----- Original Message -----
Sent: Tuesday, May 30, 2006 10:43 PM
Subject: [Job-Vacancy] Sorry [OOT] : FW: [milis tarki] Fwd: B 8679
PB - Separah Inikah Mentalitas Pengemudi di Jakarta Tercinta?]
Tukang Becak bawa mobil kebagusan kayak gini
deh jadinya.... SIM aja nembak...
Sapa tau pemilik honda City and Nissan
Xtrailnya mau comment...
Hapal'in No.nya ya... kali aja liat di
jalan...
From: Jeffrey Hamdi
[mailto:[EMAIL PROTECTED] Sent: Monday, May 29, 2006 12:53
PM To: [EMAIL PROTECTED] Subject:
[nissan-terrano] Sudah Separah Inikah Mentalitas Pengemudi di Jakarta
Tercinta?
Teman-teman sekalian,
Saya ingin menceritakan kejadian
yang sangat mengerikan yang terjadi di jalanan di kota metropolitan kita
ini. Kejadian ini tidak terjadi pada saya, namun kejadian ini menimpa orang
lain dan saya menyaksikan sendiri, bagaimana kejamnya hukum rimba di
jalanan di kota Jakarta tercinta ini.
Mohon diingat bahwa dalam
menulis ini karena hati nurani saya terketuk. Sudah separah inikah
mentalitas pengemudi di Jakarta tercinta ini?
Ada dua hal yang ingin
saya capai.
Pertama, adalah untuk menyadarkan sopir/pemilik mobil yang
melakukan tindakan tidak berkemanusiaan ini untuk sadar. Maka dari itu
saya menuliskan secara jelas pelat nomor dan deskripsi mobilnya agar
yang bersangkutan tahu bahwa apa yang dilakukannya jelas
salah.
Kedua, adalah untuk memberitahu rekan-rekan (dan tentunya
juga mengingatkan saya sendiri) bahwa masih banyak orang-orang
yang memberlakukan hukum rimba dalam berkendara. Kita (dan tentunya
saya sendiri) memang harus tenang dan sabar dalam berkendara, agar
tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
Kejadiannya seperti
berikut.
Tanggal 26 Mei 2006 sekitar jam 3:15 sore, saya (mengendarai
Toyota Fortuner) masuk tol kota dari Rawamangun ke arah Cawang. Tujuan
akhir saya adalah Cibubur.
Saat saya berkendara di jalur paling
kanan segera setelah saya masuk tol. Dikaca spion saya lihat Suzuki Karimun
ada dibelakang saya, dan Honda CR-V (generasi kedua CR-V sekitar tahun
2003-2004) berwarna hitam ada dibelakang Karimun.
Terlihat CR-V
tersebut memakai strobe light (lampu yang berkedip cepat, seperti yang
biasa digunakan pada pengawal presiden, polisi, dan lain-lain) yang
diletakkan didalam grille depan, namun masih jelas terlihat cahayanya. Juga
terlihat bahwa CR-V ini mempunyai tiang untuk bendera kecil (seperti yang
biasa kita lihat di mobil menteri atau pengawal presiden) yang terletak
persis ditengah bumper depan.
CR-V ini mengedip-ngedipkan lampu besar,
selain tetap menyalakan strobe light-nya untuk meminta Karimun minggir.
Sebelum sempat Karimun itu minggir, Honda CR-V ini menyalip dari samping
kiri, masuk ke jalur kanan lagi dan rem mendadak. Sepertinya untuk
menghukum/membuat kaget Karimun itu karena tidak memberikan jalan segera
cepat.
Saya melihat kejadian itu melalui spion saya. Terlintas dua
kemungkinan dipikiran saya. Pertama, mobil CR-V ini sedang mengawal
pejabat. Atau kedua, mungkin memang sopir mobil CR-V menyalakan strobe
light hanya ini berlaku sewenang-wenang di jalan.
