Kapalnya Ditembak TNI AL di Perairan Belawan, 1 Nelayan Tewas 4 Orang Dirawat Medan (SIB) TNI Angkatan Laut menembak sebuah kapal nelayan di perairan Belawan, Medan. Akibatnya seorang tewas dan empat lainnya terpaksa dirawat di rumah sakit. Sementara 27 lainnya ditahan di Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan. Keterangan yang diperoleh di Belawan, Selasa (25/12), menyebutkan, korban tewas diidentifikasi sebagai Mahmud, penduduk Jl. Yong Panah Hijau, Belawan. Sementara empat korban luka, saat ini masih dirawat di Rumkital Dr Komang Makes, di Jl. Bengkalis, Belawan, sekitar 22 kilometer dari pusat kota Medan. Keempat korban yang dirawat tersebut, masing-masing Wanca, Junaidi, Amiruddin dan Mukhlis. Dokter masih berusaha mengeluarkan peluru yang bersarang di tubuh para korban yang seluruhnya penduduk Belawan. Penembakan itu sendiri terjadi pada Senin (24/12) sekitar pukul 22.00 WIB, di perairan Indonesia yang berjarak sekitar 60 mil dari Belawan. Kapal patroli TNI AL yang belum diketahui identitasnya, menembak kapal pukat cerut Sumber Baru milik Kong Hu yang membawa anak buah kapal (ABK) sebanyak 32 orang, termasuk nakhoda Ilis. Kapal itu berangkat Minggu (23/12) dari Belawan. Sejauh ini belum ada konfirmasi resmi yang diberikan Lantamal I Belawan, mengenai alasan penembakan, namun diduga kapal tersebut merupakan kapal asing yang diperintahkan berhenti, namun berupaya melarikan diri. Sementara nelayan menduga kapal TNI AL merupakan kapal patroli Malaysia yang kerap menembak kapal nelayan Indonesia. Pasca penembakan, kapal beserta ABK digiring ke dermaga Lantamal I Belawan. Saat ini 27 ABK yang selamat masih diperiksa di markas Lantamal Jl. Hanafiah, Belawan. Jenazah Mahmud Diantar POM Angkatan Laut Jenazah Mahmud, 50 tahun, korban tewas akibat penembakan kapal TNI Angkatan Laut, sudah disemayamkan di rumah duka, Jl Yong Panah Hijau Gg Arridho, Kecamatan Medan Labuhan, Medan. Namun keluarga korban masih belum mendapat informasi jelas mengapa Mahmud sampai tewas. Menurut Supinah (47), istri Mahmud, saat jenazah suaminya diantarkan Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal) Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan, pada Selasa (25/12) sekitar pukul 12.00 WIB, tidak ada keterangan apapun yang diberikan. "Tadi diantar saja, tidak ada diberitahu kenapa bisa ditembak sampai meninggal dunia," ujar Supinah kepada wartawan di rumah duka. Supinah yang dikaruniai 8 anak dari pernikahannya dengan Mahmud, mengatakan tidak bisa berbuat apa-apa atas kejadian ini. Dia hanya bisa sedih dan berharap masalah ini segera dituntaskan jika benar Angkatan Laut yang menembak suaminya. Hingga pukul 18.00 WIB jenazah Mahmud masih belum dikebumikan. Di tubuh korban terlihat bekas tembakan di rusuk kiri, paha sebelah kiri dan siku lengan kiri. Sebelum diantar ke rumah duka, dokter di Rumkital Komang Makes, di Jl. Bengkalis, Belawan, sudah mengeluarkan peluru dari tubuh korban. Sementara bekas luka sudah dijahit. Rencananya pada sore hari ini juga korban akan dikebumikan. Ruang Rawat Korban Penembakan Dijaga Ketat TNI AL Empat nelayan korban penembakan masih dirawat di Rumkital Dr Komang Makes, Belawan, Medan. Tidak diketahui pasti bagaimana kondisi para korban. Pada Selasa (25/12) sore, setidaknya lima personil