18/01/2008 16:32 WIB Kepung DPRD Sulsel, Massa Sayang Bakar Ban Gunawan Mashar detikcom Makassar - Ribuan pendukung Syahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Nu'mang (Sayang) mengepung gedung DPRD dan kantor gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel). Ban-ban bekas ditumpuk, lalu dibakar.
"Turun Amin Syam, tolak caretaker. Lantik Sayang besok," teriak sekitar 5.000 orang di depan Gedung DPR, Jalan Urip Sumohardjo, Makassar, Sulsel, Jumat (18/1/2008) pukul 16.00 Wita. Massa berupaya menarik kawat berduri sepanjang 150 meter yang menghiasi pagar Gedung DPRD. Di dalam pagar, 3 unit water canon dan ratusan polisi tampak berjaga-jaga. Peristiwa yang sama juga terjadi di kantor Gubernur Sulsel yang berjarak 400 meter dari Gedung DPRD Sulsel. Dengan jumlah kekuatan yang sama, massa membakar ban sekitar pukul 17.00 Wita. Namun setelah puas berorasi, massa berkonvoi meninggalkan kantor Gubernur Sulsel dengan menumpang truk. ( aan / sss ) KOMENTAR Primordial semakin memperlihatkan kedinamisannya. Pasangan gubernur/wk Sulteng Sayang (Shahrul Yasin Limpo-Agus Arifin Numang) adalah pasangan etnis-etnis Makassar-Bugis mendapatkan suara 1.432.572 dalam Pilkada 2007. Pasangan Amin Syam-Mansyur Ramly ('Asmara') dari etnis Bugis-Bugis (keduanya orang Bugis) beroleh 1.404.910 suara (Rol). Pasangan dinamis dan relatif lebih muda (Sayang) mendapatkan kemenangan setelah pengumuman KPU Sulsel. Tetapi entah karena alasan apa, Pusat memutuskan untuk bikin pemilihan ulang di beberapa kabupaten. Menurut hasil yang ada itu maka Sayang menang dan untuk pertama sekali dalam sejarah Indonesia, orang Makassar jadi gubernur Sulsel. Banyak analisa mengapa pasangan Sayang bisa menang. Kenyataan di Sulsel ialah Golkar sudah bukan pemenang dan orang Makassar sebagai penduduk asli Makassar sekitarnya, jadi gubernur pertama kali, serta peningkatan suara PDIP di daerah-daerah yang dimintakan Pusat untuk di ulangi seperti Toraja (mayoritas bukan islam). Kenyataan lainnya ialah kombinasi ideal dua etnis Makassar-Bugis, primordial lebih menonjol dari partai nasional Golkar. Selama 30 tahun lebih terutama era Orba, politik penindasan primordial etnis dan penonjolan politik persatuan dan kesatuan nasional orbais, selalu yang menang orang Bugis alias Golkar. Ethnic revival dan perubahan zaman telah mengejutkan Golkar dan Pusat. Kedinamisan primordial lebih menarik bagi orang Sulsel. MUG --------------------------------- Sök efter kärleken! Hitta din tvillingsjäl på Yahoo! Dejting: http://se.meetic.yahoo.net