"Komisi Nasional Perlindungan Anak tetap akan berjuang agar Ponari yang masih 
usia SD itu bisa menjalankan hidupnya sebagai anak secara normal dan 
sepatutnya."

Sangap naring si Ponari, termor-mor jadi guru mbelin, gia daging kitik denga, 
serpi maler bagi lau, sada komisi nasional mperdiateken ia ka.

Tah ndigan nge ndia puluhan juta danak2 si musil la erkanigurun dat perdiaten 
me....
Io'oh...
Pala lit min pemilu khusus pemilihna dadanak...kuakap kerina sinasa danak2 jadi 
perdiaten jelma sipantas me,...tah ndigan e..

Sattabi

--- In tanahkaro@yahoogroups.com, Martin Peranginangin <perkantongsamp...@...> 
wrote:
>
> Dunia memang makin tua, rasionalitas sudah hilang. Anak SD mengobati pake 
> comberan, eleh-eleh jamane wes edan.
>  
> Martin L Peranginangin
> www.ruangsuara.blogspot.com
>  
> Fenomena dukun cilik Ponari yang dipercaya banyak
> orang bisa menyembuhkan berbagai penyakit melalui batu ajaibnya
> dinilai Komisi Nasional Perlindungan Anak sebagai bentuk protes
> masyarakat sekaligus bukti bahwa negara masih gagal soal pelayanan
> kesehatan umum.
> 
> "Kami sejak awal telah mengingatkan orang tua, jangan ada eksploitasi
> anak. Ponari tidak ada waktu lagi untuk dirinya sebagai anak normal.
> Ini berbahaya. Masyarakat juga sudah sangat tidak rasional, air
> comberan yang najis dari hukum agama dianggap obat. Inilah protes
> masyarakat bahwa pelayanan kesehatan ini buruk," kata Sekretaris
> Jenderal Komisi Nasional Perlindungan Anak, Arist M Sirait, di
> Denpasar, Selasa.
> 
> Sirait menyatakan, kepentingan komisi nasional itu sebetulnya karena
> sudah terjadi perampasan hak hidup anak. "Namun tidak bisa dipisahkan
> begitu saja dengan berbagai fenomena lain yang terjadi selain fenomena
> perampasan hak hidup anak itu," katanya.
> 
> Pelayanan kesehatan masyarakat oleh negara, katanya, telah menyebabkan
> banyak anggota masyarakat yang merasa frustrasi karena sulit diakses
> dan dianggap mahal di tengah kesulitan ekonomi masa kini.
> 
> "Akibatnya mudah saja, begitu ada yang menawarkan penyembuhan dari
> cara alternatif, sejak itulah minat pelayanan kesehatan masyarakat
> membludak. Ini bisa juga dilihat dari sisi religi. Jombang itu basis
> satu agama besar di dunia, tetapi kenapa masyarakatnya bisa begitu?
> Ini pasti ada yang salah dalam kehidupan kita," katanya.
> 
> Kenyataan Ponari itu, katanya, harus didekati dari berbagai sisi
> pendekatan yang saling terkait.
> 
> Komisi Nasional Perlindungan Anak tetap akan berjuang agar Ponari yang
> masih usia SD itu bisa menjalankan hidupnya sebagai anak secara normal
> dan sepatutnya. (kompas)
>


Reply via email to