Pangkalan Utama TNI Angkatan Laut (Lantamal) I Belawan, berjaga di depan ruang perawatan keempat korban di Rumkital Komang Makes di Jl. Bengkalis, Belawan, sekitar 22 kilometer dari pusat kota Medan. Empat di antaranya menenteng senjata laras panjang. "Silahkan minta izin komandan kalau mau mengambil keterangan," kata salah seorang personil kepada wartawan yang bermaksud mewawancarai para korban. Namun karena hari libur, tidak ada pejabat Lantamal yang bisa dikonfirmasi mengenai hal tersebut. Bahkan , personil TNI Angkatan Laut yang berjaga, tidak mengizinkan wartawan mewawancarai korban. Keterangan yang berhasil diperoleh menyebutkan, keempat korban yang dirawat tersebut, masing-masing Wanca yang terserempet peluru di pelipisnya, Junaidi terkena tembakan di tangan sebelah kanan, Amiruddin juga terkena tembakan di tangan sebelah kanan dan Mukhlis terkena tembakan di paha kanan. Kendati personil TNI AL yang berjaga melarang wartawan melakukan peliputan, namun sejumlah warga yang ingin memastikan apakah keluarganya termasuk salah satu korban yang terkena tembakan, diizinkan melihat. TNI AL: Penembakan Kapal Nelayan di Belawan Sesuai Prosedur Penembakan KM Sumber Makmur oleh aparat TNI AL dinilai sudah sesuai prosedur. Kapal tersebut tidak mengindahkan tembakan peringatan yang dilontarkan sebelumnya. Demikian disampaikan Kepala Dinas Penerangan TNI AL Laksamana Pertama Iskandar Sitompul saat dihubungi detikcom melalui telepon, Rabu (26/12). Iskandar menjelaskan, peristiwa itu terjadi sekitar pukul 22.00 WIB, Senin 24 Desember. Di tengah cuaca buruk, KRI Celukan Bawang 352 yang dipimpin Mayor Laut Dofian Isjafrin yang sedang berpatroli melihat KM Sumber Baru sedang lego jangkar pada posisi 04.48.00 LU dan 98.57.00 BT pada jarak 60 mil atau sekitar 100 km dari Belawan. Menurut Iskandar, awalnya aparat TNI AL menduga kapal tersebut mengalami kerusakan mesin. Karena itu, KRI Celuk Bawang kemudian mendekati KM Sumber Baru. "Kita ingin memeriksa, apakah mereka butuh bantuan dan sebagainya. Maklum cuaca saat itu memang buruk," kata Iskandar. Namun, sambung Iskandar, saat melihat kedatangan KRI Celuk Bawang, KM Sumber Baru malah bergegas pergi. Jangkar kapal langsung diputuskan. Curiga ada sesuatu, KRI Celuk Bawang kemudian melakukan pengejaran. Setelah jarak agak dekat, KRI Celuk Bawang melontarkan tembakan peringatan ke udara dengan senjata AK 47 dan meminta KM Sumber Baru berhenti. Namun tembakan peringatan itu tidak diindahkan. Kapal tersebut terus melaju sambil membuang 3 buah peti ke laut. "Karena itulah kita akhirnya melepaskan tembakan ke arah buritan kapal. Dan kebetulan ada orang di dalam ruangan yang tertembus peluru," tutur Iskandar. Akibat kejadian itu, 1 orang ABK KM Sumber Baru bernama Mahmud tewas sedangkan 4 lainnya luka-luka. Korban luka saat ini dirawat di RS TNI AL Belawan, Medan, Sumatera Utara. Iskandar menjelaskan, perwakilan TNI AL sudah menemui keluarga para korban. Kedua pihak sepakat semua biaya pemakaman dan pengobatan para korban penembakan tersebut ditanggung semuanya oleh TNI AL. "Meski apa yang kita lakukan sudah sesuai prosedur, tetapi kita tetap mengayomi masyarakat. Semua korban luka akan kita rawat hingga sembuh," kata Iskandar. Panglima TNI Diminta Tangkap Penembak Nelayan Penembakan terhadap