Saya buru-buru
ambil jalur tengah, memberikan jalan untuk CR-V itu supaya saya tidak
mengalami hal yang sama seperti Karimun dibelakang saya.
Setelah CR-V
melewati saya, baru saya tahu bahwa ternyata CR-V ini tidak sedang mengawal
pejabat. Jadi memang sopirnya berlaku arogan di jalan saja.
Yang
membuat saya heran adalah, pelat nomor mobilnya adalah pelat hitam, dengan
nomor polisi B 8679 PB (saya sampai ingat
pelat nomor mobilnya, karena
sangat sebal dengan tindakan arogan sopirnya terhadap orang lain di jalan).
Saya menjadi bertanya-tanya apakah memang diperbolehkan untuk menggunakan
tiang bendera kecil dan strobe light pada mobil yang berpelat
hitam?
CR-V tersebut melaju dengan sangat kencang, menyalip kanan-kiri
sampai akhirnya hilang dari pandangan.
Beberapa menit berlalu, saya
sekarang sudah semakin dekat ke Cibubur, saya baru saja melewati exit
Pondok Indah.
Beberapa saat kemudian, saya lihat CR-V yang sama ada
berhenti di bahu jalan. Didepannya ada Honda City baru. Honda City tersebut
parkir melintang didepan CR-V tersebut. Kelihatannya sepertinya CR-V
tersebut dipaksa minggir/berhenti oleh City itu.
Saya lihat
pengemudi City sudah turun dari mobil dan berada di sisi sopir CR-V. Sopir
CR-V duduk didalam mobilnya. Saya tidak tahu apa yang mereka lakukan. Kalau
dugaan saya, sopir City mungkin sedang marah-marah kepada sopir CR-V karena
sopir CR-V tersebut mengemudi dengan ugal-ugalan.
Saya tetap melaju
dan sekarang saya sudah mendekati exit Cibubur yang tinggal 1 km lagi. Saya
ambil jalur kiri (jalur paling kiri, bukan bahu jalan).
Dikaca spion
kiri, saya lihat dikejauhan mobil hitam melaju dengan kencang sekali dibahu
jalan. Saya duga mobil itu adalah mobil CR-V yang kabur dikejar City.
Ternyata saya salah, karena ternyata itu adalah mobil Nissan X-Trail hitam
yang sedang dikejar oleh CR-V hitam yang masih dengan strobe light yang
dinyalakan dan lampu besar yang dinyalakan. Dugaan saya, sopir mobil
X-Trail tersebut melakukan suatu hal yang tidak disukai oleh sopir mobil
CR-V sehingga kejar-kejaran terjadi.
Saya melaju sekitar 80-100 km/jam
dijalur paling kiri tersebut (jalanan memang lagi kosong) dan dugaan saya,
mereka (X-Trail dan CR-V) melaju dengan kecepatan sekitar 160 km/jam dibahu
jalan, menyusul saya dari kiri. Saking kencangnya dan dekatnya mereka
menyusul saya (perlu diingat, bahu jalan tidak lebar), mobil Fortuner saya
bisa bergeser ke kanan (seperti terasa disusul oleh bus).
Jelas ini
merupakan pelanggaran lalu lintas yang dilakukan kedua
mobil tersebut.
Saya lihat mereka berdua mengambil exit Cibubur
juga. Saya lihat pada saat sopir X-Trail membayar tol, sopir CR-V
cepat-cepat turun dan menyampiri X-Trail. Sopir CR-V tersebut
menendang-nendangi pintu bagian sopir X-Trail, lalu lompat ke kap mesin
X-Trail. Loncat-loncat sebentar disana, lalu sopir CR-V tersebut lompat
lagi ke atap X-Trail, juga loncat-loncat sedikit disana. Sopir CR-V
tersebut lalu turun, menendang pintu bagian sopir X-Trail.
