Halo,
berita ini mungkin menarik untuk dibaca.
-------------------------------------------------------

Nestapa Makam Keramat Mbah Priuk

Gatra.com - Pemprov DKI pernah mengagendakan makam Mbah Priuk jadi cagar
budaya, padahal, riset MUI menemukan, Mbah Priuk seorang pelaut, bukan wali
dan penyebar Islam Batavia. Tim MUI secara halus menyebutkan, "Beliau adalah
seorang yang tawadhu atau orang saleh yang bekerja sebagai pelaut di kapal
dagang milik Sayyid Syech bin Agil Madijihad." Habib Hasan belum pernah
sampai di Batavia, karena meninggal dalam perjalanan. "Penyebutan sebagai
penyebar Islam di Jakarta yang tangguh tidak bisa dipertanggungjawabkan,"
kata Syafi'i, salah seorang anggota tim. Pengaitan nama Mbah Priuk dengan
asal-usul nama Tanjung Priok, "secara historis kebenaran faktualnya tidak
dapat diterima." Bukti sejarah lain, pada 1877, Belanda melaksanakan proyek
pelabuhan yang dinamakan "Haven Tanjung Priok". Pada tahun itu, Habib Hasan
berumur 3 tahun dan bermukim di Palembang. Di bidang keagamaan, persepsi
bahwa Habib Hasan seorang wali, penyebar Islam di Jawa dan Sumatera, sehingga
dilabeli gelar, "Al Imam Al Arif Billah", dinyatakan tidak sesuai fakta. Tim
menemukan kultus berlebihan terhadap makam.

[Nasional, Gatra Nomor 42 Beredar Kamis, 26 Agustus 2010]

Baca berita selengkapnya di http://www.gatra.com/artikel.php?id=141123

-------------------------------------------------------
dikirimkan oleh Silatindonesia <silatindone...@yahoo.co.id>
dengan menggunakan fasilitas pengiriman email Gatra.com

Kirim email ke