punten teu disundakeun,,

Note: forwarded message attached.
       
---------------------------------
Looking for a deal? Find great prices on flights and hotels with Yahoo! 
FareChase.
--- Begin Message ---

Note: forwarded message attached.
       
---------------------------------
Pinpoint customers who are looking for what you sell. 
--- Begin Message ---

mulyadi amir <[EMAIL PROTECTED]> wrote: To: [EMAIL PROTECTED]
From: "mulyadi amir" <[EMAIL PROTECTED]>
Date: Thu, 30 Aug 2007 16:50:23 +0700
Subject: [IndoCisco] Hati2 ke Malaysia ....TEMBAK SAJA ITU INDON!!!!

                               >> ----- Original Message -----
 >> Sent: Thursday, August 30, 2007 11:03 AM
 >> Subject: Tembak Saja Itu Indon !!!
 >>
 >> Nama saya Budiman Bachtiar Harsa, 37 tahun, WNI asal Banten, karyawan di
 BUMN berkantor di Jakarta.
 >>
 >> Kasus pemukulan wasit Donald Peter di Malaysia, BUKAN kejadian pertama.
 Behubung sdr Donald adalah seorang " Tamu Negara " hingga kasusnya ter-expose
 besar-besaran.
 
 >> Padahal kasus serupa sering menimpa WNI di Malaysia.
 
 >> BUKAN HANYA TKI Atau Pendatang Haram, tapi juga WISATAWAN.
 >>
 >> Tahun 2006, bulan Juni, saya dan keluarga (istri, 2 anak, adik ipar),
 pertama kalinya kami "melancong" ke Kuala Lumpur Malaysia.
  (Kami sudah pernah berwisata ke negara2 lain, sudah biasa dengan berbagai
 aturan imigrasi).
 
 >> Hari pertama dan kedua tour bersama Travel agent ke Genting Highland,
 berjalan lancar, kaluarga bahagia anak-anak gembira.
 >>
 >> Hari ketiga city tour di KL, juga berjalan normal.
 
 >> Malam harinya, kami mengunjungi KLCC yang ternyata sangat dekat dari
 Hotel Nikko, tempat kami menginap.
 >> Usai makan malam, berbelanja sedikit, adik ipar dan anak-anak saya pulang
 ke hotel karena kelelahan,  menumpang shuttle service yang disediakan Nikko
 Hotel.
 
 >> Saya dan istri berniat berjalan-jalan, menikmati udara malam seperti yg
 biasa kami lakukan di Orchrad Singapore, toh kabarnya KL cukup aman.
 
 >> Mengambil jalan memutar, pukul 22.30, di dekat HSC medical, lapangan
 dengan view cukup bagus ke arah Twin Tower.
 >>
 >> Saat berjalan santai, tiba2 sebuah mobil Proton berhenti, 2 pria turun
 mendekati saya dan istri.
 
 >> Mereka tiba-tiba meminta identitas saya dan istri, saya balas bertanya
 apa mau mereka. Mereka bilang "Polis",
 memperlihatkan kartu sekilas, lalu saya jelaskan saya Turis, menginap di
 Nikko hotel.
 
 Mereka memaksa minta passport, yang TIDAK saya bawa. (Masak sih di negeri
 tetangga, sesama melayu, speak the same language, saya dan istri bisa
 berbahasa inggris, negara yg tak butuh visa, kita masih harus bawa passport
 ? ).
 
 Salah satu "polis" ini bicara dengan HT,  entah apa yg mereka katakan
 dengan logat melayunya,  sementara seorang rekannya tetap memaksa saya
 mengeluarkan
 identitas. Perilaku mereka mulai tak sopan dan Istri saya mulai ketakutan.
 
 Saya buka dompet, keluarkan KTP. Sambil melotot, dia tanya : " kerja ape kau
 disini ? " saya melongo... kan turis, wisata.
 
 Ya jalan-jalan aja lah, gitu saya jawab. Pak polis membentak dan mendekatkan
 mukanya ke wajah saya :
 
 >> KAU KERJA APE ? Punya Licence buat kerja ?
 >>
 >> Wah kali dia pikir saya TKI ilegal. Saya coba tetap tenang, saya bilang
 saya bekerja di Jakarta, ke KL untuk wisata.
 
 Tiba-tiba salah satu dari mereka mencoba memegang tas istri, dan bilang:
 "mana kunci Hotel?"...
 
 wah celakanya kunci 2 kamar kami dibawa anak dan ipar saya yg pulang duluan
 ke hotel.
 >>
 >> Saya ajak mereka ke hotel yang tak jauh dari lokasi kami. Namun pak Polis
 malah makin marah, memegangi tangan saya, sambil bilang:
 Indon... dont lie to us.
 
