Mejuah-juah, 

Sentabi, 
bagi sienggo dung kuindah percakapenta tentang kunjungan Bapak Bupati-ta ku 
Belanda ras Jerman. 

Kalau saya tidak salah dimilis ini pernah dipostingkan dan dipertanyakan: 
kunjungan tersebut pakai anggaran dinas, atau anggran pribadi. Mbok...ya ini 
dilanjutkan dulu.....
Beberapa waktu lalu saya juga sempat merekam pejabat tinggi negeri ini 
jalan-jalan di LN negeri, tetapi sulit untuk mempertanyakan apakah jalan-jalan 
itu bagian dari tugas atau semata-mata jalan-jalan karena sulit untuk 
mengatahui pembiayaannya. 

Apakah tidak bisa kita, sebagai masyarakat meminta kepada para pelayan publik 
(pemerintah) untuk memberikan laporan keuangan kegiatan publiknya, karena 
dananya memang diambil dari publik ( pajak, etc). Dengan memberikan akses 
kepada publik mengenai pengeluaran keuanggannya, maka semuanya akan menjadi 
jelas. 
Dalam perusahaan ( yang kurang lebih sama dengan negara/daerah) laporan 
keuangan dapat menjelaskan hampir 80 % bagaimana jalannya sebuah 
perusahaan/negara/daerah. Penjelasan yang panjang lebar, ini-itu....well perlu 
memang, tetapi sangat jauh lebih perlu laporang keuangan yang bisa diakses 
publik. 

Dalam milis ini saya pernah mengusulkan bahwa kegiatan publik, seperti 
pembangunan sarana publik ( sekolah, pasar, etc) memiliki laporan keuangan yang 
detail yang dapat diakses oleh publik, contoh menempelkan laporan itu di 
kedai-kedai kopi. Jadi masyarakat nggak perlu tanya sana sini, curiga 
macem-macem. Ok....bukankah milis kita ini ibarat kedai 
kopi.................................dimana bisa ditempelkan apapun yang 
menyangkut tanah karo simalem. 

sibarem bujur,
advent tambun



      

Reply via email to