--- aWan JOGJA <[EMAIL PROTECTED]> wrote:

> To: kisunda@yahoogroups.com
> From: aWan JOGJA <[EMAIL PROTECTED]>
> Date: Sun, 28 May 2006 19:16:01 -0700 (PDT)
> Subject: [kisunda] GEMPA JOGJA
>
> Assalamu alaikum ka sadayana wargi kisunda  
>   nepangkeun abdi AWAN ( Taufik Ridwan ) Alumni UIN
> JOGJA kawit ti Sukabumi (jalan Tipar Gede) anu pas
> kajantenan GEMPA masih di Jogja. aduh.. hapunten
> ngangge bahasa indonesia wae nya salajengna (
> kumargi tos 8taun di Jogja janten bahasana teu
> sapertos orang sunda kaumuman deui)
>   
>     nama Saya Awan (Taufik Ridwan S,Th.I ) Alumni
> UIN SUKA JOGJA tinggal di daerah gowok ( daerah
> perbatasan Sleman, kota Jogja dan BANTUL )
>
>     miliser, saya kirim email ini dalam keadaan gak
> menentu ( menangis, sedih , bingung, masih di hantui
> ketakutan karena hampir setiap 2 jam terjadi gempa
> susulan)
>   saya merasakan sendiri bagaimana dahsyatnya gempa,
> bumi seperti di goncang-goncangkan, berhamburan
> orang2 keluar dari rumah masing dengan rasa terkejut
> dan ketakutan yang amat dalam sambil bertanya tanya,
> APA YANG TERJADI???
>   GUNUNG MELETUS KAH? TSUNAMI KAH
> karena dua hal itu yang pertama kali terdetik.
>   saya menambahkan info saja dari laporan solopos.
> keadaan yang tidak menentu itu yang membuat orang2
> tidak tau apa yang selanjutnya harus dilakukan,
>   LISTRIK MATI TOTAL, KOTA JOGJA LUMPUH TOTAL, 
>   ketakutan semakin menjadi ketika Isyu Tsunami
> terjadi,  bersamaan di Langit utara Jogja mengepul
> awan yang membumbung tinggi,
>   LENGKAP SUDAH KETAKUTAN KITA ( PASRAH )
>   Berlari ke UTARA TAKUT LETUSAN MERAPI, sedangkan
> jika ke arah SELATAN (LAUT ) TSUNAMI MENGANCAM.
>   Ya.... ALLAH kenapa ini bisa terjadi.??
>    MENANGIS!! Menjerit2 , mengucapkan nama TUHAN,
>   
>   MOHON DI DORONG DOA DARI SEGENAP BANGSA INDONESIA
>   HANYA SEMANGAT YANG KAMI PUNYA SAAT INI.
>   SEMAGAT BERTAHAN HIDUP, YANG SELAMAT MEMBANTU
> MENYALAMATKAN
>   
>   bagi miliser, yang ingin menyumbang VIA SMS (
> sumber info dari SCTV) dapat menyumbang via sms
> dengan mengetik YOGYA kirim ke 2000 ( tarif per SMS
> = 2000 ) mohon di konfirmasikan lagi
>
>   
>   ieu laporan ti salahsawios wartawan solopos
>   Sabtu pagi belum genap hadir ketika kalender
> menunjuk angka 28 Mei 2006, manakala lantai
> bergerak, berderak dan berantakan. Seketika itu juga
> dinding dan atap rumah runtuh berdebam.
>   Mereka yang ada di bawahnya hanya sebentar
> teringat di mana saudara dan kerabat berada. Sebab
> yang terasa hangat kemudian adalah aliran darah
> merah dari kepala-kepala yang menganga.
>   Ketika kesadaran belum pulih untuk mengingat,
> mereka hanya bisa mendengar suara memekakkan telinga
> dari lolong teriakan kengerian. Jerit mengaduh
> bertalu-talu. Dari tubuh-tubuh yang perih; dari
> tulang kaki yang patah; dari bahu yang terobek; dari
> pinggul yang ngilu; dari kening yang retak, dan dari
> hidung yang tersedak butiran kasar debu reruntuhan.
>   Dinding dan atap rumah semua telah terhempas,
> lumat menyatu dengan bumi....
>   Pleret, Jetis, Imogiri, Bantul, Jogja, Sleman,
> Wedi, Gantiwarno dan Prambanan.... Dalam sekejap
> berubah warna. Hitam duka dan merah nestapa. Gempa
> bumi itu menyergap tiba-tiba. Menebar seonggok
> malapetaka, bahkan tanpa sapa.
>   Matahari mulai beranjak naik ketika mereka terus
> berkubang dalam kebingungan.
>   ***
>   Sabtu siang 28 Mei 2006 masih berlanjut dengan
> kepanikan. Para korban bertanya-tanya tanpa
> kepastian, ketika sirine ambulan meraung-raung,
> berlalu lalang membawa tubuh-tubuh berlumur darah.
> Di berbagai pelosok lokasi musibah yang tiada
> tersentuh pertolongan, tubuh-tubuh berlumur keringat
> mulai menyibak reruntuhan.
>   Maka yang terjadi kemudian adalah satu jenazah
> diangkat, dua jenazah menyusul; tiga diangkat,
> sepuluh menyusul; dua puluh diangkat, dua ratusan
> menyusul; lima ratusan diangkat, ribuan menyusul...
> oh mengerikan. Kalau ini ibarat buah peperangan,
> maka yang terjadi kemudian adalah gambaran yang
> disampaikan Iwan Fals: "...mayat-mayat
> bergelimpangan... tak terkubur dengan layak...."
>   Ya, bagaimana mungkin jenazah-jenazah itu bisa
> terkubur dengan layak, terawat satu-satu, ketika