 >> Saya kurung kalian...
 >>
 >> Jelas saya menolak dan mulai marah. Saya ajak mereka ke hotel Nikko, dan
 saya bilang akan tuntut mereka habis2an sambil memegangi tangan saya, tuan
 polis meludah kesamping, dan bilang: kalian semua sama saja...
 >>
 >> Saat itu sebuah mobil polisi lainnya datang, pake logo polisi, seorang
 polisi berseragam mendekat. Di dadanya tertulis nama: Rasheed.
 >>
 >> Saya merapat ke pagar taman sambil memegang istri yang mulai menangis.
 Melawan 3 polis, tak mungkin.
 
 Mereka berbicara bertiga, mirip berunding. Wah, apa polis malaysia juga sama
 aja, perlu mau nyari kesalahan orang ujung2nya merampok ?
 >>
 >> Petugas berseragam lalu mendekati saya, meminta kami untuk tetap tenang.
 Saya bertanya, apa 2 orang preman melayu itu polisi, lalu polisi berseragam
 itu mengiyakan. Rupanya karena saya mempertanyakan dirinya, sang preman
 marah dan mendekati saya, mencengkram leher jaket saya, dan siap memukul,
 namun dicegah polisi berseragam.
 >>
 >> Polisi berseragam mengajak saya kembali ke Hotel untuk membuktikan
 identitas diri. saya langsung setuju,  namun keberatan bila harus menumpang
 mobil polisi.
 
 >> Saya minta untuk tetap berjalan kaki menuju Nikko Hotel, dan mereka boleh
 mengiringi tapi tak boleh menyentuh kami.
 
 Akhirnya kami bersepakat, namun polisi preman yang sempat hampir memukul
 saya sempat berkata:
 
 >> if those indon run, just shoot them... katanya sambil menunjuk istri
 saya. Saya cuma bisa istigfar saat itu,  ini rupanya nasib orang Indonesia
 di negeri tetangga yang sering kita banggakan sebagai "sesama melayu".
 
 Diantar polisi berseragam saya tiba di Nikko Hotel.
 >>
 >> Saya minta resepsionis mencocokan identitas kami, dan saya menelpon adik
 ipar untuk membawakan kunci. Pihak Nikko melarang adik saya, dan mengatakan
 kepada sang Polis, bahwa saya adalah tamu hotel mereka, WNI yang menyewa
 suites family, datang ke Malaysia engan Business class pada Flight Malayasia
 Airlines.
 
 >> Pak Polis preman mendadak ramah, mencoba menjelaskan bahwa di Malaysia
 mereka harus selalu waspada.
 
 >> Saya tak mau bicara apapun dan mengatakan bahwa saya sangat tersinggung,
 dan akan mengadukan kasus ini, dan  "membatalkan rencana bisnis dengan
 sejumlah rekan di malaysia" (padahal saya tak punya rekan bisnis di negeri
 sial ini).
 >>
 >> Polisi berseragam berusaha tersenyum semanis mungkin, berusaha keras
 untuk akrab dan ramah, petugas Nikko Hotel kelimpungan dan berusaha membuat
 kami tersenyum.
 
 >> Setelah istri saya mulai tenang, saya mengambil HP  P9901 saya dan
 merekam wajah kedua polisi ini.
 >> Keduanya berusaha menutupi wajah, meminta saya untuk tidak merekam wajah
 mereka.
 
 >> Istri saya minta kita mengakhiri konflik ini, dan sayapun lelah. Kami
 tinggalkan melayu-melayu keparat  ini, tanpa berjabat tangan.
 >>
 >> Sepanjang malam saya sangat gusar, dan esoknya kami membatalkan tur ke
 Johor baru, mengontak travel agent agar mencari seat ke Singapore.
 
 Siang usai makan siang, saya tinggalkan Malaysia dengan perasaan dongkol,
 dan melanjutkan liburan di Singapore.
 >>
 >> Mungkin saya sial? ya. Mungkin saya hanya 1 dari 1000 WNI yang apes di
 Malaysia? bisa.
 
 Tapi saya catat bahwa bila saya pernah dihina, diancam, bahkan hampir dipukuli,
 bukan tak mungkin masih ada orang lain mengalami hal yg sama.
 >>
 >> Jadi, kalau hendak berlibur di Malaysia, sebaiknya pikir masak2.
 Jangankan turis, Rombongan atlet saja bisa dihajar polisi Malaysia.
 
 >> Bayangkan bila perlakuan seperti ini dilakukan dihadapan anak kita. Tentu
 anak akan trauma, sekaligus  sedih.
 >>
 >> Hati-hati pada PROMOSI WISATA MALAYSIA. Di Malaysia, WNI diperlakukan
 seperti Kriminal.
 
 *Wassalam*
 
 *Distributed by*
 *Echost*
 *Personal Email
  *
 
 .
 
 [Non-text portions of this message have been removed]
 
 
     
                               


Dema Permana
.... feel free
       
---------------------------------
Yahoo! oneSearch: Finally,  mobile search that gives answers, not web links. 

--- End Message ---

--- End Message ---

Kirim email ke