Kalau saya sependapat dengan mas Eko, terlepas dari apakah film itu untuk usia dewasa, alangkah baiknya film itu tidak menggumbar kata-kata yang sebenarnya hanya digunakan oleh orang yang emosinya sdh terlalu tinggi, apalagi latar belakang film ini mengambil setting budaya minang dan pencak silat. Padahal untuk kata-kata makian bisa dipergunakan kata2 yang umum misalnya "brengsek" atau yang sejenisnya.
sayangkan kan film sebaik itu hanya bisa di tontong oleh kalangan dewasa, bagaimana dgn anak2 sekolah SMP, SMU, atau bahkan anak2 SD ??? ----- Original Message ----- From: Andika Priyandana To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Tuesday, August 11, 2009 12:54 AM Subject: [Bulk] Re: [silatindonesia] Re: Nonton Film Silat "Merantau" => Ongbak Indonesia ?? Hehehe, Pak Eko.. Sepanjang yang saya ketahui, Merantau memang tidak ditujukan untuk semua umur dan ditujukan utamanya bagi penonton usia dewasa. Jadinya kalau LSF tidak menyensor bisa dipahami. Berbeda halnya dengan sinetron-sinetron "sampah" di televisi kita yang memiliki alur kisah "sampah" dan seringkali para tokohnya juga mengucapkan kata2 "sampah" yang ditayangkan justru pada jam2 anak2 masih melek... Terimakasih & Tabik :) ________________________________ From: "Eko Drajat, Nugroho" <eko...@yahoo.com.au> To: silatindonesia@yahoogroups.com Sent: Monday, 10 August, 2009 15:12:01 Subject: [silatindonesia] Re: Nonton Film Silat "Merantau" => Ongbak Indonesia ?? Dari segi fight scene top markotop dech ....... dibalik kelembutan dan keindahan pencak silat tersimpan energi penghancur yg mematikan. Adegan fight yg paling berkesan menurut saya Adegan fight di bawah jalan tol waktu Eric melumpuhkan fighter berbadan besar dalam waktu singkat dg jurus2 maut ....... ntar pengin beli DVD nya ..... bisa jd referensi buat melumpuhkan lawan ....... Yg kedua adegan fight jarak dekat di dalam lift antara Yuda vs Eric .... Tema secara keseluruhan mirip Ong Bak, ..... Sayang sekali tema cerita nya garing. Dan penuh dg kata2 makian khas ragunan keluar dan kata2 kotor2 lainnya. Kuping saya sampai risih mendengar nya. Kebetulan saya nonton dg anak dan istri. Bahkan istri komplain pengin ngajak keluar saja, gak tahan mendengar kata2 kotor. Kok BSF diam aja ya film seperti itu dibiarkan aja ... mustinya bisa diatasi dg beep atau di silent pas adegan makian kasar .... Kenapa Pak Gareth waktu mau bikin gak kontak saya dulu ya? supaya temanya nyambung dan filosofi Merantau yg jd tema film tersebut lebih mengena. Kenapa gak dibuat saja alur ceritanya misalnya Yuda merantau ke Jakarta, sementara ikut family nya yg buka warung padang, terus warung nya mau digusur oleh developer besar dg bodyguard nya melakukan teror paksa dan Yuda berjuang melawannya. jadi perjuangan nya lebih berarti gitu. Drpd tema yg skrg gak jauh dr urusan syahwat. Btw, saya cukup puas dg adegan fight nya, mungkin lebih tepat dijuluki "Best Indonesian Martial Arts Movie" ever made. Salam Eko --- In silatindonesia@ yahoogroups. com, "luri" <l...@...> wrote: > > > dari tanah sumatra sendiri ? > adakah kabar dari sana ? > > bagaimana antusias mereka terhadap budaya mereka sendiri yang saat ini di film-kan ? > > rame pemirsa atau malah sepi2 saja yyaa? > > > > > > Kalo buat koreografinya, ...salut deh, mgkn bisa dibilang "the best action movie in Indonesia". > > Buat cerita, mungkin harus dikemas dg lebih baik, lebih realistis & nyambung dg alur film. > > Misalnya, adegan interlokal dr telepon umum, pesilat yg minim skill selain beladiri, klimaks dr > > cerita yg lebih mengena. > > Namun sebagai film action, yg coba mengangkat kembali silat, ini harus diacungi jempol. Aplikasi > > jurusnya, mantap...... .... > > Sayang....org2 msh lebih banyak menyaksikan film produksi Hollywood drpd produksi lokal yg > > mengangkatbudaya bangsa. > > > > > > > > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] [Non-text portions of this message have been removed]