> para pengubur sendiri terus bertanya-tanya tentang
> kelanjutan nasib mereka hari itu, esok hari, dan
> hari-hari mendatang yang masih membentang.
>   ***
>   Pertanyaan tentang hari esok, itulah yang sempat
> saya rekam ketika mulai Sabtu sore pada hari
> datangnya gempa bumi itu, saya menyusuri sejumlah
> lokasi bencana. Para korban tidak lagi
> bertanya-tanya tentang apa dan mengapa bencana itu
> terjadi. Mereka sudah pasrah. Apapun yang telah
> terjadi, rela atau tidak rela, mereka harus
> menerimanya apa adanya.
>   Tetapi kepastian tentang hari-hari mendatang,
> itulah yang mereka pertanyakan. Tidak perlu jauh
> berandai-andai tentang pekan dan bulan mendatang,
> bahkan tentang hari yang sedang mereka jalani, juga
> tiada ketentuan.
>   Mulai dari desa-desa di wilayah Klaten yang
> diterpa bencana sampai di pelosok Imogiri dekat
> kawasan Makam Raja-Raja Mataram, saya lihat mereka
> tidak kuasa melakukan apapun. Berkumpul dan makan
> makanan seadanya, itulah yang hanya bisa mereka
> perbuat. Pada saat yang sama, mereka terus
> mewaspadai datangnya gempa bumi susulan.
>   Bagi korban yang rumahnya rata dengan tanah, tiada
> pilihan lain untuk mengungsi di tempat-tempat
> lapang. Bagi yang rumahnya masih terlihat berdiri,
> juga tidak banyak beda. Tiada lagi keberanian untuk
> memasukinya, ketika mereka tahu bahwa rumah bisa
> roboh sewaktu-waktu.
>   Ketika malam beranjak datang di Yogyakarta
> misalnya, para korban mulai menambah gelaran tikar.
> Ketika mendung mulai menggantung, tenda-tenda dari
> bahan apa saja yang ada, mulai dibentangkan. Tetapi
> jumlahnya tak mencukupi. Maka, ketika hujan turun
> dengan derasnya, banyak di antara mereka yang
> berbasah kuyup, tak bisa memejamkan mata, kedinginan
> menanti datangnya pagi hari.
>   Saya yang nunut di bawah tenda satu keluarga
> korban bencana, pun tak sempat jenak memejamkan
> mata. Kuyup air mendatangkan dingin yang menusuk
> tulang. Pada saat yang sama perut melilit kelaparan.
> Dan yang bisa saya santap malam itu hanyalah nasi
> putih berlaukkan cumi asin kering.
>   Namun ketika Minggu pagi saya mulai memasuki
> kawasan Pleret, Imogiri, Bantul dan menyusur ke
> timur sampai ke wilayah Wedi di Klaten, yang telah
> porak poranda, maka derita nyata para korban
> bencanalah yang saya temui. Banyak di antara mereka
> yang belum tersentuh bantuan sama sekali.
>   Di sebuah klinik kesehatan di wilayah Kecamatan
> Jetis, Kabupaten Bantul, misalnya, banyak tergolek
> pasien di gelaran tikar seadanya. Persediaan obat
> habis, demikian pula bahan pangan. Keluh menyayat
> terdengar dari para korban luka, sementara peluh
> menetes dari kening para perawat yang mengaku
> kelelahan tiada terkira.
>   Maka bukan pada tempatnya kalau saya berpanjang
> kata dan berorasi di kolom ini kecuali meneruskan
> permohonan mereka bahwa mereka benar-benar
> membutuhkan bantuan. Benarlah apa yang ditulis dan
> disiarkan media massa, bahwa korban bencana gempa
> bumi menunggu uluran tangan kita. Sangat-sangat
> segera....(Duto Sri Cahyono/SOLOPOS)
>   
>   
>   salam
>   Awan Taufik Ridwan
>   Wargi Sunda nu aya di JOGJAKARTA
>   mantan kabid Seni Budaya dan Humas KPM
> "Suryakancana"
>   keluarga pelajar dan mahasiswa Sukabumi di
> Jogjakarta
>   Asrama Kujang Jawa Barat - Jogjakarta
>   
>   let's chatt with me
>   y!m : awan_art
>   msn : awan.art
>   gtalk : awan.art
>   mIRC : aWan^aRt
>   Friendster : awan_art at yahoo dot com
>   mobile : 0856 2575 333
>
>            
> ---------------------------------
> Talk is cheap. Use Yahoo! Messenger to make
> PC-to-Phone calls.  Great rates starting at
> 1&cent;/min.
>
> [Non-text portions of this message have been
> removed]
>
>
>
>
>


=====
Situs: http://www.urang-sunda.or.id/
[Pupuh17, Wawacan, Roesdi Misnem, Al-Quran, Koropak]

__________________________________________________
Do You Yahoo!?
Tired of spam?  Yahoo! Mail has the best spam protection around
http://mail.yahoo.com


Komunitas Urang Sunda --> http://www.Urang-Sunda.or.id




SPONSORED LINKS
Corporate culture Business culture of china Organizational culture
Organizational culture change Organizational culture assessment Jewish culture


YAHOO! GROUPS LINKS




Kirim email ke