasi Terbuka
PO Box 22202 London, SE5 8WU, United Kingdom
E-mail: [EMAIL PROTECTED]
Homepage: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/xp
Xpos, No 01/III/2 - 8 Januari 2000
------------------------------

DUNIA BARU

(LUGAS): Memasuki tahun 2000 -milenium baru?- sejumlah besar persoalan
bangsa ini telah kita selesaikan. Misalnya, kita akhirnya memiliki sistem
pemerintahan serta pemimpin negara yang sah, diakui rakyat, tak lama
menjelang pergantian tahun. Setelah puluhan tahun hidup dalam rezim otoriter
Orde Baru, patutlah hal ini disyukuri.

Namun, kita juga sadar, buah-buah pahit kekuasaan Orde Baru yang telah
sekian lama menancap di bumi nusantara, tak bisa dilenyapkan dalam semalam.
Sebagiannya harus ditebang, dibakar lalu diganti dengan pohon baru. Artinya,
kita semua masih harus bersabar menunggu datangnya buah-buah reformasi yang
kini telah ditanam.

Ya, meskipun sejumlah langkah perubahan struktural telah diambil, kita belum
terbebas dari pengaruh cara berpikir lama. Dari ekses buah-buah busuk yang
terlanjur ada. 

Meskipun secara makro, pembangunan ekonomi sekarang berada di bawah arahan
orang-orang yang relatif visioner di kabinet, namun kita belum bisa segera
berjaya. Total utang luar negeri sudah US$145 milyar, adalah dosa Orde Baru
yang kini jadi tanggung jawab kita.

Meskipun di bidang pendidikan dan agama, kita kini memiliki para doktor dan
ulama hebat, di samping Gus Dur yang berpikiran maju, masih saja kita
melihat kebiadaban masyarakat yang bisa saling bunuh atas nama agama.
Persatuan semu yang selama ini ditanamkan di kepala mereka, tak berhasil
mengubah kualitas kesadaran mereka menjadi lebih beradab.

Persoalan ini bisa selesai lebih cepat, seandainya kita mau gunakan
pendekatan yang lebih komprehensif. Langkah "pembenahan struktural" yang
diambil pemerintah tetap harus dilanjutkan. Namun, ini saja tak cukup,
"pembenahan kultural" pun perlu dilakukan. Kualitas mental bangsa ini perlu
ditingkatkan. Dan ini berarti, bukan lagi pemerintah yang jadi satu-satunya
pelaksana, kita semua, rakyat, pun harus jadi inisiator.

Misalnya dalam menyelesaikan kasus Ambon, tokoh-tokoh masyarakat, ulama,
cendekiawan, LSM dan mahasiswa yang berpikiran maju, dapat menginisiatifi
sebuah dialog untuk membicarakan semua langkah yang dapat ditempuh, untuk
menyudahi masalah ini. Dengan cara begini, kita semua, rakyat, akan menjadi
subyek. Bukan sekedar obyek penderita.

Dunia pada milenium mendatang, adalah dunia yang makin global. Batas-batas
negara makin kabur. Namun, identitas individu justru makin dihormati.
Inisiatif bakal lebih banyak muncul secara bottom up, dari bawah. Bisakah
Indonesia baru menuju ke sana? Insya Allah. Selamat tahun baru. (*)

---------------------------------------------
Berlangganan mailing list XPOS secara teratur
Kirimkan alamat e-mail Anda
Dan berminat berlangganan hardcopy XPOS
Kirimkan nama dan alamat lengkap Anda
ke: [EMAIL PROTECTED]


----------
SiaR WEBSITE: http://apchr.murdoch.edu.au/minihub/siarlist/maillist.html

Kirim email ke