On 5/6/06, A. H. Thamrin [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 5/3/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED]
wrote:Harga bandwidth domestik juga tidak murah. Contohnya, jalur fiber INDOSAT Jakarta - Surabaya 1Mbps = 17juta rupiah per bulan.
Kirim DVD pakai TIKI lebih murah mas :-), berapa GB tuh.imw
A. H. Thamrin wrote:
On 5/3/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Bagaimana strategi Internet kedua perusahaan? Apa kita bisa berharap
keduanya mau investasi bentang kabel internasional besar-besaran sementara
fokusnya ke bisnis telepon domestik? Atau kita berharap saja kepada
NTT/VERIO
On 5/7/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
Ada pertanyaan, apakah ada privilege khusus untuk NTT/Verio ? maksudsaya apakah NTT/Verio ini diberi hal sebagai ISP atau NAP ? apakahmereka diberi hak oleh pemth untuk narik bandwidth langsung dari Jepang
?Infonya please.beberapa bulan lalu saya
On 5/3/06, Budi Rahardjo [EMAIL PROTECTED] wrote:
On 5/2/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote: Kebutuan bw International besar soalnya server XXX ndak di dalam negeri :-)Tidak sepenuhnya besar.
Kalau di Indonesia, XXX ini dapat dipenuhi kebutuhannya denganmembeli langsung DVD yang isinya
On Fri, May 05, 2006 at 05:00:29PM +0200, Made Wiryana wrote:
On 5/3/06, The_Eye_in_The_Sky [EMAIL PROTECTED] wrote:
Mohon maaf kalo ngomong cabul :P
Tapi sebetulnya penyedia konten pornografi lokal itu banyak, teriring
dengan relatif murahnya pekerja sex lokal dan ketidaktahuan si PSK bahwa
On 5/3/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
masalahnya kenapa mahal sebenarnya karena biaya internasional bandwidthyg kelewat tinggi. bisa sich diakalin pakai 'satelit' seperti katarekan2, tapi untuk persh enterprise besar ini kurangreliable karena
cuaca dan latency. Intinya tetap butuh sea
Lha, ini baru menarik. Konon teoritis kecepatan HSDPAbisa 14 Mbps. Lucunya HSDPA ini digolongkan
3.75G
ya kalau ngomong di roadmap memang begitu pak, tapi kan untuk bisa sampe kesitu ada processnya dan lama dan panjang
(setelah W-CDMA yang 3.5G). Saya baru baca juga adaperusahaan yang
On 5/2/2006 at 6:02 PM Made Wiryana wrote:
On
5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
masalahnya
kenapa mahal sebenarnya karena biaya internasional bandwidthyg kelewat
tinggi. bisa sich diakalin pakai 'satelit' seperti katarekan2, tapi
untuk persh enterprise besar ini
adi wrote:
ndak usah pakai blok-blokan, pilih non-blok saja he..he..
mestinya, penyedia jasa lokal, mulai 'mensubsidi' konten-konten
lokal. dari pada ada gejala isp besar menjadi on-stop-shopping,
kalau kerja sendiri kan repot, mending bantu saja mereka (content
provider) dengan biaya murah
Budi Rahardjo wrote:
Kebutuhan bandwidth besar di Indonesia itu memang ada, seperti
untuk update patch (yang sekarang ukurannya gila-gilaan),
atau untuk download distro :)
Ah iya ini masalah klasik. Saya selalu khawatir kalau menginstall Linux
GPL di desktop punya teman di Indonesia.
Ada yang tahu mirror lokal untuk Ubuntu, Fedora Core dan Centos di
Indonesia yang feasible untuk diakses lewat Telkomet Instant dan Speedy?
http://mirror.cbn.net.id ,
saya kira mirror dari CBN sudah cukup lengkap , dan kalau ada yang
bener2 perlu mirror
lain bisa request kalau demandnya ada.
