<http://www.facebook.com/photo.php?pid=1197364&op=1&view=all&subj=406495296451&aid=-1&auser=0&oid=406495296451&id=1553403774>
Makan Guru Patimpus Sembiring Pelawi (Pendiri Kota Medan 1590)
Seputar Indonesia
Pencarian makam Guru Patimpus, pendiri Kota Medan berakhir sudah. Makam
orang pertama yang membuka perkampungandi antara Sungai Deli dan Sungai
Babura, yang menjadi cikal bakal Kota Medan, 420 tahun lalu itu ditemukan
aktivis Pusat Studi Sejarah dan Ilmu-ilmu Sosial (PUSSIS) Universitas Negeri
Medan (Unimed) di kawasan Hamparan Perak, Deliserdang “Makam itu kami
temukan berdasarkan tradisi lisan yang disampaikan oleh masyarakat sekitar,”
ujar Ketua PUSIS Unimed Phil Ichwan Azhari kepada harian Seputar Indonesia
(SI), kemarin.

Makam Guru Patimpus berada di antara ladang-ladang masyarakat yang tak
terawat dan memprihatinkan. Ilalang memenuhi sekitar makam yang memiliki
batu sebagai nisan tapi tak bernama tersebut. “Hanya ada batu di sisi kaki
dan sisi kepala saja. Makamnya juga berupa gundukan tanah. Tidak ada sama
sekali literatur tulisan di makam yang menyebutkan bahwa itu makam Guru
Patimpus,” terangnya. Begitu pun, dari tradisi lisan turun-temurun yang
dilakukan masyarakat sekitar dinyatakan kalau makam tersebut merupakan makam
Guru Patimpus. “Sejauh ini tidak ada makam yang defenitif Guru Patimpus
sehingga dengan ditemukannya makam ini untuk sementara kita memastikan kalau
memang di situlah makam Guru Patimpus,”ujar Ichwan.

Sekretaris PUSsIS Unimed Eron Damanik menambahkan, berdasarkan keterangan
masyarakat di sekitar, makam Guru Patimpus ini awalnya memiliki panjang 4
meter, namun sekarang menjadi 1,5 meter. “Dulu di satu sisi makam tersebut
ada pohon besar seperti pohon beringin.Masyarakat sekitar menandai makam
Guru Patimpus ini dengan keberadaan pohon tersebut. Tetapi, sekarang pohon
tersebut sudah ditebang tinggal sisa-sisa kayu saja yang terlihat,” katanya.
Ichwan berharap Pemerintah Kota (Pemko) Medan memperhatikan keberadaan makam
Guru Patimpus yang kondisinya sangat memprihatinkan itu.

“Kalau memang diperlukan bisa dilakuan penelitian ulang. Apalagi Medan
mengakui kalau Guru Patimpus merupakan pendiri kota Medan,” bebernya. Selama
ini, situs sejarah tentang Guru Patimpus yang bisa diakses masyarakat Medan
hanyalah satu,tugu Guru Patimpus yang terletak di Jalan Gatot Subroto.
“Makam ini sebaiknya menjadi satu situs sejarah bagi warga Medan untuk
mengetahui keberadaan Guru Patimpus,” tandasnya.


<http://www.facebook.com/photo.php?pid=1197367&op=1&view=all&subj=406495296451&aid=-1&auser=0&oid=406495296451&id=1553403774>
Monumen Guru Patimpus Sembiring Pelawi (Pendiri Kota Medan 1590) yang
terletak di Jalan Gatot Subroto - Medan
Di sisi lain, Koordinator Gerakan Peduli Guru Patimpus Sembiring Pelawi, Edi
Surbakti menyebutkan, keberadaan makam Guru Patimpus memang tidak pernah
diketahui masyarakat. Dari berbagai sejarah,termasuk hikayat Hamparan Perak
memang tidak disebukan dimana makam Guru Patimpus.

“Kita memang menginginkan harus ada penelitian lebih lanjut terhadap makam
yang ditemukan tersebut. Jika memang makam itu adalah makam Guru Patimpus,
maka harus segera dilakukan pemugaran sehingga menjadi situs sejarah kota
Medan,” tegasnya. Disebutkan Edi, Guru Patimpus dilahirkan di Aji Jahe, satu
kampung di Kabupaten Karo.Dalam masa perantauannya, Guru Patimpus menelusuri
aliran Lau Petani, menuju ke satu bandar di hilir Sungai Deli. Setelah
beberapa lama bermukim di sana,dia kawin dengan seorang putri dari Pulau
Brayan yang merupakan keturunan anak Panglima Deli bermarga Tarigan.

Sekitar tahun 1590 M dia membuka dan mendirikan kampung di pertemuan Sungai
Deli dan Sungai Babura yang dinamainya dengan Medan. Di kampung ini dulunya
banyak orang sakit, di situlah Patimpus berjasa dengan mengobati orang-orang
sakit. “Sejarah berdirinya kota Medan tentu saja bermula saat Guru Patimpus
membuka kampung Medan yang semula dalam bahasa Karo disebut Madan,yang
artinya sembuh dan baik,” urainya. Sementara itu, Kepala Dinas Pariwisata
Medan Lesmaria Hutabarat mengaku belum mengetahui penemuan makam Guru
Patimpus. Jika memang sudah ada petunjuk bahwa makam itu merupakan tempat
peristirahatan terakhir orang yang pertama kali membuka kawasan perkampungan
sebagai cikal bakal Kota Medan itu, maka Pemko Medan akan meninjau
lokasinya.

“Kami akan koordinasi dengan PUSSIS Unimed,” ujarnya. Dia berharap nantinya
makam ini akan diteliti dan dianalisis mendalam agar tidak menimbulkan
kontroversi sejarah di belakang hari.Wakil Ketua DPRD Medan Ikhrimah Hamidy
juga mengatakan hal serupa. Menurut dia, tetap dibutuhkan penelitian
mendalam untuk memastikan kuburan tersebut tempat jasad Guru Patimpus
dimakamkan. Setidaknya harus ada uji karbon dan sebagainya jika ingin
memastikannya mengingat belum satu pun ada literatur tertulis seperti
mengenai sejarah Guru Patimpus yang berasal dari prasasti selama berada di
Medan.

Pencarian makam Guru Patimpus kata dia, sudah pernah dilakukan pada 1970-an.
Menuru Berita Utama bahwa Pemko dan DPRD Medan saat itu sepakat mencari tahu
sejarah pasti berdirinya kota Medan, namun saat itu tidak ditemukan satupun
prasasti yang bisa dijadikan pedoman sejarah, termasuk makam Guru Patimpus.
“Jika memang sudah ada petunjuk awal mengenai keberadaan makam tersebut,
maka Pemko dan DPRD Medan harus serius untuk memberikan perhatian terhadap
temuan tersebut. Kami akan segera berkoordinasi dengan PUSSIS Unimed,”
pungkasnya.

Sumber : Seputar Indonesia

Kirim email ke