Setelah
puas menghukum/membalas dendam/merusak mobil orang lain, sopir CR-V
tersebut masuk kembali ke mobil. Sopir X-Trail tidak melakukan apa-apa,
hanya diam dimobil. Saya tidak tahu apakah sopir X-Trail itu takut/kaget
sehingga tidak melakukan perlawanan apa-apa, atau mungkin sopir CR-V itu
memiliki senjata (yang tentunya tidak bisa saya lihat, karena dari posisi
mobil saya yang sedang antri karcis, saya tidak bisa melihat apakah ada
senjata yang diselipkan dicelana atau tidak).
Saya lihat sopir CR-V
ketika berjalan kembali ke mobil CR-Vnya mempunyai tinggi sekitar 165 cm,
memakai kacamata hitam, rambut agak pendek (namun tidak cepak) dan berkulit
sawo matang.
X-Trail lalu menuju kearah Cileungsi, dan CR-V masuk tol
lagi kearah Bogor. Jadi sepertinya CR-V tersebut mengambil exit Cibubur,
hanya untuk merusak/menghakimi X-Trail itu.
Terlepas dari apa salah
X-Trail terhadap CR-V, saya rasa tidak benar untuk merusak properti/mobil
orang lain. Apabila ada perselisihan, lebih baik panggil polisi dan
selesaikan didepan polisi, secara hukum. Negara kita memiliki hukum yang
pasti bukan hukum rimba.
Kalau dari apa yang saya lihat, saya mengambil
pendapat bahwa CR-V tersebut sangatlah arogan dalam berkendara dijalan
raya. Ada dua pesan saya terhadap CR-V hitam B 8679 PB
tersebut.
Bagi yang mengemudikan CR-V tersebut pada kejadian diatas,
mohon lebih sabar dalam berkendara. Tata krama tetap harus dijaga. Tindakan
arogan hanya akan mencelakakan diri sendiri dan orang lain. Seluruh warga
negara memiliki hak yang sama. Bukanlah tindakan terpuji,
dengan bermodalkan strobe light dan tiang bendera didepan lalu
berlaku semena-mena terhadap orang
lain dan lalu merusak properti orang lain.
Jika pemilik mobil CR-V
tersebut bukan yang mengemudikan mobil itu pada saat kejadian tersebut,
mohon kiranya menghukum sopir yang mengemudikan CR-V pada saat kejadian
tersebut. Hukuman perlu untuk membuat efek jera.
Bagi yang mengenal
sopir/pemilik mobil CR-V dengan pelat nomor B 8679 PB tersebut, mohon
diingatkan bahwa berlaku arogan tidak ada positifnya. Buatlah pemilik/sopir
mobil CR-V tersebut malu sehingga tersadar, bahwa apa yang dilakukannya
salah dan bukanlah sesuatu yang hebat. Rasa malu memang perlu kadang-kadang
untuk membuat kita tersadar dan kembali ke jalan yang benar.
Bagi
para pengguna jalan sekalian, memang masih banyak orang yang
tidak berperikemanusiaan, tidak berpendidikan (pendidikan hati
bukan pendidikan formal), arogan dan tidak bersopan santun dijalan. Atas
hal ini, kita memang musti hati-hati dalam berkendara dijalan dan lebih
sabar. Jangan terpancing untuk melakukan sesuatu yang akan kita
sesali.
Mohon kiranya bantuan dari teman-teman sekalian untuk
menyebarluaskan e-mail ini, agar dua tujuan dari tulisan ini (seperti yang
saya sebutkan diawal e-mail ini) dapat tercapai.
Hormat
saya,
Jeffrey
Love cheap thrills? Enjoy PC-to-Phone calls
to 30+ countries for just 2ยข/min with Yahoo! Messenger with Voice.
Sneak preview the all-new
Yahoo.com. It's not radically different. Just radically better.
Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id
SPONSORED LINKS
YAHOO! GROUPS LINKS
|