nelayan KM Sumber Baru oleh personel TNI Angkatan Laut dianggap sebagai bukti tidak adanya perubahan dalam internal TNI. Panglima TNI diminta menindak tegas prajurit yang menembak dan meminta pertanggungjawaban komandan kesatuan bersangkutan. "Ini gila! TNI, khususnya TNI AL, tidak ada habisnya-habisnya menyakiti rakyat sendiri," cetus Ketua FKB DPR Effendi Choirie pada detikcom, Rabu (26/12). Senjata yang dibeli dengan uang rakyat, imbuh dia, malah digunakan untuk membunuh rakyat. "Panglima jangan tinggal diam. Tindak tegas prajurit dan komandan yang memerintahkan penembakan itu," katanya. Menurut Gus Choi, TNI menunjukkan ambiguitasnya. Saat menghadapi para nelayan dan kapal-kapal asing yang memasuki wilayah perairan Indonesia, mereka tidak berani berbuat apa-apa. Tetapi pada rakyat sendiri yang tidak melanggar justru main tembak sampai ada yang terbunuh. "Kalau menghadapi nelayan dan kapal-kapal asing yang memasuki perairan Indonesia malah takut. Tapi dengan nelayan sendiri main tembak. Ini tidak ada bedanya dengan TNI zaman Orba. Harusnya tentara hasil reformasi itu melindungi rakyatnya," tuturnya. Anggota Komisi I dari FPG Yuddy Chrisnandi meminta prajurit yang menembak nelayan ditangkap dan diproses hukum. Selain itu, TNI AL juga harus menanggung biaya yang diderita para korban. "Tangkap dan proses hukum segera prajurit yang melakukan penembakan. Komandan kesatuan harus bertanggung jawab terhadap kerugian yang diderita korban," pintanya. Akibat penembakan yang dilakukan personel TNI AL terhadap nelayan KM Sumber Baru, satu orang dipastikan tewas dan empat orang lainnya mengalami luka-luka. ABK Bantah Buang Kotak ke Laut Sebelum Ditembak Nakhoda Kapal Motor (KM) Sumber Baru membantah pihaknya membuang sejumlah kotak ke laut, saat dikejar KRI Celukan Bawang. Mereka melarikan diri karena menduga kapal patroli TNI Angkatan Laut itu adalah kapal patroli Malaysia. "Kami tidak bisa melihat itu kapal perang Indonesia atau Malaysia, karena gelap. Karena kami pikir itu kapal Malaysia, maka kami berupaya melarikan diri," kata Ilham, 55 tahun, nakhoda KM Sumber Baru kepada wartawan Rabu (26/12), di rumahnya Jl. Yong Panah Hijau, Gg Arridho, Medan Labuhan, Medan. Dalam upaya melarikan diri tersebut, ABK mendengar suara tembakan. Bagian kamar mesin diminta untuk mempercepat laju kapal, sementara yang lain diminta untuk mengecek apakah ada ABK yang tertembak. Setelah diketahui ada yang tertembak, kata Ilham, kapal kemudian diberhentikan. Lampu kapal dinyalakan dan belakangan terlihat ternyata yang menembak kapal perang Indonesia. Namun Ilham yang juga sering dipanggil Ilis, membantah pihaknya membuang tiga buah kotak yang mencurigakan ke laut, saat bertemu KRI Celukan Bawang, seperti yang dikatakan pihak TNI Angkatan Laut. "Kami tidak ada membuang kotak apa-apa ke laut. Tidak ada itu. Saat bertemu kapal perang itu, kami sedang menjaring ikan. Kami memang biasa mencari ikan di situ. Kami tak yakin itu perairan Indonesia atau Malaysia. Makanya begitu ada kapal besar datang, kami lari karena takut itu kapal Malaysia," kata Ilham. (Detikcom/c/v) --
--------------------------------- Ta semester! - sök efter resor hos Yahoo! Shopping. Jämför pris på flygbiljetter och hotellrum: http://shopping.yahoo.se/c-169901-resor-biljetter.html