Erwien Samantha Y wrote:
Ada yang tahu mirror lokal untuk Ubuntu, Fedora Core dan Centos di
Indonesia yang feasible untuk diakses lewat Telkomet Instant dan Speedy?
http://mirror.cbn.net.id ,
saya kira mirror dari CBN sudah cukup lengkap , dan kalau ada yang
bener2 perlu mirror
lain bisa
Estananto wrote:
Konon dengan CDMA maksimal bisa 2,4Mbps. Apa sudah ada
pemda/pemerintah pusat tertarik atau suadh ada
standarnya dan swasta bisa bikin wireless broadband?
pak estananto,
sebenarnya kalau ditrace semua secara dalam, banyak teknologi untuk
mendapatkan konektiviti di level
On 5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
masalahnya kenapa mahal sebenarnya karena biaya internasional bandwidthyg kelewat tinggi. bisa sich diakalin pakai 'satelit' seperti katarekan2, tapi untuk persh enterprise besar ini kurangreliable karena
cuaca dan latency. Intinya tetap butuh sea
Made Wiryana wrote:
On 5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
masalahnya kenapa mahal sebenarnya karena biaya internasional bandwidth
yg kelewat tinggi. bisa sich diakalin pakai 'satelit' seperti kata
rekan2, tapi untuk persh enterprise besar ini kurang reliable karena
cuaca
On 5/2/06, m.c. cptrwn [EMAIL PROTECTED] wrote:
rekan2, tapi untuk persh enterprise besar ini kurangreliable karena cuaca dan latency. Intinya tetap butuh sea cable. Kebutuan bw International besar soalnya server XXX ndak di dalam negeri :-)
IMWnah di blok aja akses ke server XXX nya dari
On Tue, May 02, 2006 at 06:21:18PM +0200, Made Wiryana wrote:
Lha ini yang banyak dicari orang, diblok portnya aja pada tunneling :-)
ndak usah pakai blok-blokan, pilih non-blok saja he..he..
mestinya, penyedia jasa lokal, mulai 'mensubsidi' konten-konten
lokal. dari pada ada gejala isp besar
On 5/2/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
ndak usah pakai blok-blokan, pilih non-blok saja he..he..mestinya, penyedia jasa lokal, mulai 'mensubsidi' konten-kontenlokal. dari pada ada gejala isp besar menjadi on-stop-shopping,kalau kerja sendiri kan repot, mending bantu saja mereka (content
Nyediain
heheh itu teori pak;
kalau make HSDPA baru bisa sampe segitu, itu pun tergantung dengan
banyak nya sektor yang di pakai, karena base effort yaa kalau banyak
yang pake di satu sekto yaa bandwith di share .
WiMAX bisa lebih dari itu ;)
Tapi tergantung kebutuhannya, karena sekarang belum ada device
--- Adjie [EMAIL PROTECTED] schrieb:
heheh itu teori pak;
kalau make HSDPA baru bisa sampe segitu, itu pun
tergantung dengan banyak
nya sektor yang di pakai, karena base effort yaa
kalau banyak yang pake di
satu sekto yaa bandwith di share .
WiMAX bisa lebih dari itu ;)
Tapi
On 5/2/06, Made Wiryana [EMAIL PROTECTED] wrote:
Kebutuan bw International besar soalnya server XXX ndak di dalam negeri :-)
Tidak sepenuhnya besar.
Kalau di Indonesia, XXX ini dapat dipenuhi kebutuhannya dengan
membeli langsung DVD yang isinya XXX.
Sementara di luar negeri susah :)
Jadi
On 5/2/06, adi [EMAIL PROTECTED] wrote:
ndak usah pakai blok-blokan, pilih non-blok saja he..he..
setuju
mestinya, penyedia jasa lokal, mulai 'mensubsidi' konten-konten
lokal.
yang ini benar sekali.
dulu pernah diskusi dengan orang dari taiwan. dia bilang traffic
lokal mereka tinggi
22 matches
Mail list logo