Beja pikareuwaseun, cenah penyebaran HIV/AIDS di Subang geus ngarambah 28 kacamatan. Kumaha carana keur ngerem hal ieu? Naha di Pantura kudu dipasangan ATM Kondom wae kitu?
Wartosna nyanggakeun: Hampir Seluruh Subang Masuk Wilayah Penularan HIV/AIDS Selasa, 13 Oktober 2009 | 09:35 WIB TEMPO Interaktif, Subang - Persebaran HIV/AIDS di wilayah Kabupaten Subang, Jawa Barat, sudah sangat memprihatinkan. "Dari 30 wilayah kecamatan yang ada, 28 di antaranya sudah masuk wilayah penularan," kata Suwata, Koordinator Penanganan dan Pencegahan HIV/AIDS Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Selasa (13/10). Sedangkan yang masuk dalam kategori wilayah zona merah semuanya berada di wilayah Pantai Utara. "Dari 10 kecamatan, enam di antaranya sudah masuk zona merah," tutur Suwata. Keenam kecamatan tersebut adalah Kecamtan Patokbeusi (paling parah), Binong, Pusakangara, Tambak Dahan, Pamanukan, dan Purwadadi. Suwata mengatakan tingkat populasi persebaran HIV/AIDS di wilayah Pantura tersebut dipicu oleh banyaknya pekerja seks komersial di wilayah "sabuk prostitusi ilegal" di wilayah itu. "42 persen penularannya memang melalui praktek PSK di lokasi prostitusi ilegal yang sudah tak terkontrol itu," kata Suwata. Sesuai survei yang dilakukannya saat ini, katanya, angka populasi penularan berisiko tinggi yang diakibatkan praktek PSK mencapai 2.37 orang, pelanggan atau mucikari sebanyak 23.750 orang, dan pasangan hidup PSK mencapai 12.080 orang. Sementara kasus penderitanya hingga September lalu tercatat sebanyak 326 kasus. Penularan yang juga terbilang subur, yakni yang berasal dari para tenaga kerja di luar negeri, terutama yang berasal dari kawasan Taiwan dan Hongkong. Tapi, sejauh ini belum ada data yang valid soal penularan yang dilakukan oleh para "veteran" TKI itu. Berdasarkan data yang dimiliki Suwata, saat ini juga terdapat penderita yang berasal dari ibu hamil. "Ada lima orang, semuanya berada di Kecamatan Purwadadi," kata Suwata. Agar populasi penularan virus yang belum ada obat penawar jitunya tersebut tidak terus berkembang secara ekstrim, Suwata sudah membuka layanan klinik komprehensif HIV/AIDS. "Sudah kami dirikan empat klinik," kata Suwata. Tiga klinik berada di wilayah yang paling rawan persebarannya, yakni Patokbeusi, Binong dan Pusakanagara, dan satunya lagi di RSUD Ciereng. "Klinik dibuka secara gratis," tutur Suwata. Para penderita bisa berkunjung kapan saja untuk mendapatkan konseling dan solusi menjaga kesehatannya. NANANG